LOGISTIKNEWS.ID – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi berbagai inovasi yang dilakukan PT Jakarta International Container Terminal atau JICT.
Salah satunya yakni, dengan menambah fasilitas bongkar muat, yakni dua quay container crane (QCC) super post panamax dengan teknologi paling modern sehingga menghasilkan efisiensi energi maupun layanan yang lebih baik.
“Namun investasi dan inovasi JICT itu juga mesti dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM operasional di lapangan yang lebih mumpuni,” ujar Ketua DPD Aptrindo DKI Jakarta, H.Soedirman kepada logistiknews.id, pada Selasa (28/6/2022).
Dia mengatakan, harapan pelaku usaha terhadap kelancaran arus logistik di JICT perlu menjadi perhatian serius manajemen terminal peti kemas tersibuk di Indonesia.
“Sejak pagi ini saja, Selasa (28/6) truk logistik yang hendak receiving dan delivery (R/D) di JICT tersendat lantaran berdasarkan informasi yang saya peroleh bahwa di terminal tersebut sedang padat. Kami belum mendapat konfirmasi apa yang menyebabkan R/D itu tersendat. Bahkan banyak truk anggota kami yang masuk sejak tadi malam namun hingga pagi menjelang siang hari ini belum terlayani,” ujar Soedirman.
Oleh karenanya, imbuh dia, Aptrindo mendesak manajemen JICT segera dapat mengurai kepadatan yang menyebabkan tersendatnya kegiatan receiving dan delivery di terminalnya itu.
“Jika berlarut-larut, ritase angkutan truk menurun dan ujung-ujungnya pengusaha truk tekor,” paparnya.
Tambah QCC Terbaru
Sebagaimana diketahui, JICT pada pekan lalu telah menambah pengoperasian dua quay container crane (QCC) super post panamax dengan teknologi paling modern.
Alat ini memiliki kemampuan jangkauan 65 meter, pengukur rel 30,48m, jangkauan belakang 15 m, dan kapasitas di bawah spreader adalah 65 ton serta dilengkapi dengan sistem kontrol paling canggih dari Yasakawa. Kecepatan maksimum untuk troli adalah 240m/mnt sedangkan kecepatan kerekan adalah 75/150 m/mnt dengan muatan dan kosong.
Tambahan alat baru ini guna meningkatkan produktivitas terminal tersibuk di Indonesia tersebut dengan kapasitas lebih dari 2 juta TEUs (twenty-foot equivalents units). JICT membeli dua crane tersebut dari pabrikan terkemuka Tiongkok yakni Sany Marine Heavy Industry.
Sebagai pelabuhan petikemas kebanggaan nasional, JICT senantiasa berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. Terbukti selama 23 tahun, JICT telah menjamin produktivitas pelabuhan yang handal, efisien dan cepat, sehingga terus menjadi terminal petikemas pilihan di Indonesia.
Peralatan baru yang akan dipasang di dermaga utara ini membuktikan komitmen JICT untuk memberikan pelayanan prima dan mempertahankan posisi terminal tersebut sebagai pintu gerbang utama ekspor impor Indonesia.
“Kedua quay container crane tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kinerja JICT secara keseluruhan,” ujar Dirut JICT Ade Hartono kepada awak media saat Inaugurasi crane baru JICT pada Kamis pekan lalu.(am)