JAKARTA,Logistiknews– Setelah dua tahun mengalami keterpurukan akibat sepinya order perbaikan dan pembuatan kapal baru, di penghujung tahun ini pelaku usaha galangan kapal mulai bernapas lega, menyusul rencana kolaborasi revitalisasi armada TNI AL oleh PT PAL dengan galangan swasta nasional.
Hembusan angin segar itu diharapkan mampu mengobati luka mendalam galangan kapal nasional, yang sejak 2020 terhempas, yang bukan saja mengalami krisis financial tapi juga terpaksa harus merumahkan ribuan pekerjanya karena tidak adanya pekerjaan di galangan sebagai imbas pandemi Covid – 19.
Pasalnya, banyak orang kehilangan pekerjaan, sebab proyek pembangunan kapal yang diharapkan datang dari lembaga pemerintah-pun tak kunjung tiba, bahkan yang sudah direncanakan pun batal.
Dampak paling buruk ialah, bukan hanya merumahkan para pekerjanya tapi juga menutup usahanya. Sedangkan galangan kapal yang masih terus bertahan sampai saat ini, masuk kategori seperti hidup segan, mati tak mau.
Niat baik BUMN PT. PAL, yang dipercaya melakukan revitalisasi armada TNI AL yang akan melibatkan galangan kapal swasta benar-benar terwujud, sehingga industri ini kembali menggeliat untuk membangkitkan perekonomian nasional melalui peluang terbukanya lapangan kerja bagi ribuan pekerja galangan.
Angin segar yang bersumber dari PT PAL ini menjadi harapan besar, bagi pelaku usaha galangan. Berdasarkan sumber Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas pantai Indonesia (IPERINDO), jumlah kapal yang akan direvitalisasi sebanyak 40 unit.
Hal itu dibenarkan Sekjen IPERINDO Askan Naim. Dijelaskan, revitalisasi 40 unit armada TNI AL itu melibatkan galangan swasta nasional yang dipimpin langsung oleh PT PAL sebagai Lead Integrator-nya.
Perusahaan galangan kapal anggota IPERINDO itu, nantinya akan diseleksi. Galangan yang lulus assesment akan menjadi mitra PT PAL untuk bersama-sama mengerjakan proyek revitalisasi armada milik TNI AL, meliputi, maintenance, repair, and overhaul ( MRO).
“Terhadap proyek itu, PT PAL baru-baru ini telah mengundang para pelaku usaha galangan anggota IPERINDO yang mendiskusikan rencana tersebut,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Jumat (24/12/2021).
Askan Naim mengatakan, bila rencana mulia PT PAL ini terwujud, maka ini akan menjadi proyek percontohan, yakni, kolaborasi antara kantor Kementrian, BUMN dan Swasta. Dengan pola kerja yang inklusif ini, diharapkan industri maritim nasional bisa bangkit dari keterpurukan.
Ketua umum IPERINDO, Eddy K Logam menambahkan bahwa ini adalah momentum yang ditunggu tunggu selama hampir dua tahun. Program pembangunan dan perbaikan kapal yang transparan seperti ini yang diharapkan para pelaku usaha untuk membangkitkan industri galangan kapal nasional.
Kolaborasi dari perusahaan galangan kapal yang lulus seleksi akan menciptakan synergy merah putih yang akan menumbuhkan industri maritim nasional secara merata.
Kedepannya, ungkap Eddy, proyek pembangunan dan pemeliharaan kapal HANKAM jangan lagi dikuasai segelintir perusahaan galangan, tapi harus dibuka secara transparan dan memberikan kesempatan hidup kepada semua galangan Nasional yang mampu bekerja.
“Kami dari IPERINDO sangat mendukung program PT.PAL, yang kami nilai ini sangat baik dan transparan untuk kemajuan industri maritim nasional,” kata Eddy.
Melalui sinergi seperti, lanjut Eddy akan tercipta pemerataan dan keadilan sekaligus menumbuhkan minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor maritim. (am)