IPCC dan IPCM Rangkul Usaha Mikro & Kecil di NTT Lewat Program TJSL

  • Share
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) bersinergi dalam Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

LOGISTIKNEWS.ID – Dua emiten Pelindo Group yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) bersinergi dalam Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Sinergi yang dilakukan lewat Pengembangan Produk Tenun dan Anyaman itu menggandeng mitra platform digital bidang manajemen usaha wastra dan kerajinan/kriya, Krealogi oleh Du Anyam.

Program tersebut dilaksnakan guna melakukan pembinaan dan pendampingan kepada 30 pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) di wilayah Indonesia Timur, yakni di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bertempat di Kantor Kepala Desa Lamahala Jaya, Adonara Timur, pada Rabu (18/10/2023) program yang berlangsung selama tiga bulan ini resmi dimulai.

Baca Juga : Mengintip Kinerja Logistik & Bongkar Muat Kendaraan via IPCC

Pembukaan Program Binaan UMK IPCC dan IPCM diresmikan oleh Sekretaris Perusahaan IPCC Chandra Irawan dan Sekretaris Perusahaan IPCM Eddy Haristiani disaksikan oleh Co-Founder Krealogi, Yohanna S. Vunga Keraf serta Kepala Desa Lamahala Jaya, Muhammad Abdu.

Sekretaris Perusahaan IPCM, Eddy Haristiani pada acara pembukaan program mengemukakan, sebagai BUMN Pelindo Group, perseroan menjalankan peran mendukung program Pembangunan berkelanjutan dan program prioritas TJSL Kementerian BUMN yakni pada Pengembangan Ekonomi melalui Usaha Mikro & Kecil (UMK).

“Salah satunya diimplementasikan melalui program pelatihan TenunNyaman IPCC dan IPCM ini yang sekaligus melestarikan warisan lokal Nusa Tenggara Timur.”ucap Eddy melalui keterangan pers-nya pada Sabtu (21/10/2023).

Sekretaris Perusahaan IPCC, Chandra Irawan  mengatakan semoga program ini memberikan manfaat tidak hanya bagi ekonomi keluarga tetapi juga perekonomian yang lebih luas lagi di NTT.

Program pendampingan pelatihan TenunNyaman ini dilaksanakan mulai bulan Oktober hingga Desember 2023 meliputi pemetaan permasalahan bisnis dari setiap peserta UMK.

Baca Juga : Dua Tahun Merger Pelindo, IPCM Ungkap Rencana Pemurnian Bisnis Pandu & Tunda Kapal 

Untuk pelaksanaan program pendampingan pelatihan selama 3 bulan ini, IPCC dan IPCM menyisihkan total dana gabungan TJSL sebesar Rp 300 Juta dimana hasil produk pelatihan ini juga akan menjadi cinderamata perusahaan bagi IPCC dan IPCM, dengan demikian produk yang dihasilkan dapat memiliki manfaat nilai jual yang akan kembali kepada para peserta.

Pendampingan pelatihan yang dilaksanakan secara langsung tersebut dilanjutkan dengan pemberian materi konsultasi usaha berupa inovasi desain produk, SOP Produksi dan bagaimana idealnya menentukan harga modal, menentukan harga jual, menentukan waktu produksi serta praktik langsung pembuatan produk sehingga mem/enuhi permintaan pasar sesuai yang diharapkan.

Peserta juga mendapatkan pendampingan secara intensif agar mendapatkan kesempatan untuk bisa memperluas pasar mereka, khususnya di wilayah Flores Timur.

Co-Founder Krealogi oleh Du Anyam, Hanna Keraf menyampaikan, metode pendampingan dan pembinaan usaha yang dilakukan ini bertujuan untuk menyiapkan wirausaha menghadapi perubahan sosial, budaya, serta kemajuan teknologi yang pesat.

Bantuan di Pulau Adonara

Pada kesempatan yang sama, IPCC dan IPCM juga memberikan fokusnya pada bidang keagamaan dengan memberikan bantuan sajadah masjid yang layak dan kipas angin ke 11 mushala di Desa Lamahala Jaya dan beberapa desa lainnya di Pulau Adonara.

Lamahala Jaya merupakan salah satu desa yang berada di sisi selatan Pulau Adonara. Lamahala Jayabmerupakan satu dari sedikit desa di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki penduduk seratus persen Muslim.

Baca Juga : Performance IPCM kian Kinclong, Digitalisasi Dikebut Agar Waiting Time Kapal Susut

Bantuan 33 roll karpet masjid yang layak dan 22 kipas angin disalurkan ke 11 Mushala yakni Mushala Sablillah Desa Lamahala Dusun 06, Mushala Nur Halimah Desa Terong Dua, Mushala Al Hikmah Desa Terong Aukoli, Mushala Asidiq DesaTerong Ebbo, Mushala Al Qautsar Desa Lamahala Tobbi Onna, Mushala Al Hidayah Desa Watanapo dan Mushala An Nur Desa Waiwerang Kota.

Kemudian, Mushala Al Arafah Desa Lamahala Brandos, Mushala Darul Jamaah Desa Lamahala Atapukan, Mushala Al Muhajirin Desa Lamahala Kumakubur, dan Mushala Nurul Yakin Desa Waibaruk.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *