LOGISTIKNEWS.ID – Hari ke-2 penyelenggaraan Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) dalam agenda Presidensi G20 Indonesia menyimpulkan, keselarasan kebijakan perdagangan, investasi, dan industri penting untuk mencapai sustainable development goals (SDGs) 2030.
Pertemuan ini juga sekaligus menyepakati pemulihan ekonomi global secara merata, baik negara maju maupun berkembang. Pada pertemuan TIIWG kali ini juga untuk pertama kalinya dalam sejarah G20, isu industri dibahas dalam working group.
“Kesuksesan pertemuan pertama TIIWG yang dilaksanakan di Solo secara substansi maupun pelaksanaan kami harap bisa dilanjutkan oleh negara-negara yang memegang Presidensi G20 berikutnya. Sehingga, dapat terus menjadikan isu industri sebagai pembahasan khusus,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Solo, pada Kamis (31/3/2022).
Dalam pertemuan pertama tersebut, sidang membahas tiga dari enam isu prioritas TIWWG, meliputi The Role of Multilateral Trading System to Strengthen the Achievement of SDGs, Digital Trade and Sustainable Global Value Chains (GVCs), serta Sustainable and Inclusive Industrialization via Industry 4.0.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono selaku Chairof TIIWG menyampaikan kesimpulan dari sesi diskusi yang membahas isu-isu tersebut.
Kesimpulan pertama, dalam isu peningkatan sistem perdagangan multilateral untuk memperkuat capaian SDGs, para anggota menyimpulkan sistem perdagangan multilateral harus mampu merespons dinamika situasi ekonomi global, termasuk terhadap dampak pandemic saat ini, maupun yang akan datang di mana pada akhirnya dapat menjadi katalis dalam pencapaian target SDGs.
Djatmiko mengungkapkan, TIIWG juga mendorong perbaikan peran sistem perdagangan multilateral dengan membentuk sistem perdagangan yang lebih baik bagi negara maju maupun berkembang.
Sehingga,keuntungan perdagangan dapat dirasakan semua negara. “Sistem perdagangan multilateral harus mampu memberikan akses kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendukung agenda pengentasan kemiskinan untuk mencapai SDGs,” ujar Djatmiko.
Kedua, yang terkait GVCs menyebutkan bahwa semua negara memiliki pandangan yang sama mengenai peran penting perdagangan digital serta transformasi digital dalam memperkuat GVCs yang berkelanjutan. Selain itu, negara-negara perlu meningkatkan kerja sama global, memperkuat infrastruktur digital, dan membangun kerangka hukum digital, keamanan digital, serta literasi digital.
Selaku Co-Chair TIIWG, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto menyampaikan, dalam pembahasan isu Sustainable and Inclusive Industrialization via Industry 4.0, terdapat beberapa pandangan dari negara negara mengenai peran industri, bersama perdagangan dan investasi, untuk membantu peningkatan produktivitas.
Ketiga, untuk menghadapi tantangan dalam penerapan industri 4.0, anggota G20 direkomendasikan untuk menjembatani kesenjangan digital melalui skilling, reskilling, dan upskilling, serta mendorong kesetaraan pada aspek digital.
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM sekaligusCo-Chair TIIWG, Riyatno mengatakan, perdagangan, investasi, dan industri harus menjadi instrumen yang menstimulasi pertukaran pengetahuan dan membantu lahirnyai novasi.(syf)