JAKARTA – Instrumen penting untuk pengembangan logistik suatu negara adalah keberadaan pelabuhan hub internasionalnya, karena merupakan pusat yang mengontrol arus barang nasional dan internasional.
Dengan konfigurasi geografis dari negara Indonesia yang berkepulauan dengan banyak penduduk yang hidup pada bagian daerah barat, khususnya bagian Jawa dan sumatera, Indonesia sangat berpeluang untuk mewujudkan Hub Port International khususnya untuk layanan kargo umum atau breakbulk.
Disisi lain, kendati Indonesia saat ini memiliki beberapa Pelabuhan utama, tetapi hanya sedikit Pelabuhan Hub Internasionalnya, meskipun disisi lain banyak negara di Asia yang memiliki hubungan erat dengan Pelabuhan Hub yang ada di negaranya.
“Pelabuhan internasional menggambarkan sebuah peluang untuk kapitalisasi lingkungan dari sumber daya alam yang berlimpah, dan potensi pasar global di masa yang akan datang,” ujar Dirut PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Akbar Djohan kepada logistiknews.id, pada Selasa (18/5/2021).
Oleh sebab itu, ujar Akbar Djohan, pihaknya terus melakukan pengembangan untuk mewujudkan Krakatau International Port (KIP) sebagai International Hub Port dan sekaligus biggest dry bulk port in Indonesia.
KIP dikelola PT KBS yang notabene anak perusahaan Krakatu Steel itu kini menjadi pelabuhan terbesar dan curah kering terdalam di Indonesia (market leader). Pelabuhan ini juga didukung dengan fasilitas yang canggih, sehingga telah mampu mengakomodasi berbagai jenis kapal mulai dari 10.000 – 200.000 DWT (super capsize vessel). Fasilitas lainnya yakni, tersedia gudang terbesar yang terintegrasi food grade (IWH) dengan tingkat pemakaian yang tinggi.
Berlokasi pada jalur Golden Sunda Strait, Sea Lane of Communication (SLoC), ALKI 1, Krakatau International Port juga dilengkapi fasilitas pelabuhan yang lengkap dan pelayanan logistik yang terintegritas dan terintegrasi.
“Kami juga mendukung program National Logistic Ecosystem (NLE) yang dicanangkan Pemerintah RI untuk mewujudkan layanan logistik yang lebih efektif serta efisien,” tuturnya.
Akbar Djohan yang juga menjabat Sekjen DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menjelaskan, keberadaan pelabuhan hub internasional ini merupakan peluang nyata bagi pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah & potensi untuk perdagangan global lebih lanjut.
Dia mengatakan, Krakatau International Port yang berlokasi di Golden Sunda Strait dan terhubung dengan Jalur 21st Century Maritime Silk akan menjadi hub industry yang paling strategis di Indonesia & Asia Pasifik.
“Positioning ini akan berkontribusi dalam menekan biaya logistik nasional untuk rantai pasok raw material maupun finished products melalui pemanfaatan konektivitas tiga moda transportasi laut dan darat,” paparnya.
Krakatau International Port juga telah melakukan bongkar muat kargo mineral antara lain batubara, klinker, semen, kokas, GBFS, GGBFS, gypsum, bijih besi, slag cement, split stone, dolomite, limestone, manganese ore lump, sand, & silica stone.
Pada tahun 2020, Pelabuhan Internasional Krakatau melayani ekspor kargo mineral dengan komoditas batubara, kokas, bijih besi, GGBFS (Ground Granulated Blast Furnace Slag), ke lima negara yakni; China, India, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Vietnam.
“KIP juga telah melakukan 20 jalur jalur domestik untuk pengiriman kargo mineral di seluruh wilayah Indonesia,” ucap Akbar Djohan.