LOGISTIKNEWS.ID- Puluhan armada jenis dump truk berjejer rapih menunggu giliran pemuatan pasir menggunakan alat excavator dari kapal Tongkang asal Palu Sulawesi Tengah yang sandar di fasilitas floating barges multipurpose pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT), di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) pada Kamis malam (19/12/2024).
Saat Logistiknews.id tiba dilokasi itu, langit-pun nampak sudah gelap lantaran hujan dengan intensitas sedang, baru saja mengguyur kawasan pelabuhan KKT maupun wilayah Balikpapan dan sekitarnya. Namun, pantulan cahaya lampu armada truk yang hilir mudik justru merefleksikan geliat kegiatan di fasilitas multipurpose yang dikelola operasikan Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) di kawasan pelabuhan itu.
Fasilitas floating barges multipurpose di pelabuhan KKT memiliki panjang sekitar 24 meter lebih, sehingga dilokasi fasilitas tersebut hanya bisa untuk melayani kapal Tongkang.
Fasilitas multipurpose di pelabuhan KKT sebenarnya menyimpan potensi market cukup menjanjikan jika fasilitas pelayanan bongkar muat dapat ditingkatkan lebih baik lagi dari yang eksisting saat ini.
Hal itu mengingat, fasiltas floating barges tersebut bisa cukup diandalkan dalam mensupport aktivitas logistik dan arus barang (non kontainer) kebutuhan proyek strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) lantaran jarak tempuh dari pelabuhan KKT ke kawasan IKN tidak terlalu jauh dan sudah terkoneksi dengan akses jalan Tol langsung.
Bahkan dimasa lalu, floating barges itu juga dikabarkan pernah melayani sejumlah kapal tongkang komoditi batu bara dengan retata waktu pelayanan bongkar muat 2-3 hari per Tongkang.
General Manager Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 Balikpapan, Suhadi Hamid menjelaskan, saat ini Pelindo group perlu mengoptimalkan kapasitas lahan di pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT), lantaran dari sekitar 72,5 Ha lahan eksisting yang tersedia baru dimaksimalkan sekitar 13,5 Ha.
Suhadi mengungkapkan, peruntukkan fasilitas KKT awalnya adalah untuk pelayanan peti kemas, namun seiring dengan transformasi yang dilakukan Pelindo group beberapa tahun lalu dan untuk akselerasi supporting proyek IKN, saat ini ada diskresi untuk melakukan layanan multipurpose sejak IKN.
“Di floating barges multipurpose KKT saat ini bisa menghandle tongkang hingga berukuran 300 feet atau sekitar 800 ton. Bahkan bisa layani hingga maksimal 4 tongkang perbulan,” ujar Suhadi, saat ditemui Logistiknews.id, pada Jumat (20/12/2024).
Floating barges multipurpose pelabuhan KKT bisa melayani 2 tongkang sekaligus jika dalam posisi masuk ramp door depan.
Namun, ungkapnya, untuk mengoptimalkan pengembangan fasilitas floating barges tersebut, perlu sinergi lebih lanjut oleh manajemen Pelindo group dan Pemprov setempat terkait pemanfaatan lahan dilokasi itu.
“RIP (rencana induk pelabuhan) KKT , kini selain petikemas juga multipurpose,” ucap Suhadi.
Aktivitas Pelabuhan Semayang
Sementara itu, Branch Manager SPMT cabang Balikpapan, Wahyuddin mengemukakan, produktivitas layanan multipurpose, termasuk untuk aktivitas kapal roll on-roll off (Ro-Ro), kargo, general cargo dan kapal penumpang maupun car carier oleh SPMT Balikpapan, mengalami pertumbuhan.
Dia mengatakan, di dermaga pelabuhan Semayang Balikpapan Kaltim sepanjang 488 meter, kini bisa disandari 3 kapal ro-ro dan penumpang sekaligus.
Adapun muatan yang umumnya diangkut kapal-kapal roro itu antara lain; sembako, maupun material untuk pembangunan infrastruktur. “Namun yang paling dominan adalah sembako dan barang konsumsi untuk kebutuhan wilayah Balikpapan,” ucapnya.
Sedangkan untuk layanan di floating barges multipurpose KKT, saat ini masih dilakukan kolaborasi dengan manajemen pelabuhan KKT, dengan menghandle kargo material alam, pasir dan batu pecah.
Bahkan, ujar Wahyuddin, pada tahun 2024 ini juga di Pelabuhan Semayang, pernah melayani bongkar kargo jenis Kereta tanpa rel, dan taksi udara yang menggunakan batere yang diangkut menggunakan kapal kargo, serta 100 unit armada dump truk untuk kebutuhan proyek IKN.
Semenjak berjalannya pembangunan IKN, Pelabuhan Semayang juga menjadi pelabuhan terdekat untuk melayani angkutan penumpang melalui kapal Penumpang maupun ro-ro.
Arus penumpang di Pelabuhan Semayang kini melonjak seiring dengan mobilisasi para pekerja untuk pembangunan infrastruktur di kawasan IKN yang semakin masif.
Adapun rute angkutan ror-ro penumpang pelabuhan Semayang yang eksisting saat ini, yakni dari Surabaya-Balikpapan, Balikpapan-Pare-Pare. Sedangkan kapal Pelni yang angkut penumpang dari Pantoloan, Nunukan, Pare-Pare dan Tarakan.
Berdasarkan data SPMT cabang Balikpapan Kaltim, arus kunjungan kapal penumpang di pelabuhan Semayang sampai dengan Oktober 2024 mencapai 177 call atau setara 2.161.179 gross tonage (GT) dengan jumlah penumpang 115.597 orang.
Sedangkan untuk kapal ro-ro penumpang mencapai 594 unit atau setara 9.208.915 GT dengan jumlah penumpangnya 98.646 orang, serta kendaraan dan alat berat sebanyak 124.057 unit.
Adapun untuk layanan pure care carier (PCC) selama periode itu mencapai 116 call (1.712.733 GT) yang mengangkut kendaraan dan alat berat sebanyak 57.463 unit.
Trend Tumbuh
Jika merujuk data tersebut, trend pelayanan kapal penumpang tumbuh 4%-5% selama 10 bulan pertama tahun 2024 di pelabuhan Semayang jika dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan untuk layanan kapal ro-ro penumpang tumbuh rata-rata 29% dan angkutan untuk kendaraan serta alat berat tumbuh 35% selama periode tersebut. Adapun PCC untuk kendaraan dan alat berat tumbuh 18%.
Photo: Aktivitas di Pelabuhan Semayang Balikpapan Kaltim (photo:Akhmad Mabrori)
Dihubungi terpisah, Dirut SPMT, Ary Henryanto mengatakan, SPMT akan terus mendukung program pemerintah dalam progres pembangunan IKN.
Untuk itu, SPMT akan fokus memberikan pelayanan terhadap kegiatan bongkar muat ro-ro maupun penumpang di pelabuhan Semayang, serta optimalisasi layanan bongkar muat kargo non kontainer (multipurpose) pada fasilitas floating barges multipurpose di pelabuhan KKT untuk mendukung pembangunan IKN.
“Kami akan terus mendukung program pemerintah dalam menopang kelancaran arus barang dan logistik terkait pembangunan IKN,” tegas Dirut SPMT.
Harapan Pelaku Usaha
Sementara itu, pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Kalimantan Timur, mengungkapkan, aktivitas logistik dan kargo pada pelabuhan-pelabuhan yang terletak di wilayah Balikpapan selama ini volumenya belum bisa menyamai pelabuhan yang ada wilayah Samarinda.
Menurut Ketua ALFI Kaltim, Mohamad Gobel, sekarang ini beberapa fasilitas pelabuhan di Balikpapan seperti di pelabuhan KKT dan pelabuhan Semayang lebih sibuk dari biasanya karena adanya proyek pembangunan IKN yang masih terus berlanjut dan letak pelabuhan lebih dekat dengan ibukota nusantara.
Meskipun disisi lain, imbuhnya, areal industri pendukungnya atau hinterland lebih banyak berada di wilayah Balikpapan.
“Namun kalau di prosentase perbandingan volumenya kargo logistik yang melalui Samarinda bisa mencapai 60%-65% dan yang melalui Balikpapan hanya sekitar 35% hingga 40%,” ungkap Gobel, kepada Logistiknews.id di Kaltim pada Jumat (20/12/2024).
Kendati begitu, Gobel menyatakan pengembangan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang berada di Balikpapan maupun Samarinda sudah selayaknya terus diperbaiki dan dikembangkan mengingat pergerakan potensi kargo dan logistik yang berasal dari sumber kekayaan alam di Kaltim masih cukup besar.
Dia mengatakan, potensi kekayaan alam di Provinsi Kalimantan Timur, selama ini berasal dari hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan.
“Bahkan, sektor pertambangan, mampu menyumbang lebih dari 40 persen perekonomian di Kalimantan Timur dengan komoditas utama minyak dan gas,” ucap Gobel.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, menyebutkan bahwa perekonomian Triwulan III-2024 wilayah tersebut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp213,47 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp143,17 triliun.
Adapun ekonomi Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2024 terhadap Triwulan III-2023 tumbuh sebesar 5,52 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,74 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,22 persen.
BPS juga mencatat, ekonomi Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2024 terhadap Triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 1,29 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,59 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 2,40 persen.
Secara kumulatif, ekonomi Kalimantan Timur selama periode Triwulan I-2024 s/d Triwulan III-2024 terhadap kumulatif Triwulan I-2023 s/d Triwulan III-2023 tumbuh sebesar 6,19 persen.
Pertumbuhan ekonomi di Kaltim itu sekaligus menorehkan Provinsi Kalimantan Timur sebagai penyumbang kontribusi tertinggi pada pembentukan nilai tambah regional wilayah Kalimantan yakni sebesar 47,03 persen. [am]