LOGISTIKNEWS.ID – Komitmen manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dalam mengefisiensikan dan melakukan percepatan layanan logistik di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu, tidak perlu diragukan lagi.
Sejumlah langkah strategis yakni perbaikan infrastruktur maupun suprastruktur, juga telah dilakukan guna mendukung program Pemerintah RI dalam mengakselerasi National Logistik Ecosistem (NLE) sebagaimana yang tertuang dalam Inpres 5/2020.
Adi Sugiri, sejak menjabat sebagai Executive General Manager (EGM) Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, pada medio Maret 2023 – langsung tancap gas untuk berkolaborasi dengan stakeholders maupun asosiasi pengguna jasa terkait dalam rangka menginventarisir permasalahan dan mencarikan solusi demi lebih memajukan kinerja pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam satu kesempatan wawancara dengan Logistiknews.id, Adi Sugiri diruang kerjanya pernah mengemukakan bahwa akselerasi kinerja pelabuhan Tanjung Priok yang dilakukan sebagai salah satu upaya yang output-nya sesuai dengan harapan Manajemen Pelindo Group, Customer/Pengguna Jasa, hingga Program percepatan NLE sesuai dengan rekomendasi Stranas PK.
Optimalisasi Angkutan KA
Adi Sugiri mengatakan optimalisasi pemanfaatan angkutan petikemas melalui KA pelabuhan Tanjung Priok tersebut akan meningkatan aksesibilitas Pelabuhan Tanjung Priok sehingga berdampak positif melancarkan pengiriman barang dari dan ke pelabuhan.
Pasalnya, kelancaran pengiriman barang melalui moda KA juga berimbas terhadap efisiensi biaya logistik serta mengurangi tingkat kemacetan lantaran memindahkan sebagian pengiriman dari/ke pelabuhan yang selama ini menggunakan jalan raya.
Selain itu, imbuhnya, Pelabuhan Tanjung Priok juga akan merealisasikan akses langsung dari kawasan eks Inggom yang terletak di jalan Martadinata untuk bisa terintegrasi dengan kawasan pelabuhan Tanjung Priok sesuai dengan rencana induk pelabuhan (RIP).
“Dengan akses itu, nantinya trucking yang hendak masuk melalui Pos 1 Priok tidak perlu lagi melintasi jalan arteri eksisting (Jln Martadinata),” ucap Adi Sugiri.
Disisi lain, Manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok juga telah memiliki strategi rekayasa lalu lintas untuk menghindari terjadinya kemacetan arus trucking di dalam pelabuhan yang berkordinasi langsung dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas (KSOP) Tanjung Priok maupun Polres KP3 Tanjung Priok, serta melibatkan stakeholders lainnya.
Revitalisasi eks JICT 2
Upaya memungsikan kembali atau reaktivasi fasilitas eks terminal 2 JICT, juga menjadi perhatian tersendiri manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok.
Sebagaimana diketahui, rencana merevitaliasasi fasilitas eks terminal 2-Jakarta International Container Terminal (JICT-2) di kawasan pabean pelabuhan Tanjung Priok, juga pernah diungkapkan Dirut PT Pelindo Arif Suhartono beberapa waktu lalu.
Revitalisasi fasilitas tersebut yakni dengan melakukan perbaikan container yard serta pendalaman kolam dermaga eks JICT-2 dari sebelumnya -9 meter low water spring (LWs) menjadi -12 meter LWs.
Adi Sugiri juga menyampaikan, bahwa manajemen regional 2 Tanjung Priok akan terus meningkatkan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa (customer) di pelabuhan.
“Kepuasan layanan bagi customer menjadi parameter kami untuk selalu meningkatkan performance terbaik di lapangan,” ucapnya.
Saat ini, revitalisasi fisik eks JICT 2 itu masih terus berlangsung (on progress).
Auto Gate di Pos 12
Program teranyar yang berhasil di eksekusi manajemen PT Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, adalah menerapkan autogate system di pos 12 yang terletak di Jalan Sindang Laut, mulai 1 juli 2024.
Adapun penerapan auto gate system di sejumlah pintu masuk pelabuhan tersibuk di Indonesia itu telah dilakukan sejak 2019 sebagai bagian dari program penataan pelabuhan yang berkelanjutan.
Program penataan pelabuhan Tanjung Priok yang berkesinambungan itu juga sejalan dengan amanat instruksi Presiden RI No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
“Sebelum penerapannya, Pelindo Regional 2 Tanjung Priok telah aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh stakeholder dan Perusahaan yang menggunakan akses jalan pos 12,” ucap Adi Sugiri.
Dia mengatakan, sebelum pelaksanaan autogate system, PT Pelindo juga telah melakukan berbagai investasi terkait infrastruktur yang ada di Pelabuhan, diantaranya jalan akses yang berada di pos 12 yang telah sangat baik untuk dilalui.
“Dengan penerapan autogate system ini diharapkan dapat memperlancar arus barang masuk dan keluar Pelabuhan, serta mencegah adanya pungli. Hal ini dikarenakan tidak adanya lagi transaksi manual atau cash di pintu masuk Pelabuhan,” paparnya.
Kini, para pengguna jasa dapat menggunakan kartu elektronik bersaldo untuk masuk ke Pelabuhan dan bagi karyawan juga bisa menggunakan id karyawan yang berbasis kartu elektronik sebagai akses masuk gate pos 12 itu.
Apresiasi
Capaian Perbaikan Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, juga mendapat apresiasi.
Bahkan, The Container Port Performance Index (CPPI) 2023 oleh World Bank Group bersama S&P Global Market Intelligence baru-baru ini merilis bahwa, Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai posisi 23 peringkat global pelabuhan kontainer.
Pencapaian ini sangat luar biasa karena pada tahun 2022 Pelabuhan itu di peringkat 281. Pelabuhan Tanjung Priok kini berada pada peringkat ketiga di kawasan ASEAN setelah Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia dan Singapore.
Rilis itu juga mencatat peringkat beberapa pelabuhan laut utama lainnya di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak peringkat 101, Pelabuhan Tanjung Emas peringkat 150, dan Pelabuhan Belawan peringkat 308.
Menurut Founder dan CEO SCI Setijadi, perbandingan kinerja pelabuhan-pelabuhan kontainer secara global penting untuk mendorong peningkatan kinerja pelabuhan-pelabuhan yang akan mempengaruhi kinerja logistik melalui peningkatan efisiensi waktu dan biaya pengiriman, serta pengurangan ketidakpastian dan gangguan dalam rantai pasok.
Sebab, imbuhnya, kinerja pelabuhan kontainer sangat mempengaruhi daya saing produk dan komoditas dalam rantai pasok global, karena seperti tercantum dalam rilis itu, lebih dari 80 persen volume perdagangan global dikirim melalui transportasi laut dan lebih dari 60 persen pengirimannya dengan kontainer.
Rekomendasi SCI
Untuk itu, SCI memberikan rekomendasi berkaitan dengan kinerja pelabuhan dan upaya untuk peningkatan efisiensi logistik nasional.
Pertama, menjadikan pencapaian Pelabuhan Tanjung Priok sebagai lesson learned bagi perbaikan kinerja pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, terutama pelabuhan kontainer.
Kedua, melanjutkan penataan dan pengembangan hub & spoke pelabuhan-pelabuhan Indonesia untuk mewujudkan prinsip locally integrated & globally connected.
Ketiga, pengembangan sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone yang terintegrasi dengan transportasi hinterland setiap wilayah berdasarkan karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur, baik pada simpul maupun jaringan transportasi secara terintegrasi, berdasarkan suatu rencana induk pembangunan infrastruktur konektivitas nasional.
Kelima, peningkatan dan penguatan penerapan National Logistics Ecosystem (NLE) yang diinisiasi untuk memperbaiki kinerja logistik Indonesia dengan mendorong terutama efisiensi waktu dan biaya.
Keenam, peningkatan kolaborasi dan sinergi antar penyedia jasa logistik, antara penyedia dan pengguna jasa logistik, serta peningkatan dukungan pemangku kepentingan lainnya, termasuk kementerian/lembaga terkait secara terpadu untuk memperlancar arus logistik.[redaksi@logistiknews.id]