SEPANJANG tahun 2020 dan seiring hantaman Pandemi virus corona /Covid 19, Pelabuhan Tanjung Priok mengalami cobaan terberat dalam siklus pengelolaan pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Kondisi tersebut dapat dilihat dari capaian produktivitas arus kapal maupun barang di pelabuhan Tanjung Priok pada tahun lalu, dimana arus kapal mengalami penurunan sekitar 15%, kemudian peti kemas turun sekitar 10% dan barang non peti kemas merosot hingga 20%.
Berdasarkan data IPC arus Kunjungan Kapal melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2020 mencapai 11.876 unit atau setara 138.264.923 gross tonage (GT).
Pencapaian tersebut turun sekitar 15 % dibanding realisasi tahun 2019 yang tercatat 13.403 unit atau setara 155.068.022 GT.
General Manager IPC cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana mengungkapkan penurunan arus kapal sepanjang periode tahun lalu itu dikarenakan beberapa faktor antara lain, lantaran selama tahun 2020 itu seluruh dunia termasuk Indonesia sedang menghadapi masalah Pandemi virus corona/Covid 19 yang juga masih berlangsung hingga kini.
“Hal ini juga turut memengaruhi arus barang di pelabuhan Priok, baik itu petikemas maupun non petikemas,” ujarnya dalam acara bincang-bincang bertema ‘Mengenal Lebih Dekat IPC Tanjung Priok’, baru-baru ini.
Berdasarkan data produktivitas IPC Tanjung Priok itu, arus petikemas selama periode tahun 2020 yang dihandle oleh pelabuhan tersibuk di Indonesia itu mencapai 6.205.301 twenty foot equivalent units (TEUs), atau turun sekitar 10 % dibanding pencapaian tahun 2019 yang tercatat sebanyak 6.804.821 TEUs.
Sedangkan untuk barang non peti kemas (breakbulk/curah) yang dihandle selama tahun 2020 mencapai 19.655.385 Ton, atau turun sekitar 20 % dibanding pencapaian tahun 2019 sebanyak 24.407.376 Ton.
Kendati begitu, IPC Tanjung Priok menyatatakan optimistis bahwa kondisi tahun 2021 akan berangsur membaik sehingga produktivitas pelabuhan juga bisa meningkat kembali.
Disisi lain, GM IPC Tanjung Priok itu juga tidak menampik realitas bahwa tergerusnya volume arus barang non peti kemas pelabuhan Priok kemungkinan dikarenakan beberapa customer tertentu memilih penanganan kargonya di pelabuhan Marunda Cilincing Jakarta Utara.
“Kami melihatnya kehadiran Pelabuhan Marunda bukan sebagai pesaing namun justru membantu Priok. Karena tidak semua barang tertentu bisa kita layani di Priok. Disini jelas kualitas pelayanan yang kami berikan (di Priok) itu berbeda dengan Marunda. Dan kami yakini di Priok tingkat pelayanannya lebih baik,” sergahnya.
Guna Mulyana juga menjabarkan rencana-rencana pengembangan fisik maupun non fisik pelabuhan Tanjung Priok saat ini dan dimasa-masa mendatang, seperti implementasi single truck identity document (TID) pada Maret 2021, serta program penyiapan inner road buffer truck di pelabuhan Tanjung Priok.
“Kami juga telah memprogramkan pengembangan/inovasi layanan maupun pengembangan sejumlah fasilitas pelabuhan pada tahun ini,” ucap Guna Mulyana.
Rencana pengembangan fasilitas pada 2021 tersebut, antara lain; Lapangan Penumpukan Ketel Uap seluas: ±10,695 M2, Lapangan Penumpukan L104 seluas: ± 2,600 M2, dan Common Area Kalibaru seluas: ± 29,000 M2 (termasuk long room).
Barometer
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia, yang terletak d kawasan Jakarta Utara.
Pelabuhan ini menangani lebih dari 30% komoditi Non Migas Indonesia, disamping itu 50% dari seluruh arus barang yang keluar masuk Indonesia melewati pelabuhan ini.
“Karenanya Tanjung Priok merupakan barometer perekonomian Indonesia. Fasilitas intermoda yang lengkap di pelabuhan ini mampu menghubungkan Tanjung Priok dengan seluruh kota di Indonesia,” jelas GM IPC Tanjung Priok.
Dia mengatakan, dengan Teknologi dan fasilitas modern, Tanjung Priok telah mampu melayani kapal-kapal secara langsung menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional (direct call).
Adapun buffer area di pelabuhab tersebut merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat singgah/parkir sementara untuk Truk sebelum mengambil/mengantar muatan dari/ke Pelabuhan. Fasilitas ini dilengkapi dengan area istirahat untuk pengemudi truk, musholla, serta toilet.
Fasilitas ini dibangun dalam rangka mengurangi kepadatan dan meningkatkan ketertiban lalu lintas di area pelabuhan dan di area sekitar pelabuhan, meningkatkan keamanan operasi pelabuhan, serta meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.
Guna Mulyana mengatakan, pada tahap awal fasilitas buffer Truk itu memiliki luas 2 Ha, dengan kapasitas slot parkir sejumlah 94 slot truk berukuran 40 feet. Fasilitas ini memiliki Gate in di Jalan RE Martadinata dan Gate Out di Jl. Industri 1 Tanjung Priok, masing-masing sebanyak 2 lajur truk, serta fasilitas pendukung seperti area istirahat bagi pengemudi truk, Mushola, serta toilet.
“Awal tahun 2021, kami juga telah merenovasi gate 1 dan 9 pelabuhan Tanjung Priok. Bahkan sejak 1 Januari 2020, gate di pelabuhan tanjung priok telah menerapkan Auto Gate System. Seluruh pembayaran menggunakan kartu dan tanpa operator (orang) di gate,” ucap Guna.(Lognews)