Krodit & Macet di Priok Parah gak Karu-karuan, Menhub Supaya Lihat Pelabuhan

  • Share

LOGISTIKNEWS.ID – Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok nampak krodit bahkan alami kemacetan parah sejak Rabu Malam (16 April 2025) hingga Pagi hari ini, Kamis (17/4/2025). Belum diketahui, apa penyebab kemacetan yang terus berulang sehingga mengakibatkan aktivitas pemasukan dan pengeluaran barang atau receiving dan delivery (R/D) melalui pelabuhan tersibuk di Indonesia itu terhambat.

Keparahan kondisi tersebut juga semakin gak karuan lantaran fasilitas sejumlah depo kontainer kosong (empty) yang menjadi penopang untuk pengembalian kontainer eks impor maupun pengambilan kontainer untuk ekspor, kondisi lapangannya padat.

Bahkan untuk selesai dilayani mengembalikan kontainer eks impor di depo bisa menghabiskan waktu lebih dari 15 jam.

Menurut Ketua Asosiasi Pebgusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jakarta, Dharmawan Witanto, kapasitas sejumlah depo penumpukan kontainer empty penopang pelabuhan Priok yang berada dikawasan Marunda maupun Cakung Cilincing dan sekitarnya saat ini dalam kondisi penuh.

“Parahnya lagi, kapasitas di Depo sudah krodit, tetapi pihak pelayaran tetap maunya kontainer-nya ditaroh di depo itu. Akibatnya semakin krodit,” ucap Dharmawan, kepada Logistiknews.id pada Kamis pagi (17/4/2025).

Dilain sisi, ungkapnya, layanan R/D di New Priok Container Terminal One (NPCT-1) juga sangat padat.

“Kalau ada masalah sistem di gate NPCT-1 mestinya dibebasin saja supaya R/D melalui terminal itu bisa lancar,”  ujar Akong panggilan akrab Dharmawan.

Dia mengatakan, kondisi krodit layanan di dalam dan diluar pelabuhan tersebut menyebabkan kemacetan parah sejak Rabu Malam hingga Kamis Pagi hari ini.

“Bahkan semalam macetnya di JORR itu sampai ke Tol Bintara. Dan pagi ini juga macet disekitar pelabuhan Priok hingga jalan Cakung Cilincing, Marunda, Yos Sudarso, jalan Kebon Bawang dan sekitarnya,” ucapnya.

Sebagai solusi agar kondisi seperti itu tidak terulang, Aptrindo Jakarta meminta supaya operator depo kontainer empty yang lapangannya sudah penuh atau full tidak lagi menerima pelimpahan kontainer dari pelayaran.

“Harusnya kontainer kosong itu di sebar ke depo-depo lainnya. Jangan karena alasan pilih yang murah selalu maunya ke depo tertentu saja. Mosok diluar pelabuhan mampet dan mau masuk pelabuhan juga mampet. Jadi kerjasama depo dan pelayaran harus jelas,” ujar Akong.

Dia juga menegaskan, manajemen Pelindo juga mesti serius membenahi layanannya di Pelabuhan Tanjung Priok agar kegiatan receiving dan delivery (R/D) peti kemas berjalan lancar.

Saat ini di pelabuhan Tanjung Priok, terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL/NPH) dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola IPC TPK.

“Kondisi Tanjung Priok yang berulang seperti itu mestinya ada solusi yang lebih efektif. Coba itu Menhub lihat dong ke Priok,” ujar Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan, menambahkan.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *