LOGISTIKNEWS.ID – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta bersama dengan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok, memberikan pelatihan teknologi CEISA 4.0 kepada perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) anggota DPW ALFI DKI Jakarta.
CEISA atau Customs-Excise Information System and Automation merupakan sistem kepabeanan dan cukai berbasis IT untuk memberikan layanan kepada pengguna jasa di Bea Cukai.
Seiring berkembangnya teknologi saat ini, Bea Cukai meluncurkan portal Ceisa 4.0, yakni suatu sistem yang digunakan untuk membuat dokumen pabean pengganti modul aplikasi seperti Pemberitahuan Impor Barang (PIB), Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Tempat Penimbunan Berikat (TPB).
Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Adil Karim mengatakan, ALFI sebagai pelaku usaha logistik sangat mendukung perkembangan teknologi tersebut.
“Apalagi CIESA 4.0 juga akan dimandatorikan pada akhir bulan Nopember 2023. Dimana ada perubahan modul lama ke webbased CIESA 4.0. Dan hal ini mesti tersosialisasikan sebaik-baiknya kepada pengguna jasa atau stakeholders,” ujar Adil Karim saat memberikan sambutan pada kegiatan pelatihan teknologi CEISA 4.0 kepada sekitar 500 perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) anggota DPW ALFI DKI Jakarta, pada Selasa (21/11/2023).
Para perusahaan anggota ALFI DKI yang mengikuti pelatihan itu mayoritas berkecimpung di Pelabuhan Tanjung Priok maupun Bandara Soeta. Adapun trainernya melibatkan KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok maupun Tim IKC Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu.
“ALFI mengapresiasi KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok serta Tim IKC Ditjen Bea dan Cukai atas kerjasama pelaksanaan pelatihan ini. ALFI DKI sangat mendukung progtam pemerintah terkait dengan CEISA 4.0,” ucap Adil.
Dia mengatakan, dengan adanya pelatihan ini maka pelaku usaha anggota ALFI DKI bisa memberikan masukan guna meminimalisir jika ada kendala saat mandatori CEISA 4.0 dilaksanakan sehingga bisa mengurangi resiko (trouble) dilapangan.
Pasalnya, imbuh Adil, beberapa kali sistem CEISA sempat mengalami kendala, dan untuk itu kedepannya harus ada contigency plan jika persoalan serupa terjadi kembali.
“Sebab aktivitas logistik di Pelabuhan Tanjung Priok maupun Bandara Soeta itu sebagai pintu gerbang ekonomi dan kalau ada masalah disitu bisa menimbulkan biaya tinggi logistik yang berimbas pada ekonomi nasional,” ucap Adil Karim.
Untuk itu, kata Adil, pelatihan secara langsung (ofline) ini guna mengantisipasi supaya tidak terjadi keterlambatan dan hambatan karena CEISA 4.0 adalah hal yang baru bagi pelaku usaha logistik.
“Sebelumnya ALFI DKI juga telah melakukan pelatihan secara online dan bertahap yang telah diikuti sekitar 1000-an peserta. Dan pelatihan ofline kali ini sebagai penutup untuk pemantapannya,” ujar Ketua ALFI DKI.
Adil menegaskan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja DPW ALFI DKI dalam memberikan insight kepada anggota prihal pelaksanaan atau mandatori CIESA 4.0 dalam waktu dekat. Hal ini guna memperlancar arus logistik maupun barang ekspor impor.[redaksi@logistiknews.id]