LOGISTIKNEWS.ID – Sejumlah isu menjadi sorotan redaksi sepanjang pekan lalu (10-16 Juni 2024) yang mendapat perhatian pembaca redaksi Logistiknews.id. Berikut selengkapnya.
KEK Tanjung Sauh
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh di Pulau Tanjung Sauh, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, <span;>memiliki rencana bisnis produksi dan pengolahan, pengembangan energi, serta logistik dan distribusi.
Di KEK ini juga bakal dikembangkan industri komponen elektronik (PCB, RFID, GPS, CCTV, dan Semikonduktor), serta industri perakitan produk elektronik.
Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, mengungkapkan, dari segi pelabuhan, keberadaan pelabuhan di KEK Tanjung Sauh di antara Batam dan Bintan menjadi jembatan penting untuk mobilisasi logistik antara Kepulauan Riau dengan pasar nasional dan dunia internasional.
“KEK Tanjung Sauh juga akan berperan sebagai gateway port yang modern, mampu menampung hingga 5 juta TEUS, dan menjadi pusat logistik di wilayah antara Batam dan Bintan,” ujarnya, melalui keterangan resmi dikutip Rabu (12/6/2024).
Sebagai informasi, Presiden RI Joko Widodo telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2024.
KEK yang berada di Pulau Tanjung Sauh, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau tersebut memiliki luas 840,67 hektare. Penetapan KEK Tanjung Sauh dilakukan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja, pengembangan wilayah kota Batam dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah dan ekonomi nasional.
“Dengan pengembangan KEK Tanjung Sauh, diharapkan akan mendorong daya saing Indonesia, sekaligus memberikan dampak signifikan bagi perekonomian wilayah melalui penerimaan investasi mencapai Rp199,6 triliun dan penciptaan lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung, sebesar 366.087 orang ketika beroperasi penuh selama 30 tahun,” ucapnya.
Edwin menjelaskan, pengembangan kawasan yang berjalan optimal diharapkan akan mampu berkontribusi pada PDRB Kepulauan Riau mencapai Rp166,81 triliun secara kumulatif.
“KEK Tanjung Sauh memiliki komitmen realisasi investasi Rp199,6 triliun dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 366.087 orang hingga 2053,” paparnya.
Bidang Energi
Edwin memaparkan, KEK Tanjung Sauh juga akan menjadi pusat riset dan pengembangan bidang energi, sekaligus menjadi produsen dari energi alternatif, energi terbarukan dan energi primer, yang digadang-gadang akan memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga di Batam-Bintan.
Dengan diterbitkannya PP Nomor 24 Tahun 2024 itu, maka sudah terdapat 21 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia, dan telah mencatatkan investasi sebesar Rp187,5 triliun dengan penciptaan tenaga kerja 126.506 orang hingga Maret 2024.
Pengembangan KEK secara umum bertujuan meningkatkan investasi, ekspor, substitusi impor, menciptakan lapangan pekerjaan, membuat model terobosan pengembangan kawasan melalui pengembangan industri dan jasa.
“Adapun yang disasar adalah industri berdaya saing global, jasa pariwisata bertaraf internasional, jasa pendidikan dan kesehatan, serta ekonomi digital,” ucap Edwin.
KADIN Usulkan Evaluasi Cuti Bersama
Dunia usaha mengusulkan supaya Pemerintah mengevaluasi kembali kebijakan mengenai cuti bersama demi mempertahankan produktivitas tenaga kerja (SDM) maupun industri nasional yang bergantung pada ketersediaan rantai pasok atau supply chain.
Wakil Ketua Umum Kordinator bidang Organisasi, Hukum & Komunikasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, mengemukakan, sepanjang tahun 2024 ini saja terdapat sejumlah hari libur nasional dan cuti bersama di Indonesia yang telah ditetapkan Pemerintah.
“Kami memahami hal ini tentunya sebagai cerminan dari toleransi dan kebersamaan antar umat beragama di Tanah Air. Kebijakan ini memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh warga negara untuk merayakan hari besar agama mereka masing-masing,” ujar Yukki melalui keterangan resminya pada Selasa (11/6/2024).
KADIN yang mewakil dunia usaha, imbuhnya, turut menghargai keberagaman ini karena menciptakan harmoni sosial yang penting bagi stabilitas nasional yang turut menjaga iklim usaha yang kondusif.
Namun, kata Yukki, bagi dunia usaha, pihaknya juga menekankan arti penting produktivitas bagi para pekerja untuk membantu menjalankan operasi bisnis.
Dalam konteks ini, pemerintah telah memberikan fleksibilitas kepada perusahaan untuk turut ambil bagian dalam kebijakan cuti bersama sesuai dengan kebijakan internal masing-masing dengan mempertimbangkan kebutuhan operasional usaha.
“Dengan demikian, perusahaan dapat mempertahankan tingkat produktivitas yang optimal sekaligus juga tetap menghormati hak karyawan untuk merayakan hari raya mereka,” ucap Yukki.
KADIN menilai, implementasi sejumlah cuti bersama yang dilakukan juga perlu ditinjau kembali dengan mempertimbangkan berbagai dampak dan aspek manfaat, khususnya apakah memengaruhi produktivitas dari para pekerja yang dapat berdampak pada terhambatnya aktivitas sektor tertentu yang bergantung dari sisi rantai pasok atau supply chain.
“Oleh karena itu, pemerintah juga perlu mengevaluasi pemberlakuan cuti bersama tersebut,” tegas Yukki.
SKB 3 Menteri
Pemerintah telah menyepakati dan menetapkan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 melalui SKB 3 Menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Penetapan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024 dimaksudkan sebagai pedoman bagi masyarakat, pelaku ekonomi, dan pihak swasta untuk merancang aktivitasnya untuk tahun depan. Penetapan hari libur nasional dan cuti bersama 2024 juga bakal menjadi rujukan buat kementerian/lembaga dalam merancang program kerja selama setahun mendatang.
Untuk 2024 pemerintah memutuskan 27 hari libur nasional dan cuti bersama yakni libur nasional 17 hari dan cuti bersama 10 hari. Berikut perincian hari libur dan cuti bersama tahun 2024.
FIATA-RAP Usung Logistik Berkelanjutan
Pelaku usaha logistik dan forwarder dunia yang tergabung di Federasi Internasional Asosiasi Freight Forwarders Regional Asia Pasifik (FIATA RAP) dan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) akan berkumpul di Nusa Dua Bali, pada 11-12 Juli 2024.
Kegiatan dalam rangka pertemuan tahunan FIATA RAP yang bertema “Sustainable Logistics: Prioritizing Digital Transformation & Human Capacities” tersebut bakal membahas berbagai isue terkini mengenai perkembangan bisnis logistik global yang cukup menantang di tahun 2024.
Chairman FIATA RAP, Yukki Nugrahawan Hanafi mengemukakan, dalam beberapa tahun terakhir, yakni setelah mengalami perbaikan dari kondisi Covid-19, bisnis mulai pulih dan bahkan terus berkembang.
“Karenanya, seamless logistics connectivity menjadi harapan sekaligus petunjuk arah bagi pelaku penyedia jasa logistik di kawasan Asia Pasifik,” ujarnya melalui keterangan pers, pada Kamis (13/6/2024).
Dia mengatakan, dukungan yang kuat dari para pemerintah di kawasan Asia Pasifik sangat membantu untuk meningkatkan konektivitas para pelaku penyedia jasa logistik antara negara satu dengan negara lainnya.
Dukungan itu, imbuhnya, bisa berupa infrastruktur maupun kebijakan strategi fasilitasi perdagangan dengan menetapkan konektivitas sebagai prioritas.
“Bentuk dukungan fisik dari insfrastruktur logistik yang nyata adalah seperti perkembangan angkutan kereta api dan intermodal serta multimodal di Asia, seperti New International Land-Sea Trade Corridor yang menghubungkan negara-negara ASEAN dan China,” ucap Yukki.
Dia menjelaskan, perkembangan bisnis melalui seafreight dan airfreight bila dihubungkan dengan situasi geopolitik dan tensi perang di sejumlah negara di dunia saat ini, juga dilaporkan telah menyebabkan naiknya biaya pengiriman barang atau freight rate.
Pasalnya disisi lain, banyak airline di Asia Pasifik melaporkan mulainya terjadi pertumbuhan kiriman kargo di tahun 2024.
“Biaya airfreight meningkat di semua regional, khususnya dari Asia Pasifik di mana pertumbuhan permintaan space air kargo meningkat sebesar 14%, terbesar dari semua kawasan. Bahkan pada tahun 2024 Asia Pasifik mencapai kierja terbaik dibandingkan dengan region yang lain di dunia,” ungkap Yukki.
Rapimnas ALFI
Pada tahun ini, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) terpilih menjadi tuan rumah pertemuan dalam rangka meeting tahunan FIATA RAP- UNESCAP di Bali 11-12 Juli 2024 yang akan dihadiri sekitar 250 orang delegasi dari seluruh negara di kawasan Asia Pasifik itu.
Ketua Umum DPP ALFI/ILFA, Akbar Djohan, menyatakan kesiapannya untuk menggelar acara meeting FIATA RAP – UNESCAP 2024 tersebut.
“Harapannya, meeting ini akan meningkatkan kualitas pelayanan dari pelaku jasa logisitk di seluruh kawasan Asia Pasifik dan benar-benar mampu meningkatkan dukungan terhadap perkembangan ekonomi kawasan Asia Pasifik,” ucap Akbar.
Dia mengatakan, bersamaan dengan moment itu, ALFI juga mengagendakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI 2024.
Menurut Akbar, acara ini memberikan gambaran tentang kondisi logistik dan rantai pasok global tahun 2024 serta strategi yang dihadapi oleh lembaga dan pemerintah dalam bentuk kebijakan.
Sekaligus akan membantu pemimpin perusahaan dalam merumuskan strategi bisnis yang efektif di tengah ketidakpastian global di masa depan.
“Acara ini (FIATA RAP) juga menjadi momentum ALFI/ILFA untuk sekaligus menyelenggarakan Rapimnas guna merumuskan strategi baru organisasi dalam mendukung ekosistem logistik di tanah air,” ujar Ketum ALFI.[redaksi@logistiknews.id]