ALFI : Presidensi G20, Peluang Tarik Investasi ke RI

  • Share
Yukki Nugrahawan Hanafi

LOGISTIKNEWS.ID – Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menjadi peluang untuk menarik lebih banyak lagi investasi ke Indonesia.

Presidensi G20 adalah posisi di mana sebuah negara menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20. Untuk tahun 2022, Indonesia terpilih sebagai penyelenggaraan forum internasional tersebut.

“Sebagai pelaku usaha berharap hasil dari pertemuan antar negara G20 ini tidak sebatas kesepakatan antar negara saja. Yang kita inginkan adanya kesepakatan dagang, kesepakatan usaha, dan kesepakatan investasi dalam bentuk nyata yang dapat bermanfaat untuk Indonesia. Itu yang menjadi harapan kita sebagai pelaku usaha agar dampak manfaatnya dirasakan bersama. Oleh karenanya memang harus inklusif dan kolaboratif,” ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, melalui keterangan resmi pada Selasa (12/4/2022).

Dia mengatakan, Presidensi G20 menjadi peluang Indonesia menunjukkan kepada dunia keberhasilan menjaga surplus neraca dagang dalam kurun waktu 22 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 di tengah penyebaran COVID-19.

Yukki menyebutkan, keberhasilan ini tentu semakin membuka peluang untuk menarik investor dunia menanamkan modalnya di Indonesia, terutama di sektor logistik yang pulih lebih cepat dibandingkan sektor lain.

“Industri logistik adalah yang paling awal terdampak pandemi. Tapi kita juga yang paling cepat recovery,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, Pada Maret 2020 industri logistik terkontraksi 32 persen, tetapi empat bulan kemudian terjadi pemulihan di sektor industri logistik yang terdiri dari logistik barang dan transportasi.

“Terbukti tahun 2021 lalu dengan pertumbuhan ekonomi kita positif 3,2 persen, pertumbuhan di logistik sekitar 5 sampai 6 persen. Artinya terjadi perbaikan dan bergerak ke depan,” tuturnya.

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi tidak bisa terlepas dari kolaborasi banyak pihak sehingga terwujud inklusivitas. Sektor logistik dan transportasi Indonesia termasuk dalam mata rantai pasok global sehingga pemulihannya memerlukan kolaborasi untuk dapat berhasil, misalnya dengan dengan kolaborasi bersama perusahaan informasi teknologi (IT) yang menopang industri logistik.

“Misalnya perusahaan IT yang berkolaborasi atau berpartner dengan orang yang punya keahlian di bilang logistik misalnya. Itu salah satu bentuk kolaborasi yang menurut saya cukup konkrit. Kolaborasi juga bisa dilakukan bisa dengan memanfaatkan gudang-gudang yang belum dioperasikan secara optimal,” ujarnya.

Oleh karenanya, imbuhnya, harus dipikirkan untuk mendorong kolaborasi itu mulai dari petani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), besar maupun yang bergerak di bidang IT tersebut sehingga produk dalam negeri bisa dikenal di luar negeri dan ber ldaya saing.(am)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *