LOGISTIKNEWS.ID- Pegiat bisnis e-commerce yang juga anggota dewan pakar Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Hadi Kuncoro mengungkapkan, bakal terjadi pergeseran karaktetistik model penjualan atau bisnis tersebut pada tahun ini.
“Pada 2025, market place diprediksiĀ akan lebih mengarah ke e-commerce konten bahkan ke omni channel maupun social commerce,” ujar Hadi saat berbicara pada Outlook Rantai Pasok dan Logistik Indonesia 2025, yang dilaksanakan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), di Jakarta pada Kamis (23/1/2025).
Menurutnya, social commerce justru akan lebih banyak menciptakan para enterpreneur, sehingga para pebisnis baru tersebut akan tersebar di semua wilayah Indonesia dan tidak hanya tersentralisasi di kota-kota besar saja.
“Berdasarkan prediksi pergeseran karaktetistik bisnis tersebut, kita semua mesti siap dengan peluang dan tantangannya,” ujar Kuncoro.
Dia menegaskan, bahwa peran jasa logistik sangatlah krusial lantara bertanggung jawab atas penyimpanan, pengemasan, dan pengiriman termasuk untuk pengiriman kategori produk halal dari produsen ke konsumen.
Keterlibatan jasa logistik dalam rantai pasok ini menjadikannya bagian tak terpisahkan dalam menjaga kehalalan produk juga harus dibantu dengan IT infrastruktur yang baik, guna memantau keamanan dan kehalalan makanan sampai ke konsumen akhir.
Potensi Wilayah Baru
Kuncoro memaparkan, kawasan timur Indonesia (KTI) menjadi fokus pertumbuhan logistik di masa depan dan tentunya wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pembangunan infrastruktur di wilayah ini, imbuhnya, termasuk pelabuhan baru dan jalur transportasi darat, membuka peluang besar untuk meningkatkan distribusi barang ke wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Wilayah seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua kini menjadi target investasi logistik, terutama untuk mendukung distribusi kebutuhan pokok, produk pertanian, dan hasil tambang.
Kuncoro mengatakan, khusus untuk IKN, pembangun infrastruktur dan sarana penunjang Ibu Kota Nusantara memiliki peluang besar untuk sektor rantai pasok dan logistik.
“Peluang ini didorong oleh kebutuhan pengangkutan bahan-bahan infrastruktur untuk pembangunan IKN dan sarana penunjangnya,” jelas Kuncoro.
Berdasarkan prediksi dan proyeksi Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), rantai pasok dan logstik di Indonesia diproyeksikan terus bertumbuh seiring dengan stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diangka 5 – 5,1% berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS 2025.
Adapun nilai pasar logistik diperkirakan mencapai USD 131.2 miliar pada 2025 (berdasarkan Riset Mordor Intelligence 2025), dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sekitar 6 – 8%.
Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, seperti meningkatnya aktivitas perdagangan domestik dan internasional, pertumbuhan sektor e-commerce, serta investasi dalam infrastruktur.[am]