LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha pelayaran nasional di Makassar Sulsel mengapresiasi layanan peti kemas di Makassar New Port (MNP) yang saat ini telah menerapkan digitalisasi, dan sistemisasi online layanan yang bikin efisiensi bagi pengguna jasa.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Pengusaha Kapal Indonesia (Indonesia National Shipowners Association/INSA) Makassar Sulsel, Capt Zulkifli Zahril, mengungkapkan, kolaborasi antar stakeholders di MNP selama inipun berjalan baik.
“Secara layanan (MNP) sudah oke, semua sudah online. Sistem in-out di MNP juga sudah connect dengan sistem di pelayaran sehingga terintegrasi. Jadi bisa lebih cepat dan hemat dari sisi SDM.Disamping itu infratsruktur terminal juga sudah mendukung,” ujar Capt Zulkifli yang juga Pimpinan PT Pelayaran Tempuran Emas (Temas) Makassar, saat ditemui di Makassar pada Jumat (7/6/2024).
Zulkifli menegaskan bahwa pola kegiatan peti kemas di di MNP juga melarang tegas praktik combo, sehingga berat peti kemas bisa lebih terukur dan safety pelayaran lebih terjamin.
“Dari sisi regulator, kami juga mengapresiasi Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Makassar yang responsif dalam mengakomodir masukan pelaku usaha. Bahkan dalam hal ini, stakeholders rutin menggelar coffe morning tiap bulan sebagai wadah untuk kordinasi dan kolaborasi untuk mendorong MNP menjadi hub di kawasan timur Indonesia,” ucap Capt Zul.
Dia mengungkapkan, saat ini market share Temas Line di MNP diatas 20%, serta mengoperasikan sebanyak 15 kapal sebulan di MNP dengan rute Makassar-Kupang, Makassar-Surabaya, dan Makassar -Jakarta.
Head Makassar New Port, I Nyoman Sutrisna mengungkapkan, Makassar New Port (MNP) terus berupaya memperluas pasar baru, khususnya untuk angkutan peti kemas internasional (ekspor impor).
Setidaknya, imbunya, kini sudah ada pelayaran global yakni SITC yang secara rutin dengan satu kapal menggunakan fasilitas MNP.
Terminal tersebut selama ini juga telah melayani peti kemas domestik dengan customer utama pelayaran antara lain; SPIL, Temas Line, Tanto Intim Line dan Meratus.
“Baru-baru ini ada dua pelayaran global juga yakni CMA-CGM dan Maersk Line yang visit dan menjajaki untuk melakukan kegiatan di MNP. Semuanya masih sedang dalam proses,” ujar I Nyoman Sutrisna, saat ditemui di kantor MNP pada Kamis (6/6/2024).
Makassar New Port merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Saat ini, MNP mengelola terminal 1 (TPK Makassar) dan terminal 2 (MNP) dengan produktivitas peti kemas pada 2023 mencapai 700 ribuan twenty foot equivalent units (TEUs).
“Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pada tahun 2024 ini, ditargetkan mencapai 715 ribu TEUs,”ucapnya.
Dia mengatakan, dari total throghput peti kemas.saat ini produktivitas di T1 sebanyak 60% dan T2 mencapai 40%. Adapun target jangka panjangnya (hingga 2028) semua kegiatan pengapalan peti kemas nantinya akan difokuskan ke T2 (MNP).
Nyoman menegaskan, pihaknya juga telah menerapkan sistemisasi, digitalisasi dan standarisasi layanan yang mumpuni di MNP.
“Saya optimistis bisa mencapai target RKAP tersebut,” ujar Bli Komang-panggikan akrab I Nyoman Sutrisna.[redaksi@logistiknews.id]