LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha trucking yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengungkapkan, logistik performance indeks (LPI) Indonesia sulit membaik lantaran masih tingginya biaya sektor logistik dan terus melemahnya aktivitas usaha angkutan barang.
Pemicu semua itu yakni; sejumlah regulasi pemerintah yang tidak berpihak pada keberlangsungan bisnis usaha angkutan barang dan logistik (trucking) dengan semakin seringnya dilakukan kebijakan pembatasan operasional trucking disaat hari-hari libur nasional.
Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, jika mengacu pada Kalender tahunan Indonesia, seperti halnya di tahun 2024 ini saja menunjukkan bahwa hari libur panjang yang ditetapkan oleh pemerintah cukup banyak.
“Anehnya, kebijakan yang selalu diambil Pemerintah cenderung jalan pintas dan ambik gampangnya saja. Yakni untuk kelancaran lalu lintas di hari-hari Libur tersebut selalu membatasi operasional truk sehingga menghambat kelancaran logistik yang mengakibatkan biaya logistik tinggi,” tegas Gemilang, kepada Wartawan pada Jumat (2/2/2024).
Aptrindo menilai, ada persepsi yang keliru dari Pemerintah melalui instansi terkatit yang mengurusi soal kelancaran logistik dan barang yang menganggap Armada Truk mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sehingga perlu disingkirkan saat moment haru-hari Libur tersebut.
Persepsi yang tidak tepat lainnya yakni; Truk dianggap yang menjadi penghambat kendaraan pribadi dan seolah-olah tidak dibutuhkan oleh negara. Kemudian, Truk yang mengakibatkan banyak kecelakaan lalu lintas, dan kerap kali selalu disalahkan bahkan menjadi musuh rakyat. Selain itu, ada yang beranggapan bahwa Pengemudi truk dapat ‘diperas’.
“Semua persepsi dan pandangan seperti itu sangat keliru dan justru menyudutkan para pengusaha truk. Sehingga trucking selalu dikorbankan untuk tidak boleh operasi atau dibatasi pada saat hari-hari Libur Nasional,” papar Gemilang.
Padahal, kata Gemilang, faktanya bahwa seluruh makanan yang kita makan adalah berasal dari pada hasil hantaran Truk.
Karenanya, angkutan barang dan angkutan orang sama-sama penting dalam transportasi untuk melanjutkan kehidupan manusia. Kebijakan Angkutan barang dan Angkutan orang harus dapat berjalan secara bersama sama untuk pelayanan masyarakat.
“Kami akui masih ada beberapa Truk yang dijalan dalam kondisi tua, over load dan berjalan tertatih tatih dan lamban. Itulah faktanya. Tetapi kondisi ini mestinya yang harus terus dibina dan disejahterakan. Sebab, tanpa truk perekonomian Indonesia akan mati suri,” ucap Ketum Aptrindo.
Solusi dari Aptrindo
Karena itu, Aptrindo mengusulkan sejumlah point solusi supaya perekonomian nasional bisa terus tumbuh dan akselerasi layanan logistik nasional.
Pertama, tidak perlu membatasi Truk saja, jika diperlukan untuk pembatasan operasional kendaraan pada hari-hari libur Panjang, maka dapat dilakukan Ganjil Genap keseluruh Kendaraan, Baik angkutan Orang maupun Barang, perjalanan dijamin lancar.
Kedua, Perlu Kebijakan Fiskal Peremajaan Truk melalui Stimulus Fiskal dengan cara Bebaskan PPH dan PPN bagi Peremajaan bagi Truk baru, Membebaskan Biaya Balik nama kendaraan, memindahkan BPKB Truk yang lama ke Truk yang baru, dan Truk Yang Lama di Musnahkan.
Ketiga, Mendorong system Pendanaan yang murah dengan Bunga 4 sampai 5 Persen maximum per tahun.
Keempat, Agar rate Asuransi diturunkan, karena Asuransi sangat membebankan Pengusaha Truk, dengan perhitungan nilai Truk nya berdasarkan depresiasi. Dalam hal ini, pembayaran Asuransinya dimohon pertahun, jangan langsung dibebankan 8 tahun. Mendapatkan diskon resmi yang diatur oleh OJK dengan Jangka Waktu Kredit 8 tahun.
Gemilang meyakini, dengan adanya kebijakan Pemerintah yang berpihak pada sektor logistik, khususnya untuk permajaan trucking, maka akan terbangunnya system transportasi yang standar, meningkatnya produktivitas truk dan menurunkan biaya logistik.
Selain itu, menghilangkan persaingan yang tidak sehat, dan mengurangi Truk tua lamban sehingga arus lalu lintas semakin lancar.
Gemilang mengatakan, program.peremajaan Truk juga bisa menurunkan tingkat polusi tinggi dijalan karena dengan fasilitas ini, truk lama dimusnahkan.
“Kesempatan peremajaan Truk ini untuk memilih kendaraan berteknologi tinggi yang ramah lingkungan untuk menunjukan kepada dunia international Upaya pemerintah menurunkan emisi gas buang. Selain itu, menurunkan tingkat kecelakaan akibat tabrak belakang,” ucap Ketum Aptrindo.[redaksi@logistiknews.id]