LOGISTIKNEWS.ID – Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah saat ini perlu dilengkapi dengan fasilitas pendukung transportasi dan logistiknya agar lebih efisien.
Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi pemilihan dan keberhasilan pengembangan KITB yang mempunyai beberapa keunggulan dan faktor potensial.
Letak geografis KITB di koridor industri utara Pulau Jawa dengan sejumlah komoditas potensial wilayah sekitarnya, terutama dari industri pengolahan, juga dinilai menjadi keunggulan tersendiri.
“Selain pembangunan dry port untuk memanfaatkan kedekatan dengan jaringan rel dan pelabuhan, juga perlu disiapkan fasilitas logistics centre sebagai shared facilities dan pusat konsolidasi bagi industri di KITB untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan logistik,” ujar CEO SCI, Setijadi, pada Rabu (7/8/2024).
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek strategis maupun teknis serta potensinya, SCI merekomendasikan agar pengembangan KITB berorientasi pada supply and demand untuk komoditas potensial wilayah sebagai strategi pengembangan kawasan industri yang efisien dan berkelanjutan.
Selain itu, imbuhnya, diperlukan strategi peningkatan output, outcome, dan benefit bagi industri dan ekonomi wilayah dan nasional.
Setijadi mengatakan, pengembangan KITB juga mesti mempertimbangkan letak KITB yang dekat dengan infrastruktur logistik (pelabuhan, jalan tol, dan rel), agar fokus untuk peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur, termasuk modernisasi dan pemanfaatan teknologi informasi.
“Tak kalah penting adalah, pemanfaatan teknologi informasi untuk memantau aktivitas logistik dan pergerakan komoditas antar pelaku usaha, termasuk untuk pemantauan secara real-time,” ucap Setijadi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-Juni 2024, komoditas yang diekspor dari Jawa Tengah didominasi industri pengolahan (94,92 persen), diikuti migas (3,40 persen) dan pertanian (1,67 persen) dengan nilai total USD 5.392,14 juta.[redaksi@logistiknews.id]