LOGISTIKNEWS.ID – Tarif jalan tol yang lebih kompetitif diyakni bisa memberikan efisiensi pada layanan logistik. Namun sebaliknya, tarif tol yang mahal justru mengerek biaya transportasi yang ujung-ujungnya membebani cost logistik.
Hal itu dikemukakan Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto, merespon pengoperasian Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang kini telah tersambung penuh dengan lima ruas jalan tol dalam jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2.
Jalan tol yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Pelindo Solusi Logistik Group melalui PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways) itu diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Selasa pekan lalu (9/7/2024).
Sugi mengatakan, jalan tol itu sudah ditunggu banyak pihak cukup lama, termasuk industri transportasi dan logistik.
Sebab, imbuhnya, konektivitas jalan tol itu berdampak penting untuk aliran logistik, terutama untuk pengiriman ke wilayah selatan Jakarta sampai Bogor, Cianjur, Ciawi, dan Sukabumi yang selama ini tersentralisasi di akses simpang susun Cikunir dan JORR atau akses Halim, Cawang, dan Tol Jagorawi.
“Akses tol ini dapat mengurangi waktu tempuh antara 30-60 menit jika dibandingkan akses Cikunir dan Cawang. Jika tarif tol-nya kompetitif, maka efisiensi transportasi logistik bisa mencapai 30-50%,” ujar Sugi, pada Kamis (18/7/2024).
Dia memaparkan, efisiensi yang diperoleh jika tarif tol kompetitif yakni berasar dari penurunan biaya operasional, biaya perawatan (maintenance), utilisasi aset, serta peningkatan kecepatan (lead time) pengiriman dan penurunan risiko kecelakaan.
Disisi lain, bagi industri manufaktur, jalan tol tersebut akan memperlancar dan mempercepat proses pengiriman bahan baku (inbound), baik dari pelabuhan maupun pemasok lokal, juga pengiriman produk ke perusahaan-perusahaan pelanggan.
“Peningkatan akses dengan jalan tol itu, juga akan mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan industri di dekat jalan tol dengan akses khusus,” paparnya.
Beberapa ruas tol telah mendukung keberadaan sejumlah kawasan industri seperti jalan tol Japek, Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Merak, Surabaya-Malang, dan lain-lain.
Sugi mengungkapkan, bagi industri transportasi dan logistik, keberadaan jalan tol berpotensi meningkatkan utilisasi armada, karena waktu tempuh (lead time) pengiriman menjadi lebih cepat antara 30-50%.
“Biaya operasional dan biaya pemeliharaan armada-pun menjadi lebih efisien, karena akses tol memungkinkan armada berjalan dalam kondisi yang konstan dalam kisaran kecepatan 60-80 km/jam,” ucapnya.
Secara nasional, kata Sugi, keberadaan jalan tol akan mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan nasional atau jalan arteri, seperti jalan pantura, jalan arteri Cikopo-Padalarang, dan jalan lintas Sumatra.
Hal ini juga berdampak terhadap pengurangan biaya pemeliharaan jalan nasional.
Penggunaan jalan tol juga berpotensi menurunkan risiko kecelakaan karena pengurangan kontak armada transportasi dengan kendaraan roda dua dan lainnya.
Karenanya, SCI mengusulkan tarif JTCC untuk semua golongan maksimal 20-30% lebih tinggi dari tol JORR.
“Sebab, jika terlalu mahal tarifnya, seperti Jalan Tol Pelabuhan dari Cibitung ke Priok, maka JTCC ini berpotensi kurang diminati penggunanya dan hanya digunakan sebagai alternatif emergency, bukan untuk kegiatan operasional rutin termasuk bagi pelaku transportasi dan logistik,” jelas Sugi.
Menurutnya, tarif tol yang kompetitif akan mendorong pelaku usaha transportasi dan logistik untuk menggunakannya, sehingga potensi pendapatan operator jalan tol yang tinggi dapat diharapkan dari volume tinggi (jumlah yang banyak) kendaraan yang melaluinya.
Permudah Arus Logistik
Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) kini telah tersambung penuh dengan lima ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2.
Sebelumnya, Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M. Hikmat, mengatakan, tersambungnya JORR-2 secara keseluruhan akan memudahkan pergerakan orang dan barang, terutama untuk kendaraan berat pengangkut logistik dari kawasan barat yang selama ini melewati rute padat dapat melalui JTCC langsung menuju dan dari Pelabuhan Tanjung Priok yang akan memperlancar arus logistik dan mobilitas masyarakat.
Direktur Utama PT CTP Tollways, Ari Sunaryono menambahkan, JTCC siap menampung arus kendaraan dari selatan dan memfasilitasi kelancaran pergerakan orang dan barang termasuk kendaraan logistik dari dan menuju pelabuhan, dan yang paling dekat adalah dari Kawasan Industri MM2100 Cibitung melalui Simpang Susun Setu Utara Cimaci.
Menurut data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), total panjang Jalan Tol JORR 2 mencapai 111 kilometer dan terdiri dari enam ruas jalan tol, yaitu Tol Cengkareng-Kunciran, Kunciran-Serpong, Serpong-Cinere, Cinere-Jagorawi, Cimanggis-Cibitung, dan Cibitung-Cilincing. Penyelesaian ini menandai penyempurnaan struktur jaringan jalan tol di kawasan Jabodetabek, yang sebelumnya telah memiliki Tol Lingkar Dalam Kota dan Tol JORR 1, sehingga menciptakan sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan efisien.
Beroperasinya Jalan Tol JORR 2 secara penuh diharapkan dapat mengurangi kemacetan, mempercepat waktu tempuh, dan memberikan alternatif rute yang lebih banyak bagi pengguna jalan.
Hal ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap aktivitas logistik dan distribusi barang di kawasan ini, serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional.[redaksi@logistiknews.id]