Ini Usul Pebisnis, untuk Dongkrak Performance Pelabuhan Jambi

  • Share
M. Ihsan Syafitri.

LOGISTIKNEWS.ID – Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Provinsi Jambi, M. Ihsan Syafitri mengungkapkan aktivitas ekspor impor di pelabuhan Jambi saat ini terus alami penurunan.

Ketatnya persaingan tarif angkut (freight) kapal pengangkut kargo/peti kemas dari dan ke Jambi yang lebih mahal ketimbang melalui pelabuhan Panjang Lampung maupun Tanjung Priok Jakarta, menjadi salah satu faktor merosotnya ekspor impor melalui pelabuhan Jambi.

“Pelabuhan Jambi kalah bersaing dengan pelabuhan Panjang dan Tanjung Priok Jakarta lantaran freight-nya lebih murah,” ujarnya kepada Logistiknews.id, pada Jumat (15/11/2024).

Dia mengusulkan, guna mendongkrak performance pelabuhan Jambi, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), juga perlu menerapkan tarif layanan yang lebih kompetitif agar bisa lebih bersaing dengan para pengelola terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) yang banyak tersebar di sepanjang sungai Batanghari.

Namun, ujar Ihsan, untuk layanan kontainer di terminal peti kemas (TPK) pelabuhan Jambi, saat ini sudah cukup baik.

Adapun komoditi dominan di Provinsi Jambi antara lain, batu bara, cangkang sawit dan CPO. Sementara untuk layanan kontainer di pelabuhan Jambi, imbuhya, sekarang ini sudah cukup baik.

Berdasarkan catatan redaksi, pada awal Juli 2024, di IPC Terminal Petikemas/IPC TPK Area Jambi telah dimulai layanan kapal feeder  rute langsung Jambi – Jakarta.

Dengan service itu, komoditas asal Jambi dapat di ekspor melalui transhipment di Jakarta dengan kapal feeder, sehingga tidak perlu lagi transhipment di Singapura sebelum ke negara tujuan.

Hadirnya layanan ini membuka peluang bagi pelaku usaha dalam memasarkan produk ke berbagai negara tujuan demi mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi.

Berdasatkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor asal Provinsi Jambi pada bulan September 2024 turun sebesar 0,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu dari US$ 189,51 juta pada bulan Agustus 2024 menjadi US$ 188,01 juta pada bulan September 2024.

Begitupun dengan nilai impor pada bulan September 2024 turun sebesar 1,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari US$ 4,51 juta pada bulan Agustus 2024 menjadi US$ 4,44 juta pada bulan September 2024.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *