GINSI: Pasca Pemilu, Aktivitas Dagang Bergeliat

  • Share
Wakil Ketua Umum BPP GINSI bidang Logistik dan Kepelabuhanan, Erwin Taufan

LOGISTIKNEWS.ID – Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) menyatakan bahwa kondisi perdagangan yang berkaitan dengan kegiatan importasi kini sudah membaik meskipun belum sesuai yang diharapkan.

Wakil Ketua Umum Bidang Kepelabuhanan, Transportasi dan Logistik BPP GINSI Erwin Taufan mengemukakan, aktivitas dunia usaha saat ini kembali bergeliat pasca pelaksanaan Pemilu pada Februari 2024 lalu.

“Harapannya, pemerintahan kedepan bisa menyeimbangkan kebutuhan importasi dengan tetap mengedepankan perlindungan maksimal bagi industri dalam negeri,” ujar Taufan, pada Rabu (20/3/2024).

Disisi lain, Taufan juga berharap pemerintah memberikan kelonggaran terhadap aktivitas angkutan logistik selama musim Lebaran tahun ini.

“Semoga Angkutan Lebaran berjalan dengan lancar, dan angkutan logistiknyang menopang perekonomian juga berjalan baik selama Lebaran,” ucapnya.

Seperti diketahui, bahwa Mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih, kereta tempelan atau kereta gandengan, serta mobil barang yang digunakan untuk pengangkutan hasil galian (tanah,pasir,batu) dan hasil tambang dan bahan bangunan seperti besi, semen, kayu, dibatasi operasionalnya pada musim Lebaran tahun ini.

Hal tersebut dimuat dalam Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: KP-DRJD 1305 Tahun 2024, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: SKB/67/II/2024, dan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 40/KPTS/Db/2024 tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 Hijriah, yang ditandatangani pada 5 Maret 2024.

Pembatasan operasional angkutan barang itu diberlakukan pada sejumlah ruas Jalan Tol maupun Non Tol mulai tanggal 5 April 2024 (pukul 09.00) s/d 16 April 2024 (pukul 08.00).

Adapun tujuan pembatasaan operasional angkutan barang selama Musim Lembaran tersebut diharapkan d<span;>apat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas pada periode libur keagamaan  atau libur nasional yang seringkali menjadi waktu dengan tingkat lalu lintas yang sangat tinggi.

Mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan pada periode libur keagamaan atau libur nasional. Memperlancar mobilitas masyarakat baik untuk keperluan ibadah, liburan, pulang kampung maupun keperluan lainnya.

Pembatasan angkutan barang juga untuk memberikan tingkat pelayanan yang baik, seperti waktu tempuh, kecepatan, ratarata, kapasitas jalan, dan ketepatan waktu, serta mengurangi kecelakaan lalu lintas dengan tujuan terciptanya ketertiban, kelancaran dan kemanan selama Musim Lebaran.

Naik

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar, turun 0,29 persen dibandingkan Januari 2024 atau naik 15,84 persen dibandingkan Februari 2023.

Adapun impor migas pada Februari 2024 senilai US$2,98 miliar, atau naik 10,42 persen dibandingkan Januari 2024 atau naik 23,82 persen dibandingkan Februari 2023.

Impor nonmigas Februari 2024 senilai US$15,46 miliar, turun 2,12 persen dibandingkan Januari 2024 atau naik 14,42 persen dibandingkan Februari 2023.

Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Februari 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$112,0 juta (3,91 persen) dibandingkan Januari 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah kendaraan dan bagiannya US$87,5 juta (13,36 persen).

Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2024 adalah Tiongkok US$11,87 miliar (37,98 persen), Jepang US$2,24 miliar (7,17 persen), dan Thailand US$1,87 miliar (5,98 persen).

Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN US$5,54 miliar (17,73 persen) dan Uni Eropa US$1,92 miliar (6,15 persen).

BPS juga mencatat, menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Februari 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang konsumsi US$672,9 juta (22,73 persen), bahan baku/penolong turun US$1.087,2 juta (4,23 persen), dan barang modal US$812,5 juta (14,20 persen).[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *