LOGISTIKNEWS.ID- Ketua Organisasi Angkutan Darat (Oganda) Khusus Tanjung Perak, Surabaya-Jawa Timur, Kody Lamahayu menegaskan, menolak pembatasan operasional truk barang dan logistik dari dan ke pelabuhan selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
“Apalagi terhadap angkutan ekspor impor dan kebutuhan sembilan bahan pokok atau sembako. Ini tidak boleh dilakukan pembatasan operasional. Kalau angkutan seperti ini dibatasi, sekalian saja pelabuhannya yang ditutup saja biar tidak ada demurage (biaya tambahan) atau keterlambatan biaya layanan kargo,” ujar Kody, saat ditemui Logistiknews.id, di Surabaya pada Rabu (4/12/2024).
Menurutnya, saat Nataru tidak perlu ada libur. kalaupun hanya satu malam saja yakni dimalam tahun baru, dan kegiatan ekonomi termasuk trucking logistik bisa tetap beroperasi.
Selama ini, imbuhnya, meskipun ada surat keputusan bersama (SKB) tentang pembatasan operasional truk saat Nataru, namun hal itu tidak efektif karena pada implementasinya truk logistik tetap harus beroperasi menghandle order customer yang sudah kontrak sebelumnya.
“Apalagi di Tanjung Perak saat ini sampai akhir tahun sedang banyak kapal yang mengangkut sembako. Setidaknya ada 17 kapal Sembako (beras) yang siap sandar. Per hari ini baru sandar dan dilayani bongkar muatnya sebanyak 2 kapal. Karena itu Organda Tanjung Perak, sangat keberatan ada pembatasan operasional truk, apalagi kalau diliburkan saat Nataru,” ucapnya.
Kody mengatakan, saat ini Organda Khusus Tanjung Perak menaungi 280 pengusaha truk dengan jumlah armada 8000 unit jenis truk trailer, dump truk dan tronton yang beroperasi di Surabaya, Gresik, Lamongan Jawa Timur danĀ sebagian wilayah Jawa Tengah (Jateng).
“Di pelabuhan Tanjung Perak saja perharinya ada 6.500 truk yang keluar masuk melayani pelabuhan itu,” ujarnya.
Kendati begitu, Kody mengakui, dari total armada truk anggota Organda Khusus Tanjung Perak itu, sebanyak 25%-nya armada masih mengoperasikan unit armada truk berusia diatas 10 tahun.[am]