LOGISTIKNEWS.ID – Sejumlah isu menjadi sorotan redaksi sepanjang pekan ini (22-28 Juli 2024) yang sekaligus mendapat perhatian pembaca Logistiknews.id. Berikut selengkapnya:
Cost Logistik Ditargetkan Turun jadi 8%
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengemukakan, biaya logistik nasional ditargetkan bisa turun menjadi 8% dari saat ini yang masih dikisaran 14,29% dari Produk domestik bruto (PDB),
Target itu guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih efisien dan kompetitif.
Bahkan, kata Menhub, strategi pengembangan logistik di tahun 2024-2045 telah melibatkan beberapa aspek, yakni transformasi digital layanan logistik, pengurangan biaya transportasi, optimalisasi pemanfaatan tol laut, penguatan konektivitas, serta peningkatan aksesibilitas antarwilayah.
“Upaya ini bertujuan untuk menurunkan biaya logistik dari 14,29% menjadi 8% dari PDB tersebut,” ujar Menhub saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Sehari bertemakan Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia: Refleksi, Tantangan, dan Peluang Sistem Logistik Nasional, di Institut Teknologi Bandung (ITB), pada Kamis (25/7/2024).
Menhub menambahkan pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan biaya logistik nasional melalui pengembangan strategi yang komprehensif.
Bahkan, imbuhnya, tren skor Logistic Performance Index (LPI) Indonesia secara umum-pun menunjukkan pertumbuhan yang positif, bahkan mulai menyusul peringkat LPI Filipina.
Efisiensi logistik transportasi selalu menjadi perhatian nomor satu bagi para pelaku logistik.
“Karena itu, butuh penguatan sistem logistik nasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045, melalui penurunan biaya logistik serta untuk mengatasi berbagai tantangan yang terjadi belakangan ini,” ujar Menhub.
Menhub menerangkan, semangat efisiensi dan efektivitas logistik ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang mengatur penguatan dan penataan melalui National Logistic Ecosystem (NLE), sesuai Inpres No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
NLE yang diimplementasikan di beberapa pelabuhan dan bandara berkontribusi terhadap efisiensi waktu dan biaya layanan.
Saat ini, terdapat 264 pelabuhan yang telah mengaplikasikan Inaportnet, di mana 46 pelabuhan telah terintegrasi dengan NLE dan 6 bandara telah menerapkan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT).
“Untuk mendukung penerapan NLE, Kementerian Perhubungan terus mendorong upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi, khususnya yang berkaitan dengan layanan kapal, barang dan penumpang,” ungkap Menhub.
Namun demikian, lanjut Menhub, semua pihak yang berkepentingan tidak boleh lengah dengan keadaan saat ini. Semua pihak harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan global serta tantangan baru, kemudian perlu juga bekerja sama dalam semangat Indonesia Incorporated.
Menurut Menhub, diperlukan komitmen bersama antara penyedia dan pengguna jasa logistik, kolaborasi dan sinergitas antar kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, serta pihak swasta guna mewujudkan efisiensi sistem logistik nasional.
“Untuk itu, Saya mengajak semua pihak untuk berperan aktif dan memberikan kontribusi terbaik dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera melalui peningkatan kinerja logistik nasional,” ucap Menhub.
LPI
Sebelumnya, Chairman The International Federation of Freight Forwarders Association (FIATA) Regional Asia Pasifik (RAP) Yukki Nugrahawan Hanafi, mengungkapkan bahwa biaya logistik ditentukan dari pergerakan dan pertumbuhan volume barang.
Karenanya, agar Indonesia tidak terpengaruh dengan penilaian World Bank atau Bank Dunia pada tahun lalu telah merilis Logistics Performance Index (LPI) Indonesia di peringkat 63 dengan nilai 3.0, pada tahun 2023. Biaya logistik nasional pun, dinilai World Bank pada tahun itu masih tergolong tinggi, yaitu 14,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kita jangan terpengaruh dengan penilaian Bank Dunia itu, Itu cuma persepsi. Marilah kedepan kita bicara baik soal logistik nasional ini,” ucap Yukki dalam Forum Diskusi Logistik Nasional yang digelar Indonesia Port Editors’ Club (IPEC) di Jakarta belum lama ini.
Olehkarenanya, Yukki mengajak semua pihak mulai mempersepsikan yang baik-baik terhadap kinerja logistik Indonesia.
“Jika persepsinya baik dan optimistis, maka Saya meyakini (kita lihat dua bulan kedepan) saya optimis investasi juga akan lebih banyak masuk ke Indonesia. Jadi kita jangan terpengaruh dengan penilaian Bank Dunia itu, Itu cuma persepsi. Marilah kedepan kita bicara baik soal logistik nasional ini,” ucap Yukki.
Untuk mendongkrak LPI itu, Yukki menilai diperlukan kolaborasi antar stakeholders, penguatan konektivitas dan transportasi serta infrastruktur, termasuk teknologi dan informasi yang berkaitan erat dengan kinerja logistik.[▪︎]
Melirik Potensi Pelabuhan Patimban
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengajak para pelaku usaha untuk dapat berpartisipasi, berinvestasi serta melakukan kegiatan usaha dan berbisnis di Pelabuhan Patimban.
Hal itu dipaparkan Menhub secara dalam acara Sosialisasi Kegiatan Usaha di Pelabuhan Patimban, secara Daring di Jakarta, pada Rabu (24/7/2024).
Kementerian Perhubungan bersama PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) dan PT Patimban International Car Terminal (PICT), terus mengembangkan Pelabuhan Patimban untuk memberikan fasilitas transportasi laut, sekaligus sebagai outlet bisnis bagi pelaku usaha khususnya di Jawa Barat.
Menhub mengemukakan, keberhasilan dari kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tidak akan dapat dicapai tanpa adanya peran, kontribusi, serta dukungan dan kolaborasi dari para pelaku ekonomi, bisnis dan produsen di sekitarnya.
Pelabuhan Patimban diharapkan dapat menjadi pemantik potensi bisnis di pelabuhan serta kawasan khususnya Jawa Barat dan sekitarnya.
“Dengan berkembangnya Pelabuhan Patimban, pelayanan transportasi laut dan logistik dapat lebih mudah, lebih efisien, serta meningkatkan perekonomian di Kawasan Jawa Barat dan Nasional,” kata Menhub.
Pelabuhan Patimban dibangun dan dikembangkan dalam beberapa tahap, yakni tahap I-1 (tahun 2018-2021), tahap I-2 (tahun 2022-2025), dan akan dilanjutkan pada tahap II dan tahap III.
Pemerintah juga membangun ekosistem Pelabuhan Patimban dengan mengembangan backup area untuk mendukung kelancaran kegiatan kepelabuhanan.
Backup area itu juga ditawarkan pada investor untuk mempercepat pembangunan backup area. Guna keperluan backup area, Kemenhub telah membebaskan tanah seluas ±350 Ha.
Selain untuk menunjang kegiatan utama pelabuhan dan kegiatan bongkar muat, area tersebut juga dapat digunakan untuk pengembangan kawasan industri baru yang dapat mengefisienkan biaya logistik.
Pelabuhan Patimban saat ini sudah memiliki berbagai fasilitas operasional, diantaranya automation gate di terminal internasional, receiving area di terminal domestik dan internasional, fasilitas lengkap pada area inspeksi, pre yard, storage yard, CCTV keamanan pada 20 titik, hingga lampu penerangan pada area storage dan dermaga.
Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan Customs Immigration Quarantine Procedure (CIQP) untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor. Pelayanan kapal di pelabuhan ini dilakukan secara online melalui Inaportnet.
Pelabuhan Patimban yang telah selesai di bangun pada Tahap I-1 saat ini telah dioperasikan sejak tahun 2020 melalui operasional sementara dan pada tahun 2021 dioperasikan secara penuh dengan pengelolaan pelabuhan/operator yaitu Badan Usaha Pelabuhan PT PPI.
Pada tahun 2021 Terminal Kendaraan yang berkapasitas 218.000 cbu/tahun telah melayani operasional dengan total muatan 31.856 CBU/tahun atau 15% dari kapasitas.
Lalu pada tahun 2022 total muatan naik menjadi 198.064 CBU/tahun atau 91,1% dari kapasitas, dan tahun 2023 total muatan 224.935 CBU atau 103,18% dari kapasitas. Pada Juni 2024 total muatan sudah mencapai 90.659 CBU atau 41,59% dari kapasitas.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Jenderal Perhubungan Laut Anthoni Arif Priadi dan Inspektur Jenderal Arif Toha[▪︎]
Kolaborasi Stakeholders di Raker IPEC
Sinergitas insan Media dan Stakeholders, berperan penting dalam mengawal kinerja perekonomian dan pembangunan nasional.
Termasuk oleh insan media yang kerap melakukan peliputan di sektor kepelabuhanan, pelayaran, logistik maupun kemaritiman.
Berangkat dari kepedulian itu, para Jurnalis yang tergabung dalam Indonesia Port Editors’ Club (IPEC) menggelar Rapat Kerja (Raker) tahun 2024, di kawasan Puncak,Cisarua-Bogor Jawa Barat.
Raker IPEC dilakukan untuk menyusun program kerja jangka pendek,menengah dan jangka panjang, dalam rangka mengkoreksi serta memberikan solusi demi perkembangan sektor tersebut.
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok (KSOP) Tanjung Priok, M Takwin Masuku, Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Adi Sugiri, dan mewakili manajemen Pelindo Regional 2, Oki.
Selain itu, dihadiri Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Juswandi Kristanto, Ketua Indonesia Shipping Agency Association (ISAA) Aris Hartoyo, Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim, Ketua DPW APBMI DKI Jakarta, Pengurus Indonesia National Shipowners Association (INSA) Jakarta Raya, Sunarno.
Saat ini, Kepengurusan IPEC, tidak hanya di Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta, namun juga dibeberapa daerah lainnya seperti; di Pelabuhan Belawan Sumut, Makassar, dan Tanjung Perak Surabaya.
Mengawali sambutannya, Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok (KSOP) Tanjung Priok, M Takwin Masuku, menyampaikan apresiasinya lantaran, pada acara Raker IPEC ini bisa menghadirkan secara bersamaan para stakeholders (regulator dan asisiasi pelaku usaha terkait) di sektor maritim, pelayaran, kepelabuhanan dan logistik.
“Kami mengapresiasi, dan berharap IPEC bisa bersama-sama dengan stakeholders untuk bersama-sama melaksanakan tugas dan fungsi kita masing untuk mempertahanlan dan membangun persepsi pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional,” ujar KSOP Tanjung Priok.
M.Takwin mengatakan, tidak alergi terhadap masukan bahkan kritik dari insan Media, dan berharap keberadaan IPEC bisa merangkul semua anggotanya.
“Saya berharap keberadaan IPEC bisa terus kompak dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mengawal segala macam kegiatan di pelabuhan Tanjung Priok. Kita sama-sama mengetahui bahwa Pelabuhan Priok merupakan pelabuhan yang menjadi barometer perekonomian Indonesia untuk percepatan pembangunan nasional,” ujarnya.
Ketua DPP APBMI, Juswandi dalam sambutannya menyatakan sangat senang bisa bersama ada di tengah-tengah acara Raker IPEC ini.
“Semoga hasil Raker dapat menghasilkan program yang baik. Kalau ada informasi mohon di kroscek kepada stakeholders terkait. Pesan saya berita, jangan memanaskan suasana tetapi yang kondusif,” ujarnya.
EGM Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, mengemukakan, pihaknya berkomitmen berkolaborasi dengan insan Media, termasuk dengan IPEC untuk bersama membangun komunikasi, persepsi dan kemajuan Pelabuhan Tanjung Priok.
“Kami membutuhkan media, untuk suatu branding Pelindo, apalagi saat ini Pelindo sudah memasuki tahun ke 4 pasca Merger. Kami harapkan IPEC menjadi mitra strategis dan korektif untuk terus memajukan kinerja Pelindo, termasuk di pelabuhan Tanjung Priok. Karanenya IPEC menjadi salah satu komunitas insan media yang menurut saya sangat strategis bagi kami (Pelindo),” ucapnya.
Ketua DPP ISAA, Aris Hartoyo berharap sebelum menyajikan berita agar insan media mesti menyampaikan cek dan ricek.
Ketua DPW ALFI DKI Adil Karim, pada kesempatan itu juga menyampaikan, kita semua tidak perlu khawatir di kritik oleh insan media, sepanjang untuk kebaikan dan kesempurnaan semua pihak.
“Media punya kode etik dan verifikasi sebelum memunculkan berita, agar informasi yang disampaikan utuh,” ucap Adil.
ALFI juga mengapresiasi kegiatan Raker IPEC dan berharap bisa terus memberikan kontribusi positif pada dunia Maritim, Pelayaran, Kepelabuhanan dan Logistik di tanah air.
Ketua DPW APBMI, Capt Suwondo, mengingatkan selain kritik perlu juga solusi oleh Insan Media dalam setiap tulisan yang disajikan.
Sebab, ungkapnya, berita atau tulisan itu lebih tajam dari senapan karena tulisan itu bisa mengarahkan persepsi publik.
“Kami berharap bisa terus sinergi dengan insan media termasuk IPEC. Dan Saya meyakini IPEC ini tidak kaleng-kaleng,” ujarnya.
Harapan yang sama juga disampaikan Sunarno (dari INSA Jaya), dan berpesan agar sinergi dengan insan media yang telah terjalin selama ini bisa semakin di tingkatkan.[redaksi@logistiknews.id]