JAKARTA – Pengamat dan pegiat dari Indonesia Maritime Logistic and Transportation Watch (IMLOW) mengemukakan upaya kolaborasi yang akan dilakukan PT KBN dan IPC dalam menyiapkan buffer trucking disisi Timur Priok guna mengurai kemacetan di Tanjung Priok perlu diapresiasi dan didukung.
Sekjen IMLOW, Achmad Ridwan Tentowi mengatakan kolaborasi kedua BUMN itu diharapkan mampu memberikan solusi terbaik dalam meminimalisir kemacetan Truk Logistik pada jalur distribusi dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
“Oleh karenanya semua pemangku kepentingan termasuk para pelaku usaha logistik terkait perlu dilibatkan dalam hal ini, supaya goal yang diharapkan dari rencana itu bisa sesuai harapan,” ujarnya pada Kamis (27/5/2021).
Ridwan mengungkapkan, program menyiapkan buffer trucking untuk mengurangi kepadatan pergerakan truk dari arah Timur pelabuhan Tanjung Priok oleh kedua BUMN itu sudah pernah diwacanakan pada tahun 2014, meskipun ketika itu belum sempat terealisasi.
“Kita harapkan dengan kompleksitas permasalahan yang kerap terjadi terkait kemacetan di Priok saat ini, program penyiapan buffer truk disisi timur itu sekarang ini bisa diwujudkan,” ucapnya.
Menurutnya, melalui kolaborasi kedua BUMN itu akan berimbas pada efisiensi layanan logistik dari dan ke Priok lantaran Truk dari arah Timur yang selama ini mendominasi pergerakannya (lebih 60%) akan semakin lancar.
“Selain buffer di sisi Barat, Priok idealnya memiliki buffer di sisi Timur, karena pergerakan Truk tersebut berasal dari wilayah hinterland pelabuhan tersebut,” ucapnya.
Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, pergerakan truk dari sisi Timur lebih mendominasi yakni mencapai sekitar 69%, kemudian sisanya dari arah Barat 12% serta dari Pusat 19%.
Sisi Timur selama ini memang menjadi jalur seksi pergerakan trucking lantaran hinterland atau wilayah penyangga industri untuk Pelabuhan Tanjung Priok- mayoritas atau lebih dari 60 persen-nya berada di wilayah Bekasi, Cikarang, Cikampek, Bandung, maupun Jawa Barat dan sekitarnya.
Hal senada dikatakan Pimpinan PT Wira Mitra Prima (WMP) Jojo Subagja.
“Kolaborasi antara KBN dan IPC itu bagus untuk menyiapkan Buffer Truck disisi Timur Priok. Kalau perlu untuk Garasi Trucking terfokus di areal KBN menjadi satu kawasan, sehingga pengusaha truk juga tidak repot harus punya lahan sendiri untuk garasi,” ujar Jojo kepada logistiknews.id.
Sebagaimana diketahui, IPC Tanjung Priok diketahui telah menyiapkan buffer trucking disisi barat. Namun hingga kini buffer disisi timur-nya belum tersedia.
Melihat fenomena tak berimbangnya sebaran pergerakan trucking dari dan ke Priok itu, Aptrindo dan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) pernah bertemu sekaligus berdiskusi soal penyiapan buffer di sisi Timur pelabuhan Tanjung Priok tersebut.
Lokasi yang direncanakan sebagai buffer trukcking untuk konsolidasi ekspor berada di areal fasilitas lahan KBN Cakung Cilincing.
Disisi lain, IPC/Pelindo II dan PT KBN juga diketahui telah melakukan pembicaraan mengenai hal tersebut, meskipun hingga kini pihak Manajemen IPC Tanjung Priok masih irit bicara soal itu.
“Kalau posisi kami, sifatnya menunggu sinyal dari Priok. Yang jelas KBN sangat support dalam kaitan penyiapan buffer truk disisi timur Priok itu,” ujar Direktur Keuangan PT KBN, Ari Henryanto, kepada logistiknews.id.
Dia menegaskan apabila program itu sustainable maka KBN berkomitmen segera menggelontorkan investasi untuk penyiapan lahan maupun aksesnya.
“Terkait buffer truk maupun pendukung logistik nasional, KBN sangat support terutama untuk servis eksport. Apalagi area fasilitas KBN di kawasan Cakung sangat ideal untuk buffer sisi Timur Priok. Selain itu sangat dekat dengan gate Tol menuju Priok,” ucap Ari.