ALFI Soroti Layanan R/D di NPCT-1, Semerawut..!

  • Share
Truk Peti Kemas Terjebak Kemacetan di Akses Pelabuhan Tanjung Priok.(Photo:Dok Logistiknews.id)

LOGISTIKNEWS.ID- Pelaku usaha logistik di pelabuhan Tanjung Priok mendesak manajemen New Priok Car Terminal One (NPCT-1) dapat memperbaiki kinerjanya khususnya terhadap layanan receiving dan delivery (R/D) peti kemas yang seringkali alami hambatan di terminal peti kemas itu.

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Adil Karim, menyusul banyaknya laporan keluhan perusahaan logistik anggotanya terhadap buruknya pelayanan di NPCT-1.

Bahkan pada hari ini, Selasa (18/3/2025) kondisi R/D di NPCT-1 sangatlah semerawut sehingga barang terhambat berjam-jam untuk keluar maupun masuk ke NPCT-1.

“Saat kami pertanyakan ke manajemen NPCT-1 terhadap kondisi R/D peti kemas yang semerawut itu, hanya menerima jawaban bahwa ada kapal yang juga delay sehingga berbarengan tiba di tanggal sama seperti hari ini. Belum lagi banyak barang yang mau diangkut ke daerah juga harus berhadapan dengan kondisi hendak libur lebaran dan larangan operasional trucking,” ujar Adil, pada Selasa (18/3/2025).

Namun, kata Adil, seharusnya manajemen NPCT-1 tidak melulu beralasan kalau R/D terhambat itu disebabkan sedang banyaknya kapal yang dilayani secara berbarengan di terminal.

“Rekayasa receiving dan delivery nya itu yang mesti dipersiapkan oleh NPCT-1 sehingga mengurangi kemacetan akses dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok. Dalam kaitan ini, manajemen Pelindo juga perlu turun tangan,” ucap Adil.

Ketua ALFI Jakarta, Adil Karim.(Photo:Logistiknews.id)

Sebagai pintu gerbang ekonomi nasional, pelabuhan Tanjung Priok yang terletak di Jakarta Utara menjadi pelabuhan tersibuk di Indonesia dengan aktivitas ekspor impor yang setiap tahunnya cenderung alami pertumbuhan.

Makanya tak heran, jika saat-saat tertentu kondisi akses distribusi dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok mengalami kemacetan parah imbas padatnya layanan receiving dan delivery pada terminal peti kemas ekspor impor di pelabuhan tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun Logistiknews.id, selama tahun 2024 arus peti kemas ekspor impor melalui pelabuhan Tanjung Priok mencapai 5.231.727 twenty foot equivalent units (TEUs) atau tumbuh 7,21% dibanding tahun.2023 yang tercatat 4.879.795 TEUs.

Realisasi arus peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun lalu itu sekaligus menjadi acuan market share para pengelola fasilitas terminal peti kemas di pelabuhan tersebut.

Lima Terminal

Adapun di wilayah pabean pelabuhan Tanjung Priok saat ini, terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang melayani ekspor impor yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas (TPK) Koja, New Priok Container Terminal-One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL/NPH) dan Terminal 3-IPC TPK Tanjung Priok.

Berikut rincian throughput dan market share-nya.

Untuk produktivitas dan market share, Jakarta International Container Terminal (JICT) hingga kini masih diposisi teratas dengan berhasil menghandle peti kemas pada 2024 mencapai 2.236.869 TEUs. Jumlah itu tumbuh 5.29% dibanding tahun 2023 yang tercatat 2.124.004 TEUs. Pencapaian ini, memposisikan JICT meraih 42,74% market share peti kemas ekspor impor sepanjang tahun lalu melalui pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Sedangkan arus peti kemas internasional (ekspor-impor) melalui New Priok Container Terminal (NPCT-1) pada 2024 mencapai 1.322.086 twenty foot equivalent units (TEUS) atau tumbuh 25,27% dibanding realisasi 2023 yang tercatat 1.081.917 TEUs. Dengan pencapaian itu, NPCT-1 sekaligus meraih 22,20% market share peti kemas ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok.

Posisi selanjutnya yakni, Terminal Peti Kemas (TPK) Koja yang pada tahun 2024 berhasil menghandle 1.034.711 TEUs peti kemas ekspor impor atau tumbuh 7,10% dibanding realisasi tahun 2023 yang tercatat 966.100 TEUs. Pencapaian ini memposisikan TPK Koja meraih market share 19,78% terhadap market share peti kemas ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok.

Kemudian, Terminal 3 yang dikelola IPC TPKĀ  Tanjung Priok, yang pada 2024 menghandle 338.898 TEUs peti kemas ekspor impor atau alami penurunan 12,61% dibanding tahun 2023 sebanyak 387.794 TEUs. Posisi ini menorehkan market share 6,48% peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok.

Adapun Terminal MAL menghandle 299.744 TEUs petikemas ekspor impor pada 2024 atau turun 6,32% ketimbang 2023 yang tercatat 319.980 TEUs, yang sekaligus memposisikan meraih market share 5,74% terhadap peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *