Pasca STID Priok, Pengusaha Truk Logistik Bersiap Songsong TBRC

  • Share
Truk Kontainer Melintasi jalur distribusi di Pelabuhan Tanjung Priok, belum lama ini.(photo:Logistiknews.id)

JAKARTA,Logistiknews – Pengusaha truk logistik dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok bersiap menyongsong implementasi Terminal Booking dan Return Cargo (TBRC) pasca penerapan single truck identity document (STID) di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

STID di Pelabuhan Tanjung Priok telah berlaku sejak 1 Januari 2022, dan hingga kini masih terus berjalan. Adapun TBRC direncanakan bakal di implementasikan mulai akhir Maret atau awal April 2022.

Adapun program Terminal Booking dan Return Cargo (TBRC) terhadap layanan truk logistik di pelabuhan Tanjung Priok itu guna mendukung program Nasional Logistic System (NLE).

“Kami (Operator) Trucking di Pelabuhan Tanjung Priok sudah siap dengan TBRC yang rencananya bakal diberlakukan pasca penerapan STID tersebut. Hingga saat ini perusahaan truk anggota Aptrindo juga sangat antusias dengan STID guna menyongsong TBRC itu,” ujar Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, H.Soedirman, kepada Logistiknews.id, pada Sabtu (12/2/2022).

Dia menyebutkan, untuk implementasi TBRC tersebut Aptrindo telah memiliki system berbasis IT yakni Sistem Informasi Aptrindo (SIAP) yang bisa terintegrasi dengan para pelaku usaha logistik ekspor impor, pemilik barang (owner), terminal pelabuhan maupun depo kontainer di luar pelabuhan.

“SIAP  yang dimiliki Aptrindo ini bersifat terbuka bagi para pelaku logistik yang ingin terintegrasi dengan sistem itu. Sehingga melalui SIAP, para owner atau pemilik barang bisa langsung memberitahukan kebutuhan mengenai order/informasi angkutannya kepada perusahaan truk termasuk berapa ongkos angkutnya, rute angkutanya maupun volumenya melalui sistem SIAP itu. Pemilik barang/owner juga bisa langsung memberikan angka penawarannya melalui sistem itu,” ujar Soedirman.

“SIAP Aptrindo membuka diri kepada pelaku logistik ekspor impor, depo, terminal pelabuhan untuk memanfaatkan/terintegrasi dengan sistem yang telah memiliki data base puluhan ribu trucking perusahaan anggota Aptrindo DKI Jakarta. Sedangkan untuk armada Truk anggota Aptrindo yang telah terigistrasi otomatis bisa akses langsung dan masuk ke sistem SIAP tersebut,” ucap Soedirman.

Ketua Aptrindo DKI Jakarta, Soedirman (photo:Logistiknews.id)

Dia mengungkapkan, dengan penerapan TBRC maka pergerakan truk pengangkut barang yang keluar masuk pelabuhan Tanjung Priok sudah terprogram jadwalnya, sehingga arus logistik bisa semakin lancar.

“Aptrindo yang mewadahi sistem SIAP dan rencananya TBRC akan diterapkan di pelabuhan Priok pada akhir Maret atau awal April tahun ini. Dengan sistem itu maka pelaku logistik ekspor impor akan mencari asosiasi yang memiliki sistem yang telah terintegrasi dengan TBRC itu dan satu-satunya adalah Aptrindo yang telah mengadopsi SIAP,” ucapnya.

Akan Uji Coba

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Capt.Wisnu Handoko mengungkapkan dengan TBRC maka setiap truk yang masuk membawa muatan ekspor ke Priok  juga akan mengangkut muatan impor, begitupun sebaliknya.

“TBRC akan diintegrasikan melalui sistem IT  Badan Usaha Pelabuhan (BUP) atau Terminal dengan melibatkan para perusahaan truk ataupun asosiasinya di pelabuhan Priok. Adapun peran kami (OP) mengawasi bagaimana sistem itu bisa berjalan secara akuntabel dan transparan,” ujarnya kepada Logistiknews.id, ditemui dikantornya baru-baru ini.

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjunf Priok, Capt Wisnu Handoko (photo:Logistiknews.id)

Dia menegaskan oleh karenanya program STID yang masih terus berjalan sampai saat ini menjadi alat ukur dalam menjaga safety dan kelaikan truk logistik yang beroperasi di Priok agar bisa terintegrasi dengan sistem TBRC nantinya.

“TBRC itu juga akan terkoneksi dengan payment, receiving impor dan ekspor, booking online, truck check, receipt slip sehingga ke depannya operasional trucking akan lebih tertata dan lebih baik. Sehingga produktivitas trucking yang memenuhi standar kelaikan operasional sesuai STID akan bertambah dengan sistem TBRC sebab truk tersebut masuk pelabuhan bawa muatan dan keluar juga membawa muatan,” ujar Capt. Wisnu Handoko.

KaOP Tanjung Priok mengungkapkan bahwa sebelum diimplementasikan, TBRC akan di ujicobakan terlebih dahulu di pelabuhan Tanjung Priok.

“Untuk itu dibutuhkan kolaborasi antara pihak Terminal maupun BUP dengan para perusahaan operator trucking,” jelas Capt Wisnu.

Estimasi 20 Ribu-an Truk

Ketua DPD Aptrindo DKI, Soedirman juga memperkirakan bahwa hingga akhir maret akan ada 20 ribuan Trucking di pelabuhan Tanjung Priok yang comply dengan STID.

“Estimasi kami, hingga akhir Maret 2022 STID akan mencapai 20 ribuan Trucking, termasuk untuk yang layani domestik. Kalau saat ini STID sudah capai hampir 13 ribuan truk dan sebagian besar adalah truk yang layani ekspor impor dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok,” ungkapnya.

Berdasarkan data Pelaporan Pelaksanaan STID Pelabuhan Tanjung Priok, hingga Jumat 11 Februari 2022 sebanyak 12.878 Trucking telah comply dengan Single Truck Identity Document (STID) di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Namun dari jumlah itu, masih terdapat STID Sementara (STID-S) yang disetujui sebanyak 1.784 Truk.

Adapun jumlah perusahaan yang telah disetujui PMKU (Permohonan Melakukan Kegiatan Usaha) di Pelabuhan Tanjung Priok hingga 11 Februari 2022,sebanyak 731 Perusahaan.

Sedangkan Perusahaan yang mengajukan STID hingga 11 Februari 2022 tercatat 575 Perusahaan dan jumlah perusahaan yang telah disetujui STID-nya 565 Perusahaan.

Jumlah kartu STID yang dicetak dan telah di distribusikan hingga 11 Februari 2022 telah mencapai 12.830 kartu.(*)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *