LOGISTIKNEWS.ID- Kinerja PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX: IPCC) menunjukkan kondisi yang sehat dan memiliki fundamental yang solid dengan peningkatan aset dari Rp 1,84 Triliun atau sekitar 3,11% dari posisi akhir tahun 2024 menjadi Rp 1,89 Triliun pada triwulan pertama 2025.
Hal itu juga didukung kenaikan aset lancar perusahaan sebesar 7,56% dari Rp 905,74 Miliar pada akhir Desember 2024 menjadi Rp 974,29 Miliar pada akhir Maret tahun 2025 yang sejalan dengan pertumbuhan pendapatan.
“Adapun pendapatan dari sektor lainpun juga tidak kalah produktifnya baik dari rupa-rupa usaha maupun pengusahaan lahan, bangunan, air, dan listrik turut memberikan kontribusi maksimal untuk Perusahaan,” ujar Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi, melalui keterangan pers-nya pada Senin (28/4/2025).
Dia mengatakan, meningkatnya nilai ekspor Indonesia secara keseluruhan sebesar 6,93% dan impor sebesar 5,34% (menurut data BPS) untuk periode kuartal pertama/Q1 tahun 2025 juga menjadi salah satu indikator meningkatnya kinerja keuangan Perseroan.
Sugeng mengungkapkan, perolehan laba yang meningkat salah satu faktornya adalah Perseroan menerapkan efisiensi dalam setiap penggunaan anggaran dan berorientasi pada pendapatan langsung tanpa mengorbankan aspek kesehatan dan keselamatan pada kegiatan operasional.
“Hal ini menjadi bukti bahwa pengelolaan Perseroan yang efisien di segala lini dengan peningkatan digitalisasi serta trannformasi yang dilakukan pada akhirnya akan memberikan manfaat yang maksimal,” paparnya.
Sedangkan dari sisi EPS juga meningkat dari Rp 21,11 di triwulan pertama tahun sebelumnya menjadi Rp 28,14 di periode yang sama di tahun ini. Dari sisi rasio profitabilitas pun juga menunjukan kinerja yang baik.
Sugeng mengatakan, seiring dengan kenaikan Laba Tahun Berjalan tersebut di atas membuat Net Profit Margin IPCC di triwulan pertama tahun ini melambung menjadi 25,2% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar 21,9% serta diikuti oleh EBITDA Margin yang juga menanjak menjadi 43,4%.
Guna menghadapi tantangan serta mengharapkan kondisi bisnis otomotif yang optimis meningkat pada bulan April hingga Desember 2025, IPCC fokus pada pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan serta terus berupaya untuk memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur diantaranya Terminal Surabaya dan Lembar (Lombok).
“Dengan begitu diharapkan dapat menciptakan konektivitas antar terminal yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya logistik dengan proses yang efisien dan terintegrasi,” tutur Sugeng.
Hingga akhir tahun ini dan dengan semakin gencarnya berbagai brand kendaraan elektrik yang masuk ke Indonesia serta sedang dibangunnya basis industri kendaraan dan ekosistem EV (Electric Vehicle), IPCC diharapkan mampu menghandle lebih dari 70.000 unit.
“Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi para investor dimana terdapat kepastian proyeksi kinerja IPCC ke depan yang mana dalam periode triwulan pertama kinerja saham IPCC terus meningkat sebesar 7,74% dari harga pembuka di awal tahun,”ucap Sugeng.
OJK dan BEI
Dalam Laporan Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2025 yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), IPCC mampu membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 51,17 Miliar pada Q1 tahun 2025 atau tumbuh 33,3% secara year on year (yoy) Maret 2025 di tengah menurunnya angka penjualan wholesales sebesar 5,1% berdasarkan data Gaikindo dengan total sebanyak 70.892 unit.
Hal ini sejalan dengan roadmap Perseroan di tahun 2025 yaitu melakukan integrasi layanan melalui konektivitas serta tak lepas dari upaya Perseroan dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
Dari aspek pendapatan, IPCC berhasil mencatatkan peningkatan di triwulan pertama ini yang naik 15,73% (yoy) menjadi Rp.203,27 Miliar dari sebelumnya Rp 175,64 Miliar.
Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan pendapatan per segmen paling besar yaitu CBU naik 14,78% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dimana proporsi internasional sebanyak 18,3% dan domestik (3,6%).
Secara keseluruhan kontribusi pendapatan per layanan terbagi menjadi internasional 80% dan domestik 20%, dimana sebaran pendapatan per cargo sebesar 75% CBU, 10% Truck/Bus, 8% Alat Berat, 5% General Cargo/Spareparts dan 1% kargo lainnya.
Adapun pada jenis cargo CBU, IPCC berhasil membukukan kinerja positif melalui optimalisasi kinerja operasi dengan implementasi sistem PTOS-C pada Terminal Internasional dan Terminal Domestik di Branch Jakarta, implementasi sistem keuangan (PRAYA) serta implementasi perubahan pola bisnis baru di bidang komersial secara penuh sehingga turut mendorong optimalisasi pendapatan.
“Berbagai strategi bisnis yang telah diterapkan juga membuahkan hasil yang membanggakan seperti layanan PDC (Pre Delivery Centre), Port Stock, serta VPC (Vehicle Processing Centre),” ucap Dirut IPCC Sugeng Mulyadi.[am]