Transformasi Digital Pacu Produktivitas Industri, Lebih Efisien & Kompetitif

  • Share
Digital Transformation Indonesia Conference & Expo (DTI-CX) 2023.(photo:logistiknews.id)

LOGISTIKNEWS.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan, industri 4.0 telah membawa angin segar bagi aktivitas sektor manufaktur di Indonesia.

Direktur Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Arnes Lukman mengatakan, penggunaan teknologi terkini menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas industri secara lebih efisien sehingga bisa berdaya saing.

“Making Indonesia 4.0 telah menjadi inisiatif pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi 10 negara besar yang akan memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” ujarnya pada Selasa (19/9/2023).

Pemerintah melalui Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 untuk mengembangkan penerapan industri 4.0 di tanah air yang telah diluncurkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada  Desember 2021 lalu. Sedangkan program dan kegiatan PIDI 4.0 telah resmi diluncurkan melalui Grand Launching pada Maret 2023.

Baca Juga : Kominfo dorong Tata Kelola Komoditas & Logistik untuk Pacu Ekonomi Digital

Baca Juga : Peran Transhipment Hub & Digitalisasi, bikin Layanan Logistik di Jatim Efisien

Arnes mengungkapkan, PIDI 4.0 telah memiliki 42 mitra yang terdiri technology user, technology provider, institusi pendidikan tinggi dan stakeholder 4.0 lainnya.

“PIDI 4.0 memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada mitra yang memiliki inisiatif dan komitmen yang serius terhadap kerja sama di bidang pengembangan SDM industri dan transformasi industri,” ucap Arnes.

Menyadari pentingnya kemitraan dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, PIDI 4.0 mengadakan Business & Technology Matching yang mengangkat tema “Teknologi Cerdas untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Industri di Era Transformasi Digital”.

Baca Juga : Digitalisasi, Pacu Daya Saing Logistik

Arnes mengatakan, melalui kegiatan Business & Technology Matching itu, berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, praktisi industri, entrepreneur dari start up, akademisi terutama dari politeknik di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, Swiss German University, dan para stakeholder lainnya dapat melakukan kolaborasi.

“Kolaborasi itu berkaitan denga penelitian dan pengembangan teknologi terutama yang terkait dengan teknologi Industri 4.0,” ujar Arnes.[syf]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *