LOGISTIKNEWS.ID – Data Bank Dunia yang diperbarui pada Juli 2023, menyebutkan, Indonesia kembali masuk dalam upper middle income country.
Indeks PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juli 2023 juga melanjutkan tren ekspansif selama 23 bulan berturut-turut, yakni pada level 53,3, yang mana capaian ini menunjukkan tingginya optimisme para pelaku industri manufaktur di Indonesia di tengah ketidakstabilan kondisi global dan melemahnya pasar dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perekonomian Indonesia berhasil tumbuh di luar ekspektasi, baik ekspektasi berbagai analis maupun lembaga.
“Kita punya kemampuan untuk resiliensi yang kuat,” tegas Menko Airlangga dalam pembukaan The 30th Gaikindo Indonesia International Auto Show di Tangerang, Banten, Kamis (10/8/2023).
Baca Juga : Sektor Transportasi & Pergudangan Tumbuh Ekspansif, Capai 15,28%
Menko Perekonomian mengatakan bahwa GNI per capita Indonesia berada pada USD $4.580, dan diharapkan nanti di akhir tahun 2024 mencapai USD $5.500.
“Oleh karena itu, hari ini Sekjen OECD datang ke Jakarta, dan minat Indonesia menjadi anggota OECD sangat direspon positif, dan Indonesia merupakan negara Asia Tenggara yang sudah menyatakan minat masuk OECD,” kata Menko Airlangga.
Seperti diketahui, bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal dua tahun 2023 yang mencapai 5,17% (yoy), membuat catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tujuh kuartal berturut-turut berada di atas 5% (yoy).
Industri Otomotif jadi Backbone
Pertumbuhan ekonomi yang ekspansif pada kuartal II-2023 tersebut salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh sebesar 4,88% (yoy) dengan kontribusi sebesar 18,25% terhadap PDB.
Sementara itu, Industri Alat Angkutan merupakan salah satu industri yang selalu mencatatkan pertumbuhan positif selama sembilan kuartal berturut sejak Q2-2021 sampai dengan Q2-2023. Pada kuartal kedua tahun 2023 pertumbuhan industri alat angkutan tumbuh sebesar 9,66% dengan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 1,42%.
“Backbonenya adalah industri otomotif,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa berdasarkan laporan terakhir dari IMD (Institute for Management Development), daya saing Indonesia melompat 10 tingkat dari 44 menjadi 34 dengan dengan economic performance yang menjadi kuncinya.
“Ini juga akibat dari Undang-Undang Cipta Kerja, reform di perburuhan kita nomor satu,” ucapnya.
Menko Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekspor dan juga mendorong penurunan karbon di Indonesia dengan penggunaan kendaraan listrik▪︎[Syifa KPA]