LOGISTIKNEWS.ID- KAME, brand printing lokal yang berfokus pada layanan cetak stiker dan label, resmi meluncurkan layanannya di Indonesia.
Mengusung semangat digitalisasi, transparansi, dan efisiensi, KAME hadir untuk mengubah cara masyarakat memesan stiker dan label secara online agar bisa menjadi lebih cepat, murah, responsif dan mudah diakses oleh siapa saja.
Dengan platform online yang user friendly, KAME menyederhanakan seluruh proses dari pemesanan hingga produksi secara end-to-end, memungkinkan pelanggan melakukan cek harga terlebih dahulu dengan kalkulator Kame, hingga pemesanan hanya dalam hitungan menit tanpa perlu datang ke tempat percetakan.
PR Manager KAME, Karen Kezia mengungkapkan, melalui peluncuran layanannya, Kame menandai era baru layanan percetakan lokal berbasis teknologi.
“Pelanggan dapat langsung melihat harga pasti sebelum cetak untuk setiap stiker label yang ingin dipesan melalui laman self-checkout yang terintegrasi, memberikan kemudahan dan transparan,” ujarnya, melalui siaran pers diterima Logistiknews.id.
KAME juga memastikan kualitas cetak terbaik dengan mesin DURST asal Italia, teknologi tercanggih saat ini di industri percetakan.
Dengan resolusi hingga 1200 dpi, KAME menghasilkan cetakan tajam, presisi dan akan selalu menghasilkan hasil cetak yang dijamin konsisten, dengan harga terjangkau, menjadikannya pilihan ideal bagi pelaku usaha di berbagai skala untuk memulai atau memperkuat branding dan tidak perlu takut akan hasil cetakan yang selalu berubah secara warna atau kualitas cetaknya.
“Pelanggan juga dapat dengan mudah tracking order untuk melihat status dan progress pesanan stiker label mereka,” paparnya.
Karen mengungkapkan, pihaknya ingin mempermudah pelaku usaha, terutama UMKM dan brand owner, untuk mencetak label berkualitas tinggi tanpa alur pemesanan yang rumit dan transparan bagi semua.
“Semua bisa dilakukan secara mandiri lewat satu platform online. KAME hadir untuk menjawab kebutuhan brand owner dan UMKM dengan menawarkan program membership eksklusif yang memberikan diskon hingga 33% per transaksi sepanjang tahun,” ucapnya.[syf]