IMLOW : Terminal Booking System, Perlu Libatkan Industri Hinterland

  • Share
Achmad Ridwan Tentowi, Sekjen IMLOW

LOGISTIKNEWS.ID – Pegiat dan Pengamat Kemaritiman dari Indonesia Maritime and Logistic Watch (IMLOW) mengemukakan, rencana penerapan Terminal Booking System (TBS) di kawasan pelabuhan Tanjung Priok perlu disosialisasikan dengan melibatkan asosiasi pelaku usaha terkait dan semua pemangku kepentingan (stakeholders).

“Termasuk melibatkan kalangan dunia industri/pabrik yang menjadi hinterland pelabuhan Tanjung Priok, supaya sasaran program TBS itu bisa lebih dirasakan manfaatnya dalam kaitan mendukung pecepatan proses produksi oleh hinterland,” ujar Sekjen IMLOW, Achmad Ridwan Tentowi kepada Logistiknews.id, pada Selasa (7/6/2022).

IMLOW mengapresiasi wacana program tersebut apalagi jika TBS juga dibarengi dengan return kargonya, yakni trucking yang terjadwal oleh terminal mengangkut impor dari pelabuhan Priok bisa juga mengangkut ekspor, begitupun sebaliknya dalam integrasi TBS itu.

“Saya rasa program TBS itu perlu diapresiasi sebagai upaya mencari solusi dalam mengatasi kepadatan/kemacetan di jalur distribusi pelabuhan Tanjung Priok. Namun disosialisasikan lebih gencar lagi dan sebaiknya melibatkan stakeholders yang lebih luas lagi termasuk kalangan industri hinterland-nya,” ucap Ridwan.

Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, meyakini Terminal Booking System (TBS) sebagai solusi ampuh dalam mengurai tingkat kemacetan arus lalu lintas truk angkutan barang dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok.

“Kita harapkan TBS jadi solusi ampuh untuk mengatasi kemacetan yang selama ini menjadi persoalan kita bersama di pelabuhan Priok,” ujar Kepala OP Tanjung Priok, Capt Wisnu Handoko, kepada Logistiknews.id, baru-baru ini.

Dia mengungkapkan, dengan TBS maka truk pengangkut barang/peti kemas yang hendak masuk pelabuhan atau terminal peti kemas mesti sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dalam sistem TBS yang terintegrasi dengan manajemen terminal operating system (TOS) di masing-masing terminal peti kemas pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Yang telah siap dengan implementasi TBS saat ini yakni JICT. Mudah-mudahan pada tahun ini semua terminal di Priok itu sudah bisa mengimplementasikannya sehingga masalah kemacetan di Priok bisa segera kita atasi. Dengan TBS semua truk yang masuk terminal peti kemas akan di jadwal dengan pasti, seperti halnya jika kita ingin naik pesawat semuanya sudah terschedule. Misalnya jadwal truk harus masuk ke terminal petikemas pagi, ya harus pagi, seperti orang mau naik pesawat, jadwalnya sudah ditentukan, dan satu jam sebelumnya harus sudah berada di tempat. Jadi bisa nunggu di buffer area,” ujarnya.

Saat ini, di pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Pelabuhan Priok.(am)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *