Selama pekan ini (18 s/d 24 September 2023), redaksi Logistiknews.id mengangkat sejumlah topik pada sektor logistik yang yang disodorkan ke pembaca.
Informasi mengenai kinerja pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan tersibuk di Indonesia menjadi perhatian tersendiri awak redaksi, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan importasi kargo berstatus less than container load atau LCL.
Topik lainnya, yakni masih mendominasinya kapal-kapal asing dalam pengangkutan ekspor impor Indonesia. Selain itu, mencuat kabar rencana pemurnian bisnis IPCM Tbk atau PT Jasa Armada Indonesia (JAI) untuk layanan pandu dan tunda kapal pasca Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melakukan merger yang pada Oktober mendatang genap berusia dua tahun.
Disamping itu, inovasi layanan FedEx dalam rangka mendukung usaha kecil menengah (UKM) serta para pedagang di e-Commerce (e-Tailers). Berikut rangkumannya:
Layanan Kargo LCL di Priok
Ikatan Eksportir Importir Indonesia (IEI) mengungkapkan, layanan dan tarif jasa pergudangan terhadap kargo jenis less than container load (LCL) di kawasan pabean pelabuhan Tanjung Priok, sudah mulai tertib.
Kendati begitu, menurut Ketua Umum IEI, Amalia, terhadap layanan LCL itu masih diperlukan sarana dan prasarana yang mumpuni di fasilitas gudang atau tempat penimbunan sementara (TPS) pabean yang beroperasi di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
“Sejauh ini sudah membaik terhadap layanan kargo LCL di Priok. Terutama juga dari segi komunikasi-nya dengan para operator gudang maupun TPS sudah cukup lancar dengan para customer-nya. Jadi jika ada kendala dilapangan dapat segera diatasi,” ujar Amalia, kepada Logistiknews.id, pada Senin (18/9/2023).
Ketua Umum IEI itu juga mengharapkan untuk mendukung efisiensi layanan logistik secara end to end , juga tentunya sarana di terminal petikemas lini satu pelabuhan Priok agar juga dilakukan peremajaan alat bongkar muat.
Selaku importir yang berkecimpung dalam komoditi bahan baku tekstil dan turunannya, perusahaan anggota IEI selama ini memercayakan kepada perusahaan forwarding untuk menangani kegiatan pengeluaran kargo impor berstatus LCL-nya dari fasilitas gudang Container Freght Station (CFS) di pelabuhan Tanjung Priok.
Layanan kargo impor berstatus less than container load (LCL) secara terpusat telah ada pada fasiltas container freight station (CFS center) pelabuhan Tanjung Priok sejak akhir 2017.
Layanan kargo impor LCL bersifat business to business antara forwarder, pemilik gudang dan pemilik barang. CFS center Priok merupakan area pusat konsolidasi kargo untuk barang impor berstatus LCL yang dilayani melalui pelabuhan tersebut setelah kontener dibongkar dari kapal dari terminal peti kemas.
Kapal Asing Layani 63% Ekspor Impor Indonesia
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi, mengatakan, jumlah kapal Indonesia yang melakukan kegiatan ekspor selama periode 2017-2022 mengalami pertumbuhan positif.
Hal itu selaras dengan laju pertumbuhan volume ekspor yang terus meningkat, meski kapal asing masih mendominasi pasar muatan ekspor dari Indonesia dengan negara teratas tujuan kapal adalah Singapura.
Berdasarkan data Sistem Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut (SIMLALA), 60.000 kapal mengangkut hingga 1 miliar ton barang keluar dan masuk perairan Indonesia setiap tahunnya.
“Dari seluruh kapal yang melakukan kegiatan ekspor impor di wilayah perairan Indonesia selama kurun waktu 2017-2022, sebanyak 37% merupakan kapal Indonesia, dan 63% merupakan kapal asing. Pada tahun 2022 yang lalu, jumlah kapal yang melakukan kegiatan di perairan Indonesia mencapai 10.534, dan sebanyak 9.458 diantaranya merupakan kapal asing,” jelasnya, melalui keterangan tertulisnya dikutip Jumat (22/9/2023).
Menurut Capt. Antoni, kegiatan ekspor dan impor yang lebih banyak dilakukan oleh kapal asing mempengaruhi nilai perdagangan jasa transportasi laut, sehingga investasi pada sektor jasa angkutan laut di Indonesia perlu ditingkatkan untuk mendukung daya saing industri pelayaran nasional.
“Peningkatan daya saing dilakukan dengan cara pembangunan infrastruktur, layanan dan fasilitas di pelabuhan dan armada kapal nasional agar perannya terhadap peningkatan neraca perdagangan menjadi lebih besar,” ucapnya.
Pemurnian Bisnis IPCM
Direktur Utama yang merangkap Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM) Shanti Puruhita mengungkapkan rencana pengembangan bisnis untuk menambah laba perusahan.
Dia mengatakan, Pelindo I, II, III, IV telah melakukan merger menjadi satu entitas induk, yaitu Pelindo sejak Oktober 2021 lalu.
“Namun saat ini IPCM hanya melayani di wilayah Regional 2 saja dan saat ini juga sedang ada rencana pengembangan bisnis unorganik melalui pemurnian bisnis dimana akan sangat memungkinkan dilakukannya merger and acquisition dengan perusahaan sejenis,” ujar Dirut IPCM.
Kedepannya, ujar Shanti, jika IPCM mengelola wilayah I, III, dan IV, maka itu berarti juga kemungkinan bertambahnya pendapatan serta laba yang akan didapat oleh IPCM.
Inovasi FedEx dukung UKM & e-Tailers
FedEx Express (FedEx), anak perusahaan FedEx Corp. (NYSE: FDX) dan salah satu perusahaan transportasi ekspres terbesar di dunia, meningkatkan pengalaman pengiriman online bagi para pelanggannya di Kawasan Asia Pacific, Middle East, and Africa region/AMEA melalui FedEx Ship Manager (FSM).
Senior Vice President of Marketing and Customer Experience for AMEA, FedEx Express, Salil Chari mengatakan, FSM kini telah dilengkapi dengan fitur otomatis yang dapat mendukung usaha kecil menengah (UKM) dan para penjual di e-commerce (e-tailers) di Kawasan tersebut untuk mengelola pengiriman online secara efisien.
Tersedia di 63 negara dan wilayah di seluruh AMEA, pembaruan dari FSM ini telah memungkinkan para pelaku usaha untuk membuat pengiriman dan dokumen dari pesanan online hanya dengan beberapa langkah sederhana, sehingga menghemat banyak waktu dibandingkan dengan memasukkan informasi secara manual untuk membuat label pengiriman.
“Bahkan, pelanggan sekarang dapat menyinkronkan toko Shopify, BigCommerce, WooCommerce, dan PrestaShop mereka dengan FSM di fedex.com. Akan lebih banyak platform e-commerce dan pasar akan ditambahkan seiring berjalannya waktu,” ujar Salil melalui keterangan resminya yang diterima Logistiknews.id, pada Rabu (20/9/2023).
Sebagai tambahan, kata dia, pelanggan FedEx sekarang juga bisa menautkan platform e-commerce atau marketplace dengan FSM untuk mengunduh informasi pesanan mereka secara otomatis.
Kemudian, membuat dan mencetak label untuk beberapa pesanan dalam satu klik dan menyinkronkan dengan dokumen perdagangan elektronik untuk kelancaran proses izin. Serta, sinkronisasi pembaruan nomor pelacakan dan status pesanan di saluran penjualan, memberi tahu pembeli bahwa pesanan telah dikirimkan.[redaksi@logistiknews.id]