JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) mengungkapkan, kompetensi profesional SDM Indonesia masih harus terus ditingkatkan, termasuk melalui pelatihan dan sertifikasi yang tingkatnya masih rendah.
Sebagai gambaran, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mencatat sertifikasi tenaga kerja tahun 2006 hingga September 2020 hanya sekitar 4,9 juta.
BNSP menyebut kondisi ketenagakerjaan di Indonesia ditandai dengan mismatch antara kebutuhan dan ketersediaan keterampilan, perkembangan teknologi digital dan otomatisasi yang menimbulkan potensi disrupsi dan menciptakan jenis pekerjaan baru, kebutuhan lebih banyak pekerja berketerampilan menengah-tinggi, dan proses perpindahan pekerja di pasar kerja belum optimal.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan, SDM bidang logistik juga perlu meningkatkan kompetensi profesionalnya melalui pelatihan dan sertifikasi yang mengacu terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI akan memudahkan calon pekerja maupun pekerja untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian yang tepat, karena proses penyusunan SKKNI sudah disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
SDM bidang logistik yang kompeten diperlukan untuk mendukung kinerja logistik yang akan mempengaruhi daya saing produk di dalam maupun luar negeri.
Beberapa hal itu mengemuka dalam Webinar the 1st Anniversary of Bincang Supply Chain (BSC) ‘Building the Competencies of Supply Chain Professional‘ baru-baru ini.
BSC merupakan platform berbasis komunitas dengan misi membangun ekosistem profesional di bidang supply chain untuk Indonesia yang lebih baik dengan menghadirkan sarana untuk saling belajar, berbagi, dan berjejaring untuk para profesional di bidang supply chain.
Pada kesempatan itu, Director Quaker ID and Supply Chain Lead Asia GMD PepsiCo Ayok Nugroho mengatakan peta kompetensi personal terbagi atas specialist dan generalist. Kelebihan seorang specialist berkaitan dengan go to expert dan stability, sedangkan kelebihan generalist mencakup big picture & strategic, broad skill, transferable skill, dan career flexibility.
Profesional supply chain dapat berkontribusi terhadap bisnis dengan pengetahuan seperti sales & operations planning, sourcing network strategy, serta demand & supply planning. Selain itu, diperlukan right & clear mindset serta kemampuan menyederhanakan.
Sementara, Production Seed Leader Corteva Agriscience Luthfi Jamili menyampaikan perlunya mindset baru dalam pengembangan kompetensi yang mencakup integrity, awareness of the needs of others, continuous learning, effective communication, interpersonal skills, dan creativity.
Sebab, imbuhnya, pengembangan kompetensi personal sangat penting termasuk dalam menghadapi dampak kemajuan teknologi yang kian pesat saat ini.