Kinerja Ekspor Mamin Melesat, Serap 5,5 Juta Pekerja

  • Share

LOGISTIKNEWS.ID – Kinerja ekspor industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia mengalami peningkatan signifikan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung industri itu guna memacu kinerja ekspornya, seiring dengan tumbuhnya neraca perdagangan subsektor industri tersebut.

Kemenperin mencatat, pada Januari-September 2022, ekspor industri mamin mencapai USD 35,99 miliar, atau meningkat pesat dari periode yang sama ditahun sebelumnya USD12,76 miliar.

Selain itu, investasi pada industri mamin pada Triwulan II tahun 2022 mencapai Rp 41,37 triliun, dan mampu menyerap tenaga kerja tidak kurang dari 5,5 juta orang.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengemukakan, berbagai kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mendorong ekspor dan jaminan ketersediaan bahan baku dari sisi suplai (supply side) melalui peningkatan daya saing dan produktivitas industri.

“Di samping itu, untuk sisi permintaan (demand side), kami mendukung perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan,” ujar Putu melalui keterangan pers-nya dikutip Selasa (29/11/2022).

Dia mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan ekspor bumbu masakan dan rempah melalui program ‘Spice Up the World‘ dan pengembangan restoran Indonesia di luar negeri.

Adapun target program tersebut hingga tahun 2024 yaitu peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi USD2 miliar serta hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri.

Melalui program tersebut, imbuhnya, diharapkan industri cooking aid dapat memanfaatkan rantai produksi global dengan terus meningkatkan inovasi produk, packaging dan branding sehingga produk makanan dan minuman yang diproduksi di tanah air dapat diterima oleh pasar dunia.

Putu menyebut, industri cooking aid (bumbu masak) seperti kecap, sambal, saus tomat dan bumbu masakan merupakan salah satu jenis yang yang memiliki neraca perdagangan positif.

Pada tahun 2022 (Januari-September), ekspor cooking aid Indonesia mencapai USD175,8 juta, sementara impor produk sejenis senilai USD90,5 juta.

Produk unggulan ekspor cooking aid Indonesia didominasi oleh bumbu masak dan kecap, sementara untuk produk saus dan olahannya masih cukup besar nilai impornya. Bahkan, saat ini Indonesia masih berada di posisi ke-15 untuk negara eksportir cooking aid di dunia.

“Dengan kekayaan bahan baku rempah dan keragaman bumbu masak Indonesia, ini tentu menjadi potensi untuk terus ditingkatkan ekspornya,” ucap Putu.[syf]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *