Oled, Mutiara Pelabuhan dari Timur

  • Share
Putri Rahmawati Woja.

DIBALIK posturnya yang relatif mungil, wanita kelahiran 26 tahun silam ini punya nyali, optimisme dan potensi yang tak kecil. Perangainya-pun nampak tegas, ramah dengan setiap lawan bicaranya.

Bagaimana tak punya nyali gede ?. Rutinitas pekerjaan yang pada umumnya digeluti kaum pria, bisa dihandle Sosok asal Kendari kelahiran 23 Maret 1998 yang memiliki nama lengkap Putri Rahmawati Woja itu. Apalagi ini di Pelabuhan, mungkin masih ada anggapan bahwa kerja di pelabuhan itu keras, perlu otot kuat dan stigma tak sedap lainnya.

Sebagai kaum Hawa, seolah dia ingin membuktikan, bahwa stigma-stigma miring itu sudah sangat tak relevan saat ini. Apalagi, kini dia-pun berprofesi sebagai operator alat bongkar muat petikemas jenis rubber tyred gantri crane (RTG) di Terminal Petikemas (TPK) Bitung, Sulawesi Utara.

Adapun fungsi utama RTG dalam penanganan petikemas adalah untuk mengangkat, memindahkan, dan menumpuk peti kemas dari dan ke area penumpukan di pelabuhan. RTG juga berperan dalam bongkar muat peti kemas dari dan ke truk trailer.

Oled, begitu panggilan akrab teman-teman sejawatnya di TPK Bitung kepada dirinya. “Panggilan (Oled) itu sapaan sejak Saya kecil,” ujarnya memulai ceritanya saat ditemui di Menado Sulsel, pada Kamis Sore (8/5/2025).

Pekerjaan dan tanggung jawab Oled tidaklah sederhana, bahkan jauh dari kata mudah. Pasalnya, jika tak cermat atau tidak pas sedikit saja bermanuver mengangkat maupun menurunkan, dan menggeser petikemas dengan RTG itu, resikonya vatal mengingat berat petikemas juga tidak ringan.

“Selain berdoa, Saya selalu usahakan fokus, dan agar penglihatan baik saat bertugas saya tidak lupa minum air putih,” paparnya dengan senyum.

Oled merupakan satu-satunya wanita  yang diberikan kesempatan oleh manajemen Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) untuk mengembangkan karirnya sebagai operator alat bongkar muat petikemas di Pelabuhan.

Sejak integrasi Pelindo dilakukan beberapa tahun lalu, kini ada empat 4 unit bisnis (sub-holding) diantaranya PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Solusi Logistik, PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) dan PT Pelindo Jasa Maritim.

SPTP atau Pelindo Terminal Petikemas merupakan operator terminal yang memberikan pelayanan petikemas dengan sistem jaringan yang terintegrasi dan terstandar, di bawah naungan operator pelabuhan terbesar di Indonesia (Pelindo), memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.

Oled melanjutkan ceritanya, bahwa dirinya bergabung dengan Pelindo setelah masuk Program Magenta (Magang Berprestasi) sekitar tahun 2022. Lalu selama 4 bulan magang itu, diberikan kesempatan menggeluti sebagai petugas gate, adminiastrasi hingga lapangan.

Setulusnya, diapun menyampaikan terimaksih kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) atas amanah tugas yang disandingnya sejak pertama kali bergabung hingga saat ini.

Bermodal tekad kuat dan pengembangan kompetensi diri yang dimilikinya, Oled yang telah mengeyam pendidikan jurusan tehnik mesin itu, akhirnya dipercaya untuk mengemudikan/operator Head Truck di TPK Bitung, sejak dua tahun lalu.

Perlu diketahui, bahwa head truck di pelabuhan petikemas, berfungsi untuk mengangkut peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan (Container Yard/CY) atau sebaliknya. Armada Truk ini merupakan bagian penting dalam proses bongkar muat karena memindahkan kontainer dari atau ke kapal melalui Quay Crane atau Container Crane (CC).

“Saya mengemudikan head truck enggak lama, hanya sekitar satu bualanan saja. Setelah itu, tepatnya bulan Maret tahun 2023, saya mulai dipercaya untuk uji coba mengoperasikan RTG,” ungkapnya.

Eits…jangan keliru, lantaran Oled tidak sekonyong-konyong langsung dilepas mengoperasikan RTG di Terminal. Tetapi ada para Senior baik hati di TPK Bitung yang mendampinginya sekaligus menjadi mentor profesional selama sekitar dua pekan untuk mengoperasikan alat RTG itu.

“Setelah dua minggu didampingi. Saya-pun dilepas dan diizinkan mengoperasikan RTG sendiri tanpa pendampingan. Dan ternyata (saat sendiriian) dikabin RTG dengan ketinggian sekitar 24 meter itulah yang membuat saya lebih nyaman dan tambah fokus bekerja. Singkatnya, Saya mendapat chemistry disini,” ungkap pemegang lisensi Surat Izin Operator (SIO) dari Kemenaker RI, untuk Kategori Keselamatan Alat Angkut itu.

Semua cerita dan pengalaman singkat Oled itu menjadi cerminan bahwa PT Pelindo, sangat mengapresiasi  eksistensi SDM-nya termasuk kaum Hawa.

Bahkan, berdasarkan data BUMN Jasa Kepelabuhanan itu menyebutkan, total pekerja wanita yang tercatat sebanyak 565 orang atau mencapai 8% dari total 7.053 orang SDM-nya.

Bukan cuma itu, Oled kini menjadi satu-satunya Wanita dari Kawasan Timur Indonesia yang mampu membuktikan kiprahnya. Bukan cuma di TPK Bitung yang memiliki Operator RTG sebanyak 37 orang dan 1 orang diantaranya adalah kaum Hawa, yakni Oled.

Tetapi juga, Oled merupakan satu-satunya Wanita yang memiliki kompetensi, teruji dan mumpuni mengoperasikan alat bongkar muat jenis RTG dilingkup pelabuhan Indonesia yang dikelola operasikan oleh Pelindo.

“Kedepan-nya, jika diberikan kepercayaan, Saya juga ingin mengoperasikan alat jenis Container Crane (CC) di pelabuhan. Karena saya orangnya sangat menyukai tantangan dan hal-hal yang baru,” harap Oled.

Semangat terus sang Mutiara Pelabuhan dari Timur, Semoga nantinya, ada Oled yang kedua, ketiga dan seterusnya.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *