Carmelita Ajak Semua Pihak Bergandengan Tangan Menuju Indonesia Maju

  • Share

LOGISTIKNEWS.ID – Ketua Umum DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengajak pelaku usaha pelayaran nasional dan pemerintah dapat selalu bergandengan tangan untuk mencapai tujuan Indonesia Maju.

Hal tersebut disampaikan Carmelita saat Rapat Umum Anggota (RUA) INSA ke-18 di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (15/12/2023) yang mengambil tema ‘INSA Siap Hadapi Tantangan Menuju Indonesia Maju’.

Hadir pada kesempatan itu, Direktur Kenavigasian, Kepala Biro Hukum Kemenhub, dan para pejabat instansi terkait, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Jakarta International Container Terminal, Terminal Teluk Lamong (TTL).

Selain itu, para ketua umum asosiasi serta stakeholder, antara lain Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Juswandi Kristanto, Ketua Umun Asosiasi Depo Kontianer Indonesia (ASDEKI) Mustafa Kamal Hamka, serta para anggota INSA dari seluruh tanah air.

Carmelita mengatakan, Rapat Umum Anggota merupakan amanat AD-ART INSA yang harus diselenggarakan pada akhir masa bakti kepengurusan. Namun, RUA dan periode kepengurusan kali ini memiliki keunikan dibanding RUA-RUA sebelumnya.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto.

Ketum INSA juga mengajak semua yang hadir melihat sejenak ke belakang dan mencermati periode pengabdian kepengurusan yang berakhir hari ini.

“Masa bakti kepengurusan DPP INSA 2019-2023 ini merupakan periode yang sangat sulit. Sebab berselang lama setelah RUA tahun 2019, dunia dan bangsa kita menghadapi pandemi dahsyat Covid-19. Persoalan yang semula hanya dipandang sebagai masalah kesehatan ini tak memakan waktu lama berubah wujud menjadi Krisis Dunia. Inilah Krisis terbesar pasca Perang Dunia ke-2 yang dihadapi manusia zaman sekarang,” ujar Memei-panggilan akrab Carmelita.

Dia menjelaskan, berbagai sektor kehidupan masyarakat mengalami dampak yang maha dahsyat; kesehatan amburadul, pendidikan ambyar, ekonomi carut marut; dan inin terjadi di banyak negara.

Sebagai organisasi pengusaha, imbuh Memei, INSA tentu juga terdampak. Program kerja yang sudah dirancang pada RUA sebelumnya, otomatis terganggu, bukan hanya di Pusat tapi juga teman-teman pengurus di cabang mengalaminya.

“Belum usai sepenuhnya perjuangan melawan COVID, kita dikagetkan oleh perang yang terjadi di Rusia-Ukraina, lalu akhir-akhir ini juga melanda Saudara-saudara kita di Palestina. Di aspek ekonomi, Tiongkok—mitra dagang strategis Indonesia—juga mengalami pelambatan,” paparnya.

Carmelita juga memaparkan hal yang sangat fenomenal yang telah dilakukan di periode ini. Yakni, saat kita semua mampu mengkonsolidasikan kekuatan armada nasional untuk memasok batubara ke PLTU-PLTU, yang alami kekurangan pasokan batu bara pada 2022 lalu.

“Ditengah suasana pandemi, kalau kemudian ditambah lagi dengan krisis energi, maka bisa terjadi kesukaran di masyarakat, bahkan bisa saja mengakibatkan kekacauan. Tapi kita semua berhasil! Capain ini menunjukkan kepada Indonesia, bahwa INSA mengedepankan kepentingan nasional, INSA kuat, dan INSA solid melayani Indonesia,” ucap Ketum INSA.

Carmelita mengatakan, sejak INSA ini berdiri, pihaknya mendedikasikan organisasi sebagai mitra pemerintah, sebagai partner untuk memajukan bangsa.

“Jadi sektor energi saja kami komit dan kerja keras bantu, apalagi sektor perhubungan yang merupakan rumah kita bersama. Kita selama ini sudah berhubungan baik, tapi mari Pak kita tingkatkan. Ayuk Pak, lebih sering melibatkan kami. Kami juga akan lebih sering meminta dukungan, support dari Bapak-Bapak regulator, tetapi sekaligus kami juga akan sangat bersedia dan senang hati untuk membantu pemerintah. Tinggal kontak aja Pak, demi merah putih kita semua siap. Betul kan teman-teman?..” ujar Carmelita yang langsung disambut tepuk tangan seluruh hadirin yang hadir.

Kancah Internasional

Sejumlah capaian berhasil ditorehkan oleh INSA. Bahkan dalam aspek keorganisasian, kini INSA juga semakin berperan di kancah regional dan global, dengan kembali menjadi anggota Federation of Asean Shipowners  Association (FASA), setelah sebelumnya kita hanya menjadi observer saja.

Pada Exco Meeting FASA, INSA juga terpilih menjadi Ketua pada kepengurusan FASA 2024-2026.

“Peran kita juga semakin besar karena Ketua FASA juga menjadi Wakil Ketua ASA (Asia Shipowners Association) periode 2023-2024. Dan dalam agenda ASA, pada Rapat Umum Tahunan (AGM)  bulan Mei 2024 nanti, estafet kepemimpinan ASA untuk periode 2024-2025 akan diberikan kepada FASA (yaitu INSA),” ujar Carmelita.

Dikatakan Memei, hal ini tentu menjadi kesempatan bagi INSA memperluas pengaruhnya, terutama di tingkat internasional, termasuk di Asia dan negara lain seperti Australia, Jepang, China, Korea, India, dan lainnya.

Di kancah internasional, INSA juga berperan aktif sebagai delegasi Indonesia pada Sidang Ke-33 IMO di London.

“Alhamdulillah, Indonesia kembali terpilih sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C periode 2024-2025,” ucapnya.

Carmelita mengatakan,  Indonesia Maju adalah mimpi dan tujuan bersama. Tetapi, itu adalah tantangan dan juga peluangnya. Karena itu harus dihadapi dengan optimis.

INSA juga ingin agar kapal-kapal merah putih kembali berperan di kancah global. Dengan kebijakan beyond cabotage, INSA berupaya agar pelayaran nasional mampu berdaya saing pada angkutan ekspor impor, sehingga bisa berkontribusi dalam memperbaiki neraca jasa Indonesia yang kerap alami defisit.

“Selain itu, kita juga harus bergerak bersama teknologi yang telah berkembang pesat. Digitalisasi menuntut pelayaran beradaptasi. Mau tak mau kita harus menuju ke era digital; pilihannya digital atau tertinggal. Karena itu, digitalisasi haruslah menjadi fokus kita saat ini,” jelas Carmelita.

INSA juga memiliki komitmen terhadap green energy. Dimana INSA elah berperan aktif menekan emisi lewat kapal-kapal anggota INSA. Bahkan kini telah ada kapal berbahan bakar gas yang terus dikembangkan ke ukuran lebih besar. Dan saat ini juga sedang melakukan riset untuk solar energy.

“Memang, masih ada kendala, terutama infrastruktur pendukung di darat, yang menyediakan bahan bakar gas untuk kapal, dan belum adanya regulasi terkait retrofit kapal dual fuel di Indonesia. Alat converter marine untuk mengubah sistem mesin diesel menjadi berbahan bakar gas juga masih terbatas. Sedangkan untuk membeli mesin baru yang bisa digunakan untuk dual fuel masih sangat mahal,” ucap Carmelita.

Untuk itu, INSA meminta pemerintah agar membuat kebijakan dan regulasi terkait retrofit kapal berbahan bakar ganda, mempersiapkan infrastruktur pengisian gas di pelabuhan, dan mendukung penyediaan kebutuhan alat konverter dalam negeri sehingga nilai TKDN industri pelayaran bisa meningkat.

“Bapak Ibu regulator, kami mohon dukungannya. Selama ini Bapak, Ibu sudah mendukung kami dengan sangat baik, karena baik itulah maka kami minta lagi dan terus dukungannya, termasuk untuk hal-hal yang saya kemukakan tadi,” ujar Carmelita.

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan Focus Group Discussion dengan narasumber kompeten di bidangnya masing-masing.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *