LOGISTIKNEWS.ID – Indonesia saat ini berada diperingkat ke-2 negara dengan tujuan investasi digital terbesar di ASEAN atau sebesar USD21,97 miliar.
Bahkan, e-commerce Indonesia, tercatat menyumbang 40% pangsa pasar di ASEAN pada tahun 2023 dengan nilai mencapai USD77 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pada Kamis (1/8/2024), mengemukakan, dukungan dan fondasi yang kokoh sangat diperlukan untuk memastikan laju lokomotif ekonomi digital tetap stabil dan memberikan manfaat maksimal seperti infrastruktur digital yang merata, talenta digital yang unggul dan adaptif, dukungan penuh bagi start-up dan UMKM, serta regulasi yang adaptif dan melindungi.
“Penguatan fondasi juga harus diikuti dengan peningkatan inklusi keuangan guna mendukung ketercapaian target inklusi keuangan,” ujar Menko Airlangga.
Dia menambahkan, berbagai program seperti QR Code Indonesian Standard (QRIS) juga terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, kolaborasi pihak ketiga seperti Program Strive (Mastercard Indonesia) untuk meningkatkan akses layanan keuangan.
Selain itu, perluasan literasi keuangan kolaborasi Pemerintah, BI, OJK dan industri menjadi serangkaian upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai target inklusi keuangan sebesar 90% di tahun 2024.
Menurutnya, akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal.
Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Dalam kaitan ini, Indonesia sudah dipilih oleh Amerika dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund. Yakni, Fund khusus untuk semikonduktor.
Kedua, ekosistem artificial intelligence. Hal ini untuk peningkatan R&D dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi.
Tahun 2023, Pemerintah juga telah menyelesaikan kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 agar sektor digital dapat berkontribusi pada PDB Indonesia secara bertahap dan akan terus meningkat mencapai 20% pada tahun 2045.
Pada tingkat regional, imbuhnya, Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk mengembangkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) guna memajukan digitalisasi dan interoperabilitas.
DEFA Ini satu-satunya kerjasama ekonomi digital dari seluruh region di dunia. Dan ini menjadi percontohan juga di dalam pertemuan ministerial meeting di OECD.
“Kita diakui juga di tingkat global. Dan dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah USD1 triliun akan naik menjadi USD2 triliun. Jadi, ekonomi digital Indonesia pada 2030 yang diperkirakan USD360 billion, itu akan naik menjadi USD600 billion,” ucapnya.[redaksi@logistiknews.id]