Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT)/IPCC Arif Isnawan, tak bisa menyembunyikan rasa haru sekaligus kebahagiaanya dalam kesempatan diskusi dengan wartawan di kantor IPCC pada Selasa siang (25/5/2021).
Pasalnya, dikala gelombang Pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia sepanjang tahun 2020 lalu, aktivitas bisnis dan perdagangan otomotif sebagai salah satu bidang yang sangat terdampak.
Imbasnya, kegiatan bongkar muat kendaraan melalui terminal IPCC merosot tajam hingga dititik terendah, yakni tersisa dikisaran 20 % hingga 30% saja.
Arif menceritakan akibat situasi dan kondisi itu, wacana pilihan melakukan restrukturisasi karyawan atau PHK di lingkungan IPCC terus bergulir sepanjang tahun lalu.
Kondisi ini menurutnya, sebagai pilihan yang sulit meskipun kebijakan PHK dianggap keputusan populer kala itu lantaran pendapatan perseroan anjlok sementara beban operasional tetap.
Namun sebagai leader, Arif tetap pada komitmenya yakni jangan sampai terjadi PHK terhadap satu orangpun pekerja di IPCC. Tentunya dengan berbagai konsekuensi dan resiko yang harus dihadapinya baik sebagai korporasi maupun selaku pimpinan.
Alasannya, seluruh pekerja operasional di IPCC merupakan SDM terlatih dan memiliki kompetensi yang mumpuni dalam penanganan bongkar muat kendaraan, dan menyiapkan SDM seperti itu bukanlah perkara mudah.
“Terus terang sepanjang tahun 2020 itu kinerja kami bleeding (berdarah-darah). Tetapi Alhamdulillah tidak sampai terjadi PHK di IPCC, kami lakukan efisiensi diberbagai lini termasuk salah satunya meniadakan uang lembur bagi karyawan,” ucapnya.
Optimalkan SDM
Meskipun terseok-seok, imbuhnya, IPCC terus mengoptimalkan semua potensi SDM internalnya guna memarket fasilitas terminal khusus mobil yang di kelola perseroan di pelabuhan Tanjung Priok itu.
“Memasuki kuartal pertama tahun ini sudah reborn atau kembali pulih khususnya untuk bongkar muat kendaraan niaga/mobil. Sedangkan untuk bongkar muat alat berat maupun spareparts dan sejenisnya belum sepenuhnya pulih. Mudah-mudahan dalam kuartal kedua mendatang semuanya bisa semakin membaik,” papar Arif yang didampingi Investor Relation IPCC Sofyan Gumelar.
Dia juga mengungkapkan, saat ini customer dengan volume terbesar yang memanfaatkan fasilitas terminal IPCC yakni, produsen otomotif Astra (Toyota dan Daihatsu) yang mencapai 50%-60%, kemudian disusul Mitsubishi, Suzuki, Hyundai dan Wulling.
Kini, manajemen IPCC mulai bisa bernafas lega, karena fasilitas lapangan penumpukan eksisting yang dikelolanya dipenuhi mobil-mobil niaga, alat berat maupun sparepart untuk kebutuhan ekspor maupun import.
Bahkan, IPCC mulai merencanakan untuk menyiapkan tambahan areal lahan parkir baru untuk menampung kendaraan-kendaraan tersebut, pada tahun ini.
Melihat indikator yang mulai membaik sejak kuartal pertama 2021, ujar Arif, IPCC kini optimistis bahwa kinerja dan produktivitas pada tahun ini bakal sesuai dengan target yang diharapkan pemegang saham.
“Kami optimistis bisa mencapai target kinerja perseroan pada tahun ini, menyusul mulai membaiknya sektor otomotif seiring meredanya imbas Pandemi Covid-19 memberikan sentimen positif pada permintaan akan produk-produk otomotif,” papar Arif.
Bahkan, ungkapnya, hingga April 2021 kembali mengalami kenaikan melanjutkan pemulihan dari bulan sebelumnya.
Tidak hanya itu, berkurangnya pembatasan ekspor khususnya kendaraan di negara-negara tujuan ekspor juga membantu meningkatnya penanganan bongkar muat ekspor kendaraan di Terminal IPCC.
Dia memaparkan, secara tahunan (YoY), jumlah kendaraan yang ditangani bongkar muat di Terminal IPCC cenderung mengalami kenaikan.
Pada Terminal Internasional, jumlah CBU yang ditangani melonjak 75,88% pada bulan April 2021 menjadi 25.450 unit dari bulan yang sama di tahun sebelumnya berjumlah 14.470 unit.
Dari jumlah tersebut, bahkan jumlah CBU ekspor naik hingga 99,06% dari 11.122 unit di April 2020 menjadi 22.140 unit di April 2021.
Pada Alat Berat (gabungan antara kendaraan berat dan Truk/Bus), turut mengalami kenaikan dimana pada April 2021 sebanyak 1.015 unit Alat Berat ditangani di Terminal IPCC atau mengalami kenaikan 66,94% dari April tahun sebelumnya.
Jumlah ekspor Alat Berat pun naik fantastis hingga 927,12% dimana pada April 2020 berjumlah hanya 59 unit dan di April tahun ini naik hingga 927,12% dimana ekspor Alat Berat banyak didominasi oleh segmen Truk/Bus.
Sementara itu, pada segmen spareparts jumlah yang ditangani hingga April 2021 mencapai 1.684 M3 atau naik 142,86% dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Terminal Domestik
Adapun pada Terminal Domestik jumlah kendaraan yang ditangani di bulan April 2021 mencapai 17.202 unit atau naik 338,38% dari April 2020 sebanyak 3.924 unit. Pada Alat Berat turut mengalami kenaikan dari 679 unit di April 2020 menjadi 2.023 unit di April tahun ini.
Bahkan penanganan spareparts pun turut mengalami kenaikan signifikan di bulan April 2021 hingga mencapai 3.214,32% dari 111 M3 di bulan April 2020 menjadi 3.672 M3. Termasuk juga kendaraan motor roda dua yang ditangani juga mengalami kenaikan dari 392 unit menjadi 8.545 unit.
Secara akumulasi 4 bulanan, pencapaian Terminal IPCC di tahun ini dapat dikatakan lebih baik. Pada periode Januari s.d April 2021 jumlah kendaraan CBU di Terminal Internasional mencapai 116.195 unit CBU atau naik 9,02% dimana sebanyak 100.818 unit CBU merupakan CBU ekspor yang naik 12,28% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Ekspor Alat Berat naik 0,58% dengan jumlah akumulasi 2.243 unit di tahun ini dibandingkan 2.230 unit di tahun lalu. Begitupun dengan spareparts yang juga naik sebanyak 17,99% menjadi 19.089 M3 dari 16.178 M3 di periode yang sama di tahun lalu.
Pada Terminal Domestik, sebanyak 17.202 unit CBU ditangani sepanjang periode Januari-April 2021 atau naik 23,17% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Alat Berat naik 14,39% menjadi 7.105 unit dan spareparts turut mengalami kenaikan hingga 835,73% dimana sebanyak 11.319 M3 berhasil ditangani di Terminal Domestik IPCC sepanjang periode 4 bulan pertama di tahun ini.
Untuk segmen roda dua, di periode tersebut telah ditangani sebanyak 17.090 unit motor dengan kenaikan 129,46% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Arif mengatakan, pencapaian ini tentunya menjadi penyemangat bagi IPCC dan para stakeholders terkait serta tumbuhnya optimisme bahwa pemulihan ekonomi yang berimbas pada pemulihan di sektor otomotif kian nyata dan diharapkan kondisi ini dapat menjadi momentum untuk berlanjutnya pemulihan yang terjadi di tahun ini.
“Di sisi lain, momentum rebound-nya pemulihan ini juga diharapkan dapat membuat kondisi operasional dan keuangan IPCC dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya dimana sempat mengalami penurunan akibat imbas terkena dampak Pandemi Covid-19,” tandas Arif.