Bikin Performance Logistik RI Makin Jeblok, Aptrindo Minta tak Ada Pembatasan Trucking Saat Nataru

  • Share
Gemilang Tarigan, Ketum DPP Aptrindo

LOGISTIKNEWS.ID – Pengusaha truk yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) sangat keberatan  jika dilakukan pembatasan operasional truk logistik yang angkut ekspor impor pada masa Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan, mengemukakan asosiasinya telah menerima pemaparan dari Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub mengenai rencana pengaturan atau kebijakan penyelenggaran transportasi dalam rangka Nataru tersebut.

“Pasalnya, kalau sampai angkutan ekspor impor juga dibatasi, kami (Aptrindo) menolak keras hal itu,” ujar Gemilang kepada Logistiknews.id, pada Selasa (24/10/2023).

Dia mengungkapkan sikap Aptrindo yang menolak hal itu setelah asosiasinya melakukan kordinasi internal dengan sejumlah pengurus Aptrindo di daerah lainnya, termasuk di DKI Jakarta.

Gemilang mengatakan, kebijakan pembatasan operasional truk logistik yang kerap kali dilakukan pada saat Lebaran (Idul Fitri) maupun Nataru, selain merugikan para pelaku usaha logistik, kebijakan seperti itu juga hanya cenderung menganak emaskan angkutan penumpang.

“Padahal kegiatan logistik merupakan urat nadi perekonomian nasional. Kalau kebijakannya dari tahun ketahun selalu seperti itu (dengan membatasi operasional trucking) bagaimana kita mau mendongkrak performance indeks logistik nasional ?,” tanya Gemilang.

Ketua Umum Aptrindo juga menegaskan persoalan perfotmance logistik Indonesia bukan cuma diukur dengan parameter ketersediaan infrastruktur atau prasarana transportasinya semata, tetapi bagaimana kegiatan atau layanan logistik itu bisa berjalan terus tanpa hambatan atau adanya pembatasan sehingga layanan logistik nasional bisa kompetitif.

Sebagaimana diketahui, World Bank telah merilis bahwa logistics performance index (LPI) Indonesia  menempati peringkat ke 63 dari total 139 negara yang dikaji dengan skor LPI 3,0. Catatan tersebut mengalami penurunan 17 peringkat dibandingkan pada 2018 saat Indonesia menduduki urutan ke-46 dengan skor LPI 3,15.

Kinerja LPI itu dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing.

Terbitan LPI oleh World Bank yang dirilis 21 April 2023 itu merupakan penyajian data yang dikumpulkan dari 139 negara pada paruh kedua tahun 2022, atau lebih sedikit ketimbang LPI tahun 2018 yang mencapai 160 negara. Namun pada tahun 2020, Bank Dunia tidak merilis LPI.

“Jadi kami berharap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bisa mempertinbangkan masukan para pengusaha truk logistik agar kebijakan yang akan diambil pada saat Penyelengaraan Transportasi Nataru tidak berdampak pada terganggunya kelancaran arus logistik nasional khususnya ekspor impor,” ucap Gemilang.

Dia mengemukakan, dalam Time Line Penyelenggaran Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) yang disampaikan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, disebutkan bahwa puncak arus mudik akan terjadi pada Jumat 22 Desember 2023, kemudian puncak arus balik pada 26 Desember 2023, dan prediksi puncak arus mudik kedua akan terjadi pada 29 Desember 2023, serta prediksi puncak arus baliknya akan terjadi pada 1 Januari 2024.

Adapun pengaturan layanan transportasi selama Masa Nataru 2023/2024 akan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) di masing masing moda.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *