LOGISTIKNEWS.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melirik SANKO Holding untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.
SANKO Holding merupakan konglomerasi manufaktur terbesar di Turki yang dikenal secara global sebagai penghasil tekstil hingga produsen energi terbarukan.
Adapun investasi yang ditawarkan yakni di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah.
Melalui anak usahanya yakni SANKO Enerji saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW.
Peluang investasi yang ditawarkan oleh Kemenperin juga mendorong SANKO Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060.
“Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan SANKO Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia,” ucap Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan resminya, dikutip Senin (10/6/2024).
SANKO Holding mempekerjakan sekitar 14.000 tenaga kerja, beroperasi di 11 sektor berbeda, dan mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara. Sektor-sektor unggulan dari SANKO Holding meliputi industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate.
Di bidang tekstil, SANKO Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.
Selain itu, Menperin juga mendorong SANKO Holding untuk berinvestasi pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal. Hal ini mengingat SANKO akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua serta membuat kapal pengolah tuna.
“Tuna adalah komoditas yang sangat melimpah di sekitar Biak, Papua sehingga masih sangat potensial untuk membangun industri pengolahan tuna di wilayah tersebut,” ujar Menperin.
Selama 2019 hingga 2023, total investasi Turki di Indonesia mencapai USD42,758 Juta, dan menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.[syf]