LOGISTIKNEWS.ID – Importir di pelabuhan Tanjung Priok merasa dirugikan lantaran trouble-nya sistem layanan kepabeanan ekspor impor berbasis IT atau Customs-Excise Information System and Automation /CEISA, yang terjadi sejak Selasa (8/8/2023) hingga saat ini.
Pasalnya, hingga Rabu Malam (9/8/2023) belum ada tanda-tanda sistem itu bakal kembali normal seperti semula.
Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Capt Subandi, mengungkapkan kondisi ini mengakibatkan pengeluaran barang impor dari pelabuhan tersibuk di Indonesia itu tidak bisa dilakukan.
Bahkan, GINSI telah banyak menerima laporan dari perusahaan importir anggotanya terkait dengan CEISA yang alami trouble sejak kemarin tersebut.
Baca Juga : Pebisnis di Priok Gundah, CEISA Trouble Lagi ?
“Imbas CEISA trouble sangat vatal untuk kelancaran arus barang dan biaya logistik karena biaya di pelabuhan membengkak (storage dan demurage), pasokan barang ke industri yakni bahan baku maupun barang jadi terganggu. Importir juga tidak memenuhi kewajiban deadline waktu yang di sepakati. Dan hal ini sangat merugikan kami (importir),” ujar Capt Subandi kepada logistiknews.id, Rabu malam (9/8/2023).
Disisi lain, kontrak kerja pengangkutan barang impor dengan perusahaan trucking yang telah dipersiapkan sebelumnya menjadi terbengkalai.
Akibatnya, trucking menunggu waktu yang belum jelas kapan bisa melakukan pengangkutan barang impor keluar pelabuhan tersebut lantaran proses penyelesaian pengeluaran barang impor terhambat akibat trouble CEISA.
“Hal ini-pun berpotensi terjadinya klaim menunggu dari perusahaan trucking,” ucap Capt Subandi.
Baca Juga : Imbas CEISA Down bikin Industri & Dunia Usaha Remuk, GINSI : Harus Ada Yang Tanggung Jawab !
Subandi menegaskan, sebagai asosiasi pelaku usaha impor, GINSI sudah menanyakan langsung persoalan troublenya sistem CEISA kepada pihak/instansi yang menangangi sistem itu lantaran down-nya sistem CEISA dan sampai sekarang ini (Rabu Malam) belum bisa di akses.
“Bahkan kargo yang saya tangani sendiri dan banyak anggota kami yang mengajukan sejak pagi hari ini juga belum terespon. Setelah kami komplain, pihak pengelola CEISA menyampaikan permohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami atas trouble-nya sistem itu sejak kemarin karena ada kendala pada interkoneksi sistem CEISA dengan surrounding systems, dan saat ini menurut informasinya sudah pada tahap pemulihan,” paparnya.
Kendati begitu, GINSI mendesak proses pemulihan sistem tersebut mesti segera mungkin untuk meminimalisir imbas kerugian yang lebih besar lagi, termasuk terganggunya arus barang dan perekonomian nasional.
Berdasarkan catatan redaksi, pada Juni 2023 juga telah dilakukan migrasi infrastruktur TIK DJBC dari DC Kemenkeu ke Smart DC Kemenkeu.
Migrasi sistem itu juga sempat mengakibatkan switchover seluruh sistem layanan kepabeanan Bea dan Cukai yakni Customs-Excise Information System and Automation /CEISA (existing) dan CEISA 4.0 dari DC (Data Center) Kemenkeu ke DRC (Disaster Recovery Center) Kemenkeu.
Adapun layanan yang terdampak atas kegiatan switchover tersebut adalah semua layanan pada CEISA (existing) dan CEISA 4.0.
Dampak sebagaimana dimaksud berupa tidak dapat diakses dan berfungsinya seluruh sistem layanan CEISA (existing) dan CEISA 4.0 baik yang core (Impor, Ekspor, TPB, dll) maupun yang non-core (Cehris, Sipuma, dll) termasuk portal pengguna jasa dan website beacukai.go.id selama kegiatan switchover berlangsung.
Kemudian, khusus untuk sistem CEISA 4.0 layanan E-CD mengalami planned downtime selama kurang lebih tiga jam.
Sedangkan respon-respon yang diterbitkan oleh sistem layanan CEISA (existing) dan CEISA 4.0 sempat berhenti / tidak diterbitkan selama kegiatan switchover berlangsung, dan akan terbit dan dikirimkan secara otomatis setelah sistem normal kembali▪︎ [redaksi@logistiknews.id]