LOGISTIKNEWS.ID – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Arif Suhartono, secara resmi meluncurkan sistem operasi pelabuhan multi terminal terintegrasi atau Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M), dalam kegiatan Voice of Customers Pelindo di Jakarta pada Rabu (27/9/2023).
Menhub juga mengapresiasi aplikasi PTOSM yang merupakan single platform aplikasi pendukung operasi untuk layanan kepelabuhanan pada kargo non peti kemas berbasis fungsi planning dan controlling.
Sistem tersebut telah digunakan di 16 cabang pelabuhan di wilayah kerja Pelindo sejak akhir 2022 dan secara bertahap akan dioperasikan pada terminal lainnya di Indonesia. PTOSM memiliki arsitektur yang terintegrasi dengan sistem-sistem lain seperti customer portal, sistem layanan kapal, dan sistem layanan keuangan.
Baca Juga : PTOS-M bikin Layanan Multipurpose di Tanjung Pandan Lebih Efisien
Baca Juga : Permudah Layanan Logistik, Ini Jurus Kemenhub
“Saya harapkan ini menjadi cara baru kita dalam mengimplementasi kegiatan-kegiatan kita (layanan kepelabuhanan),” ujar Menhub melalui keterangan dikutip Jumat (29/9/2023).
Dirut Pelindo, Arif Suhartono mengatakan, selain terintegrasi dengan beberapa sistem, PTOS-M memiliki fitur yang memberikan kemudahan layanan seperti online booking request, operation planning, storage inventory, control & monitoring.
Dia mengatakan, Pelindo terus berkomitmen mendorong peran pelabuhan untuk kelancaran arus barang melalui upaya memperpendek port stay dan cargo stay dengan standarisasi dan digitalisasi pelabuhan yang ditunjang dengan peningkatan kapabilitas SDM,
Baca Juga : Dua Tahun Merger Pelindo: Fokus Mengemas Layanan Petikemas World Class
“Terbukti upaya ini telah meningkatkan kecepatan pelayanan di pelabuhan sehingga berdampak pada berkurangnya waktu sandar (port stay) dan masa tinggal barang di pelabuhan (cargo stay), yang pada akhirnya berkontribusi pada penurunan biaya logistik nasional,” ucapnya.
Dirut Pelindo menjelaskan, bahwa indikator peningkatan produktivitas bongkar muat bisa diukur dengan parameter box/ship/hour (BSH) dan pengurangan port stay atau lamanya waktu kapal menunggu pelayanan pelabuhan.[redaksi@logistiknews.id]