LOGISTIKNEWS.ID – Industri pelabuhan merupakan sektor kritikal yang bidang usahanya berkaitan dengan logistik.
Dalam kaitan itu, PT Indonesia Kendaraan Terminal/IKT (Tbk) atau IPCC sebagai bagian dari BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang menjalankan kegiatan usahanya berhubungan dengan logistik dan pelabuhan berupaya agar seluruh pengguna jasa tetap memperoleh pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai kebutuhan masing-masing.
Adanya Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, secara tidak langsung turut mempengaruhi kegiatan operasional PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC).
Baca Juga : IPCC, Sokong Layanan Logistik Efisien
Baca Juga : Kala Cobaan, Berkah & Kejelian Leadership yang Hantarkan IPCC Reborn
Namun, pasca meredanya Pandemi Covid-19 dan dibukanya berbagai pembatasan kegiatan usaha membuat aktivitas manufaktur kendaraan dan logistik kembali meningkat sehingga berimbas positif pada meningkatnya aktivitas bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC.
Menurut Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi, kinerja perseroan hingga saat ini masih menunjukkan tren positif meskipun sempat terjadi sedikit penurunan arus kargo/ kendaraan (mobil niaga) yang dihandle terminal IPCC pada September 2023.
“Hal itu (penurunan) terjadi dipengaruhi penururan ekspor dan impor cargo mobil, karena negara permintaan pasar di bulan lalu (September 2023) juga turun,” ujarnya kepada Logistiknews.id, pada Kamis (12/10/2023).
Namun, Dirut IPCC itu optimistis bahwa pergerakan arus kargo/mobil melalui terminal IPCC pada bulan Oktober ini akan kembali membaik. “Insya Allah pada Oktober ini akan naik lagi,” ungkap Sugeng.
Baca Juga : Dukung IKN, IPCC Garap Terminal Ro-Ro di Semayang
Berdasarkan informasi keterbukaan publik IPCC, bahwa secara keseluruhan jumlah kargo kendaraan yang dilayani sepanjang bulan September 2023 cenderung variatif pada berbagai segmen kargo.
Tercatat, total kargo kendaraan Completely Built Up (CBU) di Lapangan Internasional pada bulan September 2023 ditangani IPCC sebanyak 35.465 unit, atau lebih rendah 7,90% secara month on month / MoM dari bulan sebelumnya.
Adapun untuk alat Berat (termasuk Bus/Truck) sebanyak 979 unit, atau lebih rendah 2,59% MoM, dan General Cargo sebanyak 6.743 M3, atau alami kenaikan 17,73% MoM.
Kondisi pada Terminal Domestik juga tercatat variatif, dimana CBU sebanyak 25.148 unit, lebih rendah 10,15% MoM. Sedangkan alat Berat sebanyak 5.984 unit dan General Cargo sebanyak 5.274 M3 dimana masing-masing lebih rendah 13,84% MoM dan 15,17% MoM dibandingkan pencapaian yang sama di bulan sebelumnya.
IPCC memastikan kepada seluruh pelanggannya bahwa kegiatan usaha dan pelayanan IPCC tetap beroperasi normal sebagai upaya mempertahankan kelancaran arus logistik dan bongkar muat kendaraan.
Bahkan dari sisi keuangan, IPCC mencatat terjadinya perbaikan dengan normalnya pengiriman kargo kendaraan ke Terminal IPCC.
Dukung IKN
PT IPCC (Tbk) juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengoperasian Terminal Roro di Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Penandatanganan aksi korporasi pemurnian bisnis Pelindo Group itu dilakukan dalam Acara Pelindo Forum bertema “Kolaborasi Untuk Berekspansi dalam Mencapai Visi” yang digelar di Medan pada Akhir September lalu.
Hal tersebut sejalan dengan rencana ekspansi dari IPCC, sebagaimana telah disampaikan kepada publik, terutama para investor saham IPCC bahwa dalam waktu dekat IPCC akan menambah wilayah operasionalnya.
Dalam momen inilah, IPCC telah merealisasikan janjinya dengan adanya penambahan wilayah operasional.
“Dengan demikian, area operasional IPCC selain di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara ialah di Pelabuhan Belawan, Medan; Pelabuhan Pontianak; Pelabuhan Makassar; dan yang baru saja di-signing ialah Pelabuhan Balikpapan,” ujar Dirut IPCC Sugeng Mulyadi.
Baca Juga : IPCC Raih Asean GRC Award 2023
Dia menyampaikan bahwa pengoperasian Terminal Roro Semayang, Balikpapan merupakan kolaborasi Perusahaan yang dipimpinnya dengan SPMT. Sebagaimana diketahui bahwa SPMT merupakan pemegang saham mayoritas dari IPCC setelah proses Pelindo merger dengan adanya skema inbreng saham.
Adanya penandatanganan ini merupakan kolaborasi untuk menciptakan business creativity antara IPCC dan SPMT untuk pengelolaan Terminal Semayang, Balikpapan.
Di sisi lain, IPCC telah memiliki expertise di bidang pengelolaan Terminal Kendaraan sebagaimana telah kami sampaikan dalam lini bisnis kami, diantaranya Car Terminal Operator, Car Terminal Handling & Supporting, Car Distribution Management, dan Roro Terminal Operator.
“Sehingga kami optimis bahwa kolaborasi ini dapat memberikan added value yang sangat positif bagi kami berdua ke depannya,” ucap Sugeng.
Kedepannya, kata dia, wajah Terminal Semayang akan mengalami perubahan maupun transformasi yang bertujuan untuk menyamakan standardisasi pelayanan terminal kendaraan di wilayah tersebut.
Dirut IPCC mengungkapkan, berdasarkan hasil dari kajian, sejumlah potensi dapat dimanfaatkan oleh IPCC, diantaranya yakni; Pertama, rencana pemindahan Ibukota di Nusantara, membuka potensi pendistribusian transportasi alat-alat berat dan cargo konstruksi, untuk pembangunan kota baru.
Kedua, berdasarkan UU no. 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, masa persiapan sampai dengan pemindahannya akan memakan waktu 10 tahun yang dilaksanakan dalam tiga tahap pembangunan, menjadikan adanya potensi kenaikan pasar di Kalimantan Timur. “Sehingga Terminal Semayang sebagai salah satu terminal pelabuhan berpotensi untuk melayani lebih banyak kargo,” ucapnya.
Ketiga, setelah Ibukota mulai beroperasi, aktivitas pemerintahan akan membutuhkan kendaraan, hingga distribusi kendaraan ke wilayah Penajam akan meningkat dengan pesat.
Sugeng memaparkan, secara bertahap IPCC telah merealisasikan rencana pengembangan wilayah di Indonesia sebagai bagian dari roadmap IPCC Expansion Concept Plan di industri otomotif dan Ro-Ro Cargo Distribution.[redaksi@logistiknews.id]