IMF Prediksi Perekonomian Global 2025, Bagaimana dengan RI

  • Share
Kapal vessel milik CMA CGM Columbus JAX (JAX) saat sandar di Jakarta International Container Terminal (JICT) pada Senin (31/10/2022).

LOGISTIKNEWS.ID- International Monetary Fund (IMF) menyebutkan perekonomian global akan tumbuh di level 3,2% pada tahun 2025. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 ini.

Adapun bagi negara-negara maju, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diproyeksikan berada pada level 1,8% serta bagi negara-negara emerging market dan developing economies diproyeksikan pada tahun 2025 berada pada level 4,2%. Lebih jauh, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi IMF akan berada pada level 5,1% pada tahun 2025.

Lewat unggahan resmi akun Instagram @the_imf pada Minggu (29/12/2024), IMF menyebut Indonesia berhasil melakukan transformasi ekonomi dengan luar biasa di dua dekade terakhir. Lebih lanjut, IMF juga menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) empat kali lipat dan menurunkan tingkat kemiskinan sepuluh kali lipat selama dua dekade terakhir.

“Hal ini mengafirmasi keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan fundamental ekonomi untuk tetap kokoh dan sekaligus memberikan sinyal bagi dunia untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan yang baik bagi investasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi unggahan IMF tersebut, dikutip Senin (30/12/2024).

Dibentuk pada bulan Juli tahun 1944 pada Konferensi Bretton Woods, IMF berupaya untuk mencapai pertumbuhan dan kemakmuran berkelanjutan bagi seluruh 191 negara anggotanya. Organisasi ini mendukung kebijakan ekonomi yang mendorong stabilitas keuangan dan kerja sama moneter, yang penting untuk meningkatkan produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan ekonomi.

Dalam akun Instagram tersebut, IMF menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas di Asia Tenggara dengan 270 juta orang penduduk, membentang 3.300 mil dari barat ke timur yang memiliki jarak sama dari London ke Kabul, telah meningkatkan GDP-nya empat kali lipat menjadi US$1,4 triliun.

Selanjutnya IMF juga menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan pendapatan kurang dari US$2,15 per hari telah menurun sepuluh kali lipat menjadi kurang dari 2%.

Disampaikan juga bahwa kota Jakarta mencatat pendapatan yang nyaris setara dengan beberapa negara Eropa seperti Polandia dan Portugal.

Usaha Logistik

Sebelumnya, Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jakarta, Adil Karim mengatakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang ditargetkan tumbuh 7-8% per tahun, perlu dukungan sistem logistik nasional yang efektif, efisien dan produktif.

“Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja logistik nasional diperlukan digitalisasi secara komprehensif,” ucap Adil.

Adil mengatakan, Daerah Khusus Jakarta (DKJ) sebagai ibukota negara maupun tidak, Jakarta sampai saat ini masih sebagai pintu gerbang perekonomian Indonesia, karena kegiatan perekonomian nasional kita masih berada di kawasan Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek).

Khusus Jakarta, PDRB kontribusinya mencapai 16,54% terhadap PDB nasional.  Bila digabungkan dengan daerah sekitar (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) kontribusi PDRB kawasan ini mencapai sekitar 23,8% terhadap PDB nasional.

Maka dari itu, agar tetap eksis dan kompetitif, maka pelaku usaha jasa logistik juga perlu membangun ekosistem sistem logistik yang berbasis digital, sehingga perusahaan logistik di DKI Jakarta dapat mendukung industri untuk berkompetisi di pasar global serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi.

Adil menambahkan, supaya biaya logistik di Jakarta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta mendukung investasi, industri dan perdagangan, maka kita perlu berkolaborasi unttuk melakukan enam prioritas yakni; Membangun ekosistem logistik di Daerah Khusus Jakarta (DKJ) berbasis digital; Meningkatkan efisiensi dan efektifitas Infrastruktur (Pelabuhan, Jalan, Bandar Udara) agar lalu lintas dokumen, armada dan barang lebih lancar.

Kemudian, memperbaiki sistem teknologi informasi dan komunikasi elektronik yang terintegrasi dengan seluruh pemangku kepentingan; Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Terampil dengan standar kompetensi nasional maupun internasional; Meningkatkan kompetensi penyedia Jasa Logistik, dan Mendorong dapat diterapkannya manajemen rantai pasok.[syf]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *