LOGISTIKNEWS.ID – Selama sepekan terakhir redaksi mencatat sejumlah pemberitaan dan isue strategis yang cukup menarik untuk disimak, antara lain; Upaya <span;>PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Tanjung Priok yang bertransformasi agar dapat sejajar dengan pelabuhan dunia lainnya.
Selain itu, adanyapenandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Sinergi Logistik BUMN oleh PT Kereta Api Indonesi (Persero)/KAI, PT Pelabuhan Indonesia (Persero)/Pelindo, dan PT Pos Indonesia (Persero)/Posindo, mendapat apresiasi.
Pada penghujung pekan lalu, praktisi transportasi dan logistik menyampaikan masukan Solusi Menuju Zero Over Dimension dan Over Loading (ODOL). Berikut rangkumannya;
Transformasi Pelabuhan Priok
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Tanjung Priok terus melakukan inovasi dan bertransformasi melakukan berbagai pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok untuk menjadi pelabuhan terdepan di Indonesia dan dapat sejajar dengan pelabuhan dunia lainnya.
General Manager PT Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Silo Santoso mengatakan salah satu inovasi yang dilakukan yakni penerapan sistem Single Truck Identification Data atau Single TID (STID) bersama Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan stakeholder.
STID merupakan sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan Asosiasi Truk, Cabang-Cabang Pelabuhan yang dikelola Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dan terminal-terminal operator yang ada di wilayah Pelabuhan.
“Sistem STID adalah bentuk sinergi dan kolaborasi Pelindo, stakeholders, pemerintahan di Pelabuhan, asosiasi trucking, dan perbankan yang dihasilkan untuk memonitor efektivitas arus truk di terminal Pelabuhan,” ujar Silo saat berbicara pada acara ‘Bincang-Bincang‘ Peringatan Hari Pers Nasional 2022 yang digelar Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami), di PMLI Bogor, Rabu (23/2/2022).
Dia juga menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan Pelindo Regional 2 Tanjung Priok turut berpartisipasi dalam Forum Eco Port Pelabuhan Bersih, Bebas sampah, tanpa Pungli di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Hal ini dalam rangka memberikan gambaran pelaksanaan penerapan manajemen pengelolaan sampah melalui pengelolaan Port Waste Management System (PWMS) di Pelabuhan Tanjung Priok kepada pelabuhan lainnya di Indonesia,” ucapnya.
Apresiasi SCI
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Sinergi Logistik BUMN oleh PT Kereta Api Indonesi (Persero)/KAI, PT Pelabuhan Indonesia (Persero)/Pelindo, dan PT Pos Indonesia (Persero)/Posindo.
Penandatanganan MoU yang dilakukan paa Senin (21/2) itu merupakan langkah awal ketiga perusahaan BUMN tersebut dalam penataan sistem penyelenggaraan transportasi yang terpadu, efektif, dan efisien menuju pelayanan prima.
Kendati begitu, Setijadi berharap sinergi ketiga BUMN itu tidak memunculkan praktik monopoli.
“Kolaborasi dengan perusahan-perusahaan BUMN lain dan swasta tetap diperlukan untuk menghasilkan efisiensi dan nilai tambah yang lebih tinggi dalam pelayanan logistik,” ucap Setijadi.
Setijadi menjelaskan, terdapat lima faktor pendorong keberhasilan dan potensi peranan sinergi itu.
Zero ODOL 2023
Ketua Umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO) Kyatmaja Lookman, menyampaikan bahwa praktik Overloading sudah berlangsung lama dan semakin parah tingkatannya karena teknologi kendaraan yang semakin maju, sehingga memiliki daya angkut yang lebih tinggi akan tetapi belum diatur pelaksanaannya.
Praktik semacam ini masih tinggi dan diduga menjadi penyebab kerusakan jalan hingga Rp 43 Triliun.
Menurutnya, penanganan Overloading dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni mengurangi jumlah muatan sampai dengan batas yang ditentukan oleh buku uji, dan meningkatkan daya angkut kendaraan.
“Fokus kami lebih kepada pendekatan kedua, yaitu meningkatkan daya angkut kendaraan. Daya angkut kendaraan dihitung berdasarkan jumlah berat yang diijinkan (JBI) dan/atau Jumlah berat kombinasi yang diijinkan (JBKI) dikurangi dengan berat kendaraan,” kata Kyatmaja.
Menurutnya, praktik di lapangan JBI pada buku uji kendaraan ini bisa berbeda-beda tergantung kelas jalan yang ada di daerahnya. Perusahaan yang beralamat pada kabupaten/kota di jalan kelas I akan akan lebih memiliki keuntungan dari pada perusahaan yang beralamat pada kelas jalan yang lebih rendah (Kelas Jalan II atau III).(syifa)