JAKARTA,Logistiknews – Sejak awal pandemi Covid-19, di Indonesia terjadi peningkatan jumlah konsumen digital sebesar 21 juta orang.
Guna memperkuat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan perdesaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapkan infrastruktur digital serta mendorong inovasi dan kemitraan layanan e-commerce dan logistik.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Kominfo Doddy Setiadi menyatakan sebanyak 72% berasal dari wilayah perdesaan. Oleh karena itu, kemitraan antara e-commerce dan layanan logistik akan memiliki nilai tambah dan meningkatkan ekonomi digital yang inklusif.
“Angka ini menunjukkan pertumbuhan penetrasi e-commerce di pasar terbesar di Indonesia. Bahkan, sudah siap untuk menciptakan dan menangkap nilai tambah era digital, serta berkontribusi pada pengembangan e-commerce yang lebih inklusif,” jelasnya.
Selama pandemi yang disertai penerapan jaga jarak serta karantina, memicu penutipan banyak etalase fisik. Sementara di sisi lain, masyarakat mulai beralih memanfaatkan platform e-commerce dalam memenuhi kebutuhannya.
“Kementerian Kominfo memastikan bahwa daerah perdesaan tidak jauh tertinggal dari pusat ekonomi perkotaan dalam hal kesiapan infrastruktur dan teknologi,” tandas Irjen Doddi Setiadi.
Menurutnya, keberadaan infrastruktur dan platform digital membuka peluang bagi masyarakat, terutama dari perdesaan, menjual produk melalui pasar online. Penjual online dari perdesaan Indonesia dapat menjangkau jutaan pelanggan dan terhubung dengan pelanggan nasional maupun internasional meski tetap berada di desa tinggal mereka.
“Itu akan mengurangi biaya transaksi, memanfaatkan skala dan cakupan ekonomi, dan memungkinkan penjual mengakses kumpulan besar pelanggan melalui platform digital,” jelasnya.
Platform Digital
Pemerintah mendukung setiap elemen bangsa terus produktif menghadapi era adaptasi kebiasaan baru pascapandemi. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo menyiapkan percepatan transformasi digital sebagai upaya strategis yang harus dilakukan.
Berkaitan dengan e-commerce, pengiriman logistik pos dan penggunaan teknologi digital salah satu inovasi agar penjual online dari daerah perdesaan tetap kompetitif. “Penjual online di perdesaan tetap kompetitif, serta meningkatkan peran operator logistik pos nasional dengan jaringan pengiriman nasional dan global. Dengan demikian, dapat mendukung penjual online di wilayah periferal untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan terhubung dengan pelanggan,” jelas Irjen Doddi Setiadi.
Dia mengatakan, tren pemanfaatan e-commerce memacu kebutuhan layanan logistik yang andal. Oleh karena itu, Pemerintah memastikan infrastruktur logistik pos Indonesia harus terintegrasi secara nasional untuk menjangkau daerah yang belum terjangkau dan meminimalkan kesenjangan infrastruktur antara perdesaan dan perkotaan.
“Trend e-commerce akan berkembang baik jika produk yang dijual secara online dapat dikirim ke pelanggan dalam harga dan waktu yang wajar. Sedangkan saluran logistik pos menawarkan pengiriman ke seluruh dunia dalam jarak dekat untuk penjual online di daerah perdesaan,” jelasnya.
Doddy menyatakan di seluruh Indonesia, operator pos dan logistik nasional menyediakan layanan pengiriman ke seluruh negeri, mencakup tidak hanya daerah perkotaan tetapi juga yang paling perdesaan.
“Padahal operator pos secara historis menggunakan jaringan mereka untuk mengirim surat, yang dulu merupakan satu-satunya sarana komunikasi jarak jauh. Kini, ketika volume surat surat menurun, operator pos memanfaatkan peran mereka sejauh jaringan mereka untuk mengirimkan paket,” jelasnya.
Menurutnya, peran operator pos dan logistik penting dalam menyediakan pengiriman jarak jauh di dalam negeri maupun antarnegara. “Operator pos dan logistik mendukung penjual online skala kecil yang berbasis di daerah perdesaan dalam menjangkau pelanggan mereka,” ujarnya.
Kemitraan
Irjen Doddy Setiadi menyatakan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan ekonomi digital melalui pemanfaatan e-commerce.
“Penjual online di pulau terluar dapat berjualan secara online melalui toko online mereka sendiri atau melalui pasar online, sehingga mengatasi tantangan terkait jarak yang sangat jauh, kepadatan penduduk yang rendah, dan daya beli yang terbatas di daerah perdesaan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kemitraan antara e-commerce dan layanan logistik, terutama di daerah perdesaan menjadi salah satu solusi untuk membuat pasar e-commerce Indonesia terus berkembang dan membuka peluang signifikan bagi masyarakat.
“Kemitraan tersebut akan melibatkan kolaborasi dalam peningkatan infrastruktur logistik, penguatan layanan point-to-point, dan peningkatan pemenuhan last-mile delivery. Tidak hanya menjangkau seluruh wilayah negara namun bisa menjadi solusi bagi penjual online di daerah perdesaan,” jelasnya.
Melalui kemitraan yang terbangun, Irjen Doddy Setiadi mengharapkan keberadaan layanan logistik akan menjadi pendorong bisnis daerah perdesaan menjangkau pelanggan global.
“Saluran logistik pos dapat secara efektif bertindak sebagai penyeimbang dengan memungkinkan bisnis di daerah perdesaan menjangkau pasar dan pelanggan di mana saja, mengatasi tantangan kohesi dan infrastruktur,” ungkapnya.(sumber:Biro Humas Kementerian Kominfo)