Ayo Benahi, Biaya Transportasi Masih Sumbang 70% Cost Logistik..!

  • Share
Setijadi, Chairman SCI

LOGISTIKNEWS.ID – Berbagai negara serta lembaga nasional dan internasional merilis potensi resesi global tahun 2023 berdasarkan sejumlah indikator.

International Monetary Fund (IMF), misalnya, telah menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9% pada 2023.

Pelambatan pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat menjadi indikator ancaman resesi itu. Tiongkok, misalnya, pada kuartal II 2022 tumbuh 0,4% (yoy) atau terkontraksi 4,4% dibanding kuartal sebelumnya.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, menyatakan sektor logistik berpotensi berperan penting dalam mengurangi dampak resesi itu terutama berkaitan dengan pelemahan daya beli masyarakat.

“Efisiensi biaya logistik dapat mengurangi potensi kenaikan harga produk dan komoditas yang akan dibeli masyarakat,” ujarnya pada Senin (7/11/2022).

Menurutnya, upaya peningkatan efisiensi logistik perlu difokuskan pada proses transportasi karena biaya transportasi berkontribusi sekitar 70 persen dari biaya logistik total. Sesdangkan komponen biaya logistik lainnya pada proses pergudangan yang lebih terkendali dalam lingkup internal perusahaan.

Untuk itu, imbuhnya, perbaikan transportasi perlu memperhatikan jenis produk/komoditas karena perbedaan kontribusi biaya transportasi terhadap harganya.

“Berdasarkan pengamatan di perusahaan pada beberapa sektor, biaya transportasi terhadap harga jual produk minuman, misalnya, sekitar 3-8 persen,” ucap Setijadi.

Dia menjelaskan, sementara untuk makanan ringan sekitar 10-25 persen dan semen mencapai 15-20 persen. Untuk produk yang bernilai tinggi, nilai perbandingan itu relatif kecil. Misalnya, untuk produk otomotif sekitar 0,5-2 persen dan produk farmasi sekitar 0,5-1 persen.

Setijadi menjelaskan upaya peningkatan efisiensi transportasi dapat dilakukan pada tiga aspek, yaitu people (kompetensi personil), process, dan technology.

Setijadi.mengungkapkan, kompetensi personil tidak hanya mencakup kompetensi teknis untuk aktivitas operasional harian (day-to-day operations), tetapi juga kemampuan manajerial dan strategis, seperti mengidentifikasi dan mengeksekusi peluang bisnis.

Efisiensi juga sangat tergantung dari proses yang harus dipahami secara end-to-end dan komprehensif. Proses konsolidasi, misalnya, sering tidak dipahami sehingga tidak menjadi peluang peningkatan efisiensi itu.

“Selanjutnya, penggunaan teknologi, termasuk teknologi informasi, tidak dapat ditawar lagi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional transportasi,” tuturnya.

Transportasi Makro

Setijadi menabahkan, upaya peningkatan efisiensi transportasi yang dilakukan oleh pelaku industri harus didukung dengan perbaikan dan pengembangan sistem transportasi secara nasional dan melibatkan semua pemangku kepentingan.

Karenaya, Pemerintah agar terus meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk lebih meratakan penyebaran dan meningkatkan kapasitas infrastruktur, termasuk pelabuhan, serta jaringan jalan dan rel.

Di lain pihak, operator infrastruktur logistik harus meningkatkan fasilitas, kapabilitas, dan layanannya.

“Dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia, harus dikembangkan sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai backbone-nya yang terintegrasi dengan transportasi hinterland setiap wilayah,” ucap Setijadi.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *