Jasa Logistik Nasional Cuma Nikmati Secuil Atas Layanan Ekspor Impor, Ini Penyebabnya !

  • Share
Setijadi, Chairman SCI

BANDUNG – Supply Chain Indonesia (SCI) menilai perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik nasional perlu didorong untuk menjadi pemain kelas dunia atau world class player.

Pasalnya, peningkatan volume ekspor dan impor yang berdampak terhadap peningkatan pengiriman dari Indonesia, saat ini baru dinikmati perusahaan nasional untuk transportasi domestiknya.

“Sedangkan pengiriman internasional masih dilakukan dan dinikmati pelayaran asing, sedangkan pelayaran Indonesia baru berperan sebagai feeder,” ujar Chairman SCI Setijadi, lewat siaran persnya kepada logistiknews.id, Jumat (23/4/2021).

Dia menyoroti hal itu mengingat pemulihan ekonomi Indonesia optimistis akan terus membaik dengan indikator kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Maret maupun Triwulan I tahun 2021.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis minggu (15/4/2021), menyebutkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 mencapai US$18,35 miliar atau naik 20,31 persen dibanding Februari 2021 dan naik 30,47 persen dibanding Maret 2020. Ekspor pada periode itu didominasi industri sebesar 80,84 persen, disusul tambang (12,07 persen), migas (4,94 persen), dan pertanian (2,15 persen).

Secara kumulatif, nilai ekspor pada Januari–Maret 2021 mencapai US$48,90 miliar atau meningkat 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Sementara, nilai impor Indonesia Maret 2021 mencapai US$16,79 miliar, naik 26,55 persen dibandingkan Februari 2021 atau naik 25,73 persen dibandingkan Maret 2020. Struktur impor pada Maret 2021 yang didominasi bahan baku/penolong sebesar 77,26 persen dan barang modal sebesar 14,34 persen.

Setijadi memaparkan, peningkatan volume ekspor dan impor berdampak secara langsung terhadap sektor logistik berupa inland transport antara pelabuhan dan lokasi pengguna, maupun pelayaran domestik.

Impor yang didominasi bahan baku/penolong mengindikasikan pula peningkatan pengiriman produk hasil industri yang besar, baik untuk domestik maupun ekspor. Industri juga mendominasi ekspor Indonesia.

Selain itu, peningkatan kinerja ekspor dan impor itu akan meningkatkan kinerja subsektor pergudangan pada Triwulan I dan Triwulan II tahun 2021 yang pada Triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 5,64 persen (q-to-q).

“Oleh karenanya, p<span;>erusahaan penyedia jasa logistik nasional perlu didorong untuk world class player. Pemerintah dapat berperan penting, termasuk dengan memfasilitasi pembiayaan murah untuk pengadaan kapal,” ujarnya.

Selain itu, imbuhnya, sebagian besar transaksi perdagangan internasional Indonesia menggunakan skema FOB (free on board) untuk ekspor dan CIF (cost, insurance, and freight) untuk impor yang tidak menguntungkan bagi penerimaan devisa negara.

“Karenanya diperlukan upaya pemerintah dan pelaku usaha untuk secara bertahap mengubah skema itu menjadi CIF untuk ekspor dan FOB untuk impor,” ucap Setijadi.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *