IPCC, Sokong Layanan Logistik Efisien

  • Share
Media Gathering IPCC

LOGISTIKNEWS.ID – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) – entitas usaha dari Grup Pelabuhan Indonesia (Pelindo),terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik, menyiapkan SDM unggul serta berupaya berkontribusi dalam mengefisiensikan biaya logistik nasional.

Selain itu, perseroan mendorong kolaborasi stakeholders terkait maupun peran serta ekosistemnya yang pada akhirnya dapat menumbuhkan perekonomian nasional.

Hal tersebut terungkap pada saat Media Gathering IPCC Terminal Kendaraan, yang digelar di Bali pada Kamis (25/5/2023).

Hadir pada kesempatan itu, Direktur Utama & Pelaksana Tugas Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Sugeng Mulyadi, Direktur Operasi dan Teknik Bagus Dwipoyono dan Direktur Keuangan & Sumber Daya Manusia Sumarno.

“Salah satu upaya dalam mengefisiensikan cost logistik nasional, yang telah kami lakukan yakni selain dengan digitalisasi layanan. IPCC juga sudah menerapkan pola pengangkutan untuk layanan delivery ekspor maupun impor mobil dengan trucking yang sama. Jadi masuk ke IKT bawa kargo pulangnya juga bawa kargo. Sudah ada automaker yang menerapkan hal itu. Kedepan kami akan terus mendorong pola seperti ini untuk menekan cost logistik,” ujar Sugeng Mulyadi.

Dia mengungkapkan saat ini yard occupancy ratio (YOR) di IPCC saat ini rata-rata 60-70%.Kondisi itu menyebabkan seringkali terminal mobil tersibuk di Pelabuhan Tanjung Priok itu mengalami kepadatan.

“Pada tahun ini kami menyiapkan Rp.35 milliar untuk perluasan fasilitas lapangan penumpukan di IKT. Targetnya segera kita eksekusi supaya arus ligistik melalui IKT semakin lancar dan efisien,” ucap Sugeng.

Seperti diketahui, peringkat Logistik Performace Index (LPI) Indonesia pada 2023 berada diangka 3.0 atau menempati posisi ke 63 di dunia berdasarkan data laporan World Bank, baru-baru ini.

Berdasarkan data itu, Score LPI Indonesia masih berada di bawah Chile, Vietnam maupun Brazil. Bahkan jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Singapura yang menempati urutan score tertinggi LPI versi World Bank yakni 4.3 dan Hongkong dengan score 4.0.

Laporan itu juga merinci mengenai Custom Score, infrastruktur, International Shipments, Logistic Competent & Quality, serta Tracking and Tracing.

Menurut Dirut IPCC, aktivitas pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dari sistem logistik (supply chain) hanya berkontribusi sekitar 3-4% terhadap biaya logistik keseluruhan.

“Saat ini biaya pelabuhan tidak sampai 4% mengkontribusi cost logistik nasional,” tegas Sugeng.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *