Menhub : ALFI Ambil Peran Penting Wujudkan Logistik Nasional yang Kompetitif

  • Share

JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak para pelaku logistik dan forwarder untuk menangkap peluang baru guna mendorong pertumbuhan logistik nasional di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Menhub saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diselenggarakan secara daring oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesian Logistics & Forwarders Association (ALFI/ILFA), bertema “Menangkap Peluang Bisnis Logistik di Asia Pasifik di Era New Opportunity”, pada Rabu (27/10/2021).

Menhub mengatakan, mencermati kondisi global saat ini, investasi sektor logistik dan industri di Asia Pasifik berpeluang besar untuk terus berkembang.

“Terlebih lagi dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Kondisi ini menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke wilayah Asia Pasifik. Salah satu peluang baru yang mengemuka adalah distribusi produk kesehatan. Selain menjadi kebutuhan, juga menjadi pemicu dalam kegiatan ekonomi,” kata Menhub.

Menhub mengungkapkan, pemulihan ekonomi nasional terus membaik dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif hingga kuartal ketiga tahun 2021. Jadi meski masa pandemi ini berdampak pada semua sektor, namun industri jasa logistik yang berkaitan dengan transaksi bisnis to customer, customer to customer masih dapat bertahan.

“Distribusi komoditas justru mengalami peningkatan di masa pandemi hingga 70 persen dengan posisi angkutan barang sebanyak 35,8 juta,” ungkap Menhub.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan, upaya pemerintah terhadap perbaikan kinerja logistik nasional telah membuahkan hasil. Indeks kinerja logistik Indonesia meningkat dari peringkat 63 pada tahun 2016 menjadi peringkat 46 pada tahun 2018, dengan indeks LPI mencapai 3,15, atau menjadi yang tertinggi selama 10 tahun terakhir.

“Namun capaian ini masih harus terus ditingkatkan dengan memanfaatkan peluang-peluang baru, percepatan dan pemerataan konektivitas infrastruktur transportasi, serta peningkatan kualitas SDM transportasi, yang dapat mendorong upaya alih teknologi dan lahirnya ekonomi kreatif, serta perbaikan dan penataan ekosistem. Untuk mewujudkan ini, tentunya membutuhkan sinergi bersama,” jelas Menhub.

Menhub menyampaikan bahwa ALFI/ILFA selaku organisasi yang menaungi pelaku usaha logistik dan forwarder Indonesia, memiliki peran penting untuk menjembatani kepentingan para anggotanya dan juga menjadi mitra pemerintah dalam rangka mewujudkan logistik nasional yang kompetitif dan berdaya saing.

“Keberadaan ALFI/ILFA diharapkan mampu berperan, berkolaborasi, dan bersinergi dengan pemerintah, dalam membuka peluang-peluang baru, menciptakan iklim usaha yang kompetitif, dan melakukan sejumlah perbaikan pada sektor pergudangan dan manufaktur, yang dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna jasa layanan logistik,” tutur Menhub.

Turut hadir dalam Rakernas ini, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot, Ketua Umum DPP ALFI/ILFA Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Kadin Arsjad Rasjid, dan para pelaku usaha logistik dan forwarder Indonesia.

Biaya Logistik Turun 21,3%

Pada Rakernas tersebut, Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menyebutkan biaya logistik nasional telah mengalami penurunan.

Dalam perhitungan yang dibuat ALFI, imbuhnya, biaya logistik sudah turun ke angka 21,3% dari produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya, disebutkan biaya logistik nasional di kisaran 23-24% dari PDB.

“Kalau kita bicara mengenai biaya logistik, saya yakin Indonesia sudah jauh lebih baik. Menurut perhitungan kami adalah 21,3%,” ucap Yukki.

Menurutnya, biaya logistik dipengaruhi dua faktor, yaitu infrastruktur dan proses perizinan. Adapun infrastruktur di Indonesia terus dibangun oleh pemerintah, seperti yang telah rampung adalah Jalan Tol Trans-Jawa. Kemudian, sedang berproses terus adalah pengerjaan Tol Trans-Sumatera.

Selain itu, papar Yukki, di Indonesia timur juga banyak pelabuhan yang ditingkatkan sehingga tinggal bagaimana semua pihak bisa memanfaatkan dan mengoptimalkannya.

“Belum juga bandara-bandara (terus dikembangkan). Saya pernah ke Papua mendampingi Pak Menhub (menteri perhubungan). Perkembangannya sangat luar biasa,” imbuh Yukki.

Menurut dia, pekerjaan rumah untuk wilayah timur ialah tinggal menggenjot investasi lebih banyak lagi agar kendala ketidakseimbangan kargo yang selama ini terjadi dapat ditekan. “Kita harapkan kita bisa jauh lebih baik lagi ke depan,” ucap Yukki.(am)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *