Sepanjang pekan ini (6 s/d 11 Nopember 2023), redaksi Logistiknews.id mengangkat sejumlah topik pada sektor transportasi dan logistik yang disodorkan ke pembaca.
Diawal pekan ini, redaksi mengangkat soal curhat Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) yang menyatakan bahwa menolak importasi, sama saja menolak ‘Sunatullah‘.
Selain itu Logistiknews.id juga mengangkat pemberitaan mengenai kontribusi FedEX terhadap perekonomian global yang mencapai $80 Miliar di 2023. Hal itu dirilis berdasarkan laporan yang disusun melalui konsultasi dengan Dun & Bradstreet (NYSE: DNB), penyedia data dan analisis pengambilan keputusan bisnis terkemuka. Studi menunjukkan dampak positif FedEx terhadap individu dan komunitas di seluruh dunia, atau dikenal sebagai ‘FedEx Effect’.
Kemudian, pemberitaan mengenai peran Depo Kontainer yang dinilai sangat vital dalam mendukung tata kelola atau niaga ekspor impor dalam sisten logistik nasional (sislognas) serta menopang kelancaran arus barang. Berikut Rangkumannya :
Tolak Impor, Tolak ‘Sunatullah’
Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Capt Subandi menegaskan, siapapun yang menolak kegiatan importasi sama halnya menolak Sunatullah ataupun hukum alam.
Hal itu di ingatkan Capt Subandi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 tahun 2023 GINSI, di Jakarta pada Rabu (8/11/2023). Dia menegaskan, Rakernas adalah untuk membahas program kerja dan rencana strategis organisasi kedepannya.
Importasi, imbuhnya, adalah suatu keniscayaan karena tidak ada satu negarapun di dunia ini yang bisa memenuhi sendiri kebutuhan dalam negerinya. Karenanya ada saling ketergantungan satu negara dengan negara lainnya.
“Kalau ada stigma negatif dan menolak importasi itu sama halnya menolak Sunatullah atau hukum alam. Kami mau kok importasi itu di atur dan dibina tapi jangan kami dibinasakan. Karena importasi mampu menghidupi sektor usaha/jasa lain. Termasuk di Pelabuhan karena ada komoditas impor yang dibawa melalui pelabuhan. Importasi juga menyerap jutaan tenaga kerja di Indonesia,” ucap Capt Subandi.
Dia menegaskan, selama ini importasi turut berpartisipasi meningkatkan perekonomian Indonesia, bahkan pada 2022 saja, negara menerima pajak atas barang yang di impor sebanyak Rp 280 Triliun.
Karena itu, GINSI berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dan ingin menyerap asprirasi serta membantu perusahaan anggota atas kendala-kendala yang dihadapinya di lapangan.
Capt. Subandi juga menyampaikan bahwa dalam perspektif GINSI, importasi itu menjadi suatu keniscayaan. Karena setiap negara memiliki potensi masing-masing. Dan setiap negara tak mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya dari hasil alamnya.
Menurutnya, impor itu jangan cuma dilihat dari sisi negatifnya, atau jangan cuma dilihat dari importir yang nakal saja.
“Kalau ada yang nakal itu kan oknum. Maka kalau ada importir yang nakal jangan distigma semua importir itu nakal,” ujar Capt Subandi.
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono mengemukakan GINSI sebagai mitra utama pemerintah dalam menetapkan regulasi di bidang perdagangan internasional maupun impor.
“Kami sangat mengapresiasi peran GINSI selama ini. Kami tegaskan disini kalau ada masalah tehnis dilapangan terkait importasi dan perdagangan internasional, Kemenko Perekonomian siap menampung dan mencarikan solusinya. Sebab perdagangan internasional disisi perekonomian kita itu penting agar perekonomian kita kedepannya lebih baik lagi,” ujar Susiwijono.
Kontribusi FedEX di Ekonomi Global
Salah satu perusahaan transportasi ekspres terbesar di dunia, FedEx Corp. (NYSE:FDX) merilis laporan dampak ekonomi tahunan, menganalisis jaringan dan peran perusahaan di seluruh dunia dalam mendorong inovasi selama tahun fiskal 2023.
Laporan itu disusun melalui konsultasi dengan Dun & Bradstreet (NYSE: DNB), penyedia data dan analisis pengambilan keputusan bisnis terkemuka, studi menunjukkan dampak positif FedEx terhadap individu dan komunitas di seluruh dunia, atau dikenal sebagai ‘FedEx Effect.’
President and CEO, FedEx Corporation, Raj Subramaniam mengemukakan, FedEx telah membantu rantai pasokan global dan revolusi e-commerce selama lima dekade dengan mengubah cara bisnis bertukar barang, jasa, dan ide sambil terus melampaui kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
“Laporan ini sekaligus menggarisbawahi kontribusi signifikan kami terhadap perekonomian dan dedikasi kami untuk memberikan perubahan positif pada masyarakat tempat kami beroperasi,” ujarnya melalui keterangan resmi kepada Logistiknews.id, pada Rabu (8/11/2023).
Laporan itu mengungkapkan bahwa FedEx berkontribusi lebih dari $80 miliar dalam memberikan dampak langsung terhadap perekonomian global pada tahun fiskal 2023, meskipun tekanan ekonomi melanda.
Raj Subramaniam mengatakan, berdasarkan laporan ini juga mencerminkan skala jaringan yang telah dikembangkan FedEx dan upaya berkelanjutan perusahaan dalam meningkatkan layanan inovatif untuk membantu bisnis dari segala ukuran terhubung dengan pelanggan dan memperkuat operasional.
FedEx Express melayani lebih dari 100 pasar diseluruh kawasanAsia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika (AMEA). Studi tersebut menemukan bahwa dengan jaringannya yang luas, FedEx Express menyumbang 0,3% dari output ekonomi bersih di sektor-sektor Transportasi, Penyimpanan, dan Komunikasi di kawasan ini selama 2023.
Di seluruh sektor perekonomian AMEA, FedEx Express menyumbang 0,02% dari total output ekonomi bersih, yang tumbuh sekitar 6% pada tahun fiskal 2023 menjadi $44 triliun.
Dampak yang ditimbulkan perusahaan juga mencakup kontribusi tidak langsung sebesar $2,7 miliar terhadap perekonomian regional pada tahun fiskal 2023.
Diantara industri lainnya, FedEx Express secara tidak langsung menyumbang $1 miliar ke sektor kritikal yaitu Manufaktur yang bernilai $9 triliun. Adapun kontribusi tidak langsung perusahaan pada sektor Transportasi, Penyimpanan, dan Komunikasi diperkirakan sebesar $772 juta.
President Asia Pacific, Middle East, and Africa region, FedEx Express Kawal Preet, menambahkan, kawasan AMEA memiliki posisi yang semakin menonjol dalam perekonomian global. Kami berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dengan melihat investasi pada fasilitas dan jaringan perusahaan.
“Baik secara langsung maupun tidak langsung, upaya kami mendukung semakin banyaknya lapangan kerja di perekonomian yang lebih luas, dan kami ingin hal ini terus berlanjut,” kata Kawal Preet.
Dia menjelaskan, saat ini fokus pada para pelanggan dan menciptakan akses yang lebih besar terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dihasilkan oleh perdagangan global.
“Kami percaya bahwa menciptakan masa depan yang lebih terhubung dan berkelanjutan akan memperkuat FedEx Effect bagi anggota tim, pelanggan, pemasok, dan komunitas di seluruh kawasan,” ujarnya.
Managing Director of FedEx Indonesia, Garrick Thompson, mengungkapkan, Indonesia adalah pasar penting bagi FedEx di kawasan AMEA, dan karenanya perusahaan berkomitmen untuk mendukung bisnis lokal dalam memanfaatkan peluang impor dan ekspor.
“Investasi kami di negara ini, seperti pembukaan fasilitas baru kami di Batam awal tahun ini, membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kegiatan perekonomian, sekaligus memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap layanan kami,” kata Garrick.
Perusahaan, imbuhnya, akan terus berinvestasi pada infrastruktur dan operasional FedEx di Indonesia untuk menyediakan akses lebih besar untuk para pelanggan akan solusi logistik yang lebih efisien dan cerdas serta layanan yang lebih baik.
Peran & Nasib Depo Kontainer
Direktur Lalu Lintas Laut (Dirlala) Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan, Hendri Ginting membuka secara virtual Musyawarah Nasional (Munas) ke IV tahun 2023, bertempat di Yogyakarta pada Jumat (10/11/2023).
Pada kesempatan itu, Dirlalala Capt Hendri Ginting juga membacakan langsung sambutan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dalam sambutan Menhub yang dibacakan Dirlala menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur depo, peralatan serta sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik guna menunjang peran depo sebagai konsolidasi kontainer ekspor impor untuk kelancaran arus logistik dan rantai pasok.
“Depo sangat vital dalam mendukung tata kelola atau niaga ekspor impor dalam sisten logistik nasional (sislognas) serta menopang kelancaran arus barang,” ujar Capt Hendri Ginting.
Tak kalah pentingnya, kata Dirlala, menyangkut klasifikasi SDM yang mumpuni demi terselenggaranya safety pada layanan depo kontainer dan meningkatkan ptoduktivitasnya.
“Jika ingin lebih produktiv dan safety maka faktor kompetensi SDM itupun sangat penting,” tegas Hendri Ginting.
Pada kesempatan itu, Kepala Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaaan Pembangunan Sekda Provinsi DI Yogyakarta, Yudi Ismono yang membacakan sambutan Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, menyampaikan ucapan terimakasih dipilihnya Yogyakarta untuk kegiatan Munas ASDEKI ke IV tahun 2023 ini.
“Pemprov DI Yogyakarta siap mendukung Asdeki menjadi organisasi profesi yang bisa menggerakkan pertumbuhan perekonomian nasional dan kelancaran arus barang di bidang logistik melalui kinerja depo yang lebih maju,” ujarnya.
Yudi juga mengingatkan bahwa tantangan sektor usaha logistik semakin kompleks, dan dibutuhkan kolaborasi serta harmonisasi antara stakeholders termasuk para perusahaan depo kontainer.
Ditempat yang sama, Mantan Ketua Umum DPP Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) Ari Karistianto, mengatakan tantangan bisnis depo kontainer (swasta nasional) yang kini semakin berat ditengah ketatnya persaingan usaha itu dengan PMA maupun BUMN di Indonesia.
Untuk itu, pelaku usaha depo kontainer mesti melakukan inovasi yang konkret dan mengambil langkah strategis agar perusahaan bisa menekan cost operasional depo.
“Kita memang mesti inovasi bagaimana meningkatkan pertumbuhan bisnis depo melalui inovasi layanan. Disisi lain saat ini, kitapun dihadapi persaingan dengan usaha depo penanaman modal asing (PMA) maupun badan usaha milik negara (BUMN) melalui anak-anak usahanya,” ujar Ari.
Oleh karenanya, Ari berharap Pemerintah dapat membantu pelaku usaha depo nasional dari kian gencarnya gempuran para pemain depo kategori PMA dan BUMN itu melalui pengetatan perizinannya.[redaksi@logistiknews.id]