Riset FedEx: Faktor Keberlanjutan Jadi Pertimbangan Penting Belanja Online

  • Share

LOGISTIKNEWS.ID – Penelitian terbaru yang dilakukan oleh FedEx Express, salah satu perusahaan transportasi ekspres terbesar di dunia, menunjukkan bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) yang memanfaatkan platform e-commerce selama pandemi COVID, meremehkan pentingnya faktor keberlanjutan saat konsumen melakukan transaksi pembelian.

Sekitar 75 persen UKM yang telah disurvei mengatakan pelanggan mereka lebih tertarik untuk menerima barang secepat mungkin ketimbang berbelanja secara berkelanjutan. Jumlah yang sama, 73%, berpendapat bahwa barang dengan harga semurah mungkin lebih penting bagi pelanggan. Namun, pendapat dari konsumen menunjukkan kenyataan yang sangat berbeda.

Survei What’s Next in E-Commerce meninjau UKM dan konsumen di 11 pasar di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika (AMEA) pada Juli 2022. Jajak pendapat tersebut mengeksplorasi perubahan secara terus-menerus pada e-commerce di kawasan tersebut dan mengidentifikasi tren yang dapat mendorong pertumbuhan mereka di masa depan.

Keberlanjutan & Kecepatan

Percepatan pertumbuhan e-commerce selama pandemi COVID-19 membuat kekhawatiran konsumen terhadap lingkungan juga terus tumbuh. Untuk sejumlah besar konsumen, masa depan planet ini adalah yang utama, dan mereka tidak ingin berkompromi – mereka menginginkan prouduk yang keberlanjutan dan pengiriman yang cepat.

Di seluruh wilayah, 67% dari mereka yang disurvei menyatakan minat yang sama untuk menerima barang mereka dengan cepat seperti halnya keberlanjutan pada proses belanja online.

Konsumen di Vietnam, Thailand, dan Korea Selatan menempatkan prioritas terbesar pada keberlanjutan daripada kecepatan pengiriman. Sebaliknya, konsumen di Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia lebih cenderung fokus pada waktu pengiriman. Sementara itu, sekitar 6 dari 10 (58%) orang Indonesia setuju bahwa mereka memilih sebuah produk atas dasar berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Penelitian menunjukkan bahwa delapan dari 10 konsumen di AMEA mengharapkan perusahaan e-commerce yang menjadi tempat belanja mereka dapat mengejar model bisnis yang berkelanjutan.

Tujuh dari 10 memilih untuk membeli dari perusahaan dengan strategi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang efektif – tetapi hanya 29% UKM yang benar-benar menerapkannya. UKM mengakui bahwa konsumen mengharapkan mereka untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan, akan tetapi banyak (68%) yang takut akan modal atau tidak yakin bahwa investasi apa pun di bidang ini akan menghasilkan keuntungan.

“Preferensi konsumen bergeser dari harga ke nilai. Saat ini, produk yang diproduksi secara bertanggung jawab dan berasal dari bahan dasar yang berkelanjutan menjadi prioritas saat berbelanja. UKM Indonesia perlu memanfaatkan temuan dari penelitian ini dan memperhatikan perubahan perilaku pelanggan mereka di seluruh dunia,” ujar Garrick Thompson, Managing Director FedEx Indonesia, melalui keterangan pers-nya yang diterima Logistiknews.id, pada Kamis pagi (17/11/2022).

Bisnis e-Commerce

Presiden Asia Pasifik, Timur Tengah & Afrika (AMEA) di FedEx Express, Kawal Preet mengemukakan, keberlanjutan bukan lagi sebuah opsi bagi UKM yang tertarik untuk mengembangkan bisnis e-commerce mereka.

Konsumen semakin melihat hal ini sebagai bagian penting yang tidak dapat ditawar dalam proses pengambilan keputusan.

“UKM dapat membuat perbedaan langsung dengan mempertimbangkan aspek logistik yang menghubungkan rantai pasokan mereka sampai ke konsumen akhir. Di FedEx kami telah mengambil langkah nyata untuk mengurangi dampak karbon yang ditimbulkan dari pengiriman di planet ini.”ujarnya.

FedEx mengambil langkah multi-jalur untuk mengurangi emisi karbon dalam siklus pengiriman dengan tujuan mencapai operasi global netral karbon pada tahun 2040.

“Hal ini termasuk berinvestasi dalam kendaraan listrik untuk pengiriman jarak jauh, dan solusi digital seperti FedEx Ship Manager® Lite yang memungkinkan konsumen untuk mengisi informasi pengiriman mereka menggunakan perangkat seluler untuk mendukung tujuan akhir kami yaitu zero paper air waybills atau pemakaian nol kertas untuk daftar paket,” ucap Kawal Preet.

Selain itu, FedEx menerapkan solusi seperti kemasan yang dapat digunakan kembali untuk membantu mengurangi limbah dalam proses pengiriman.

Dia mengatakan, bagi para UKM, menciptakan strategi ESG yang efektif adalah sebuah pencapaian yang ditujukan tidak hanya untuk individu, namun juga untuk banyak orang. Lebih dari 80% dari total emisi gas rumah kaca yang dibuat oleh perusahaan yang berhubungan dengan konsumen, pada umumnya berasal dari luar operasi internal mereka, sebagian besar berasal dari manufaktur dan di tempat lain dalam rantai pasokan mereka.

“Sebagai penghubung dalam rantai pasok, penyedia logistik memiliki peran dalam upaya menurunkan kemungkinan dampaknya pada planet ini guna membantu menyelaraskan harapan konsumen,” papar Kawal Preet.

Adapun survei online itu dilakukan oleh Harris Interactive pada Juli 2022 di 11 pasar termasuk Australia, Hong Kong SAR, India, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Sebanyak 300 usaha kecil dan menengah (dengan kurang dari 250 pekerja) yang terlibat dalam e-commerce diriset di setiap pasar bersama dengan 500 konsumen (1.000 di India) berusia di atas 18 tahun.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *